5 - Biola Berkhianat?

58 24 0
                                    

"Lo besok ada kegiatan apa?" tanya Athan seraya menatap Biola yang kini fokus berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo besok ada kegiatan apa?" tanya Athan seraya menatap Biola yang kini fokus berjalan.

"Sekolah," balas Biola seadanya.

"Maksud gue bukan gitu, pinter!" Athan menarik sehelai rambut gadis itu membuat sang empu membulatkan matanya.

"Sakit, setan!"

Athan terkekeh kecil, "Sorry, gue sengaja. Gue besok mau ajak lo jalan-jalan, gimana?"

Biola menghentikan langkahnya lalu mengerutkan dahinya. "Lo ngajakin gue jalan?"

Athan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Lo nggak sekolah?"

Cowok itu tersenyum simpul lalu menarik tangan Biola menuju kursi kayu yang berada di pinggir jalanan itu.

"Gue nggak sekolah," ujar Athan. Kedua orang itu kini tengah duduk seraya memandang jalanan ramai di depannya.

"Kenapa?"

"Gue berhasil rebut perhatian lo, ya? Sampai lo kepo sama kehidupan gue," ucap Athan menatap Biola lekat.

Biola mendengus lalu menatap ke depan kembali. Mengapa juga ia harus bertanya tentang hal itu.

"Gue nanya bukan berarti gue udah nerima lo sepenuhnya di hidup gue, Than."

"Gue itu tipikal orang yang pilih-pilih kalau temenan. Jadi, kalo lo mau temenan sama gue, lo harus jelasin lo tau gue dari siapa dan kenapa lo mau temenan sama gue," ucap Biola beruntun.

"Mungkin lo bosen denger ini. Tapi gue emang kiriman bokap lo. Gue disuruh bokap lo buat jadi temen lo."

"Gue nggak bisa jelasin apa-apa lagi, Bi. Emang itu kenyatannya."

Biola menolehkan wajahnya. Menatap ukiran wajah Athan yang—ehm terlihat sempurna.

"Ada bukti?" tanya Biola.

Athan menggeleng.

"Lo boong," ucap Biola lalu bangkit dari posisi duduknya. Dengan segera, Athan menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Mau kemana, lo?"

"Balik. Sekali lagi gue ingetin, gue nggak mau temenan sama orang yang nggak jelas," ucap Biola mendengus.

Cewek itu hendak berbalik namun lagi-lagi Athan menarik pergelangan tangan Biola.

"Besok temuin gue di bukit tadi," pinta Athan.

"Sibuk," jawab Biola lalu menepis tangan Athan yang bertengger di pergelangan tangannya. Kaki Biola kembali berjalan, meninggalkan Athan yang kini masih terduduk di kursi panjang itu.

"Bi," panggil Athan. Biola membalikkan badannya.

"Kalo lo besok nggak mau temuin gue di bukit, lo...akan menyesal."

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang