33 - Gerobak Sampah

28 13 10
                                    

Seksrang, di sinilah Biola dan Athan berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seksrang, di sinilah Biola dan Athan berada. Di hamparan tanah dengan langit cerah yang menghiasi beserta angin sepoi-sepoi yang menyelimuti kulit telanjang mereka.

Athan membawa Biola ke lapangan yang letaknya dekat dengan bukit Thanola. Gadis itu kini sudah siap dengan gerobak besar yang berada di belakang punggungnya.

"Lo lucu banget," puji Athan dengan kekehannya.

Biola mendengus sembari memasang ekspresi masamnya. Dirinya kini sudah berdiri di antara sela-sela besi pendorong gerobak yang berisi sampah. Ya, dirinya akan mendorong gerobak tersebut sampai di pembuangan sampah yang ada di ujung sana. Hal ini ia lakukan atas saran dari Athan untuk mendapatkan sejumlah uang.

"Belum apa-apa udah mesem. Inget Bio, hidup ini tentang perjuangan. Lo gak boleh lengah, lo gak boleh nyerah. Gak usah mikir lo bakal capek atau enggak. Yakin aja," ujar Athan serius.

Biola menghela nafas lesu. Membayangkannya saja sudah membuat Biola lelah. Apa iya, dirinya bisa mendorong gerobak sampah itu sampai ujung lapangan tanpa rasa lelah sedikitpun?

"Bio," panggil Athan. Lantas kepala gadis itu menoleh. Seketika tawanya terdengar nyaring kala melihat ekspresi Athan yang kini mirip dengan binatang babi.

"Lo apaan sih kayak gitu!" tawa Biola.

Tak hanya berekspresi macam babi, Athan pun meniru suara binatang berwarna pink itu. Tentu hal itu mengundang gelak tawa Biola.

"Dasar sinting!" ujar Biola di sela-sela tawanya.

Athan menormalkan ekspresinya kembali lalu ikut tertawa. Hatinya menghangat kala melihat tawa lepas dari gadis itu. Ternyata sangat mudah membuat Biola tertawa. Tidak membutuhkan tenaga yang ekstra.

"Udah ketawanya, gue tau gue lucu. Tapi mending sekarang lo mulai dulu dorong gerobaknya," ujar Athan tersenyum menghibur.

Biola menghentikan tawanya. Dia berdeham lalu menatap Athan ragu.

"Bisa, Bio. Gue yakin. Gue temenin deh di samping lo, ya?" ujar Athan meyakinkan.

Biola menghela nafas panjang lalu mengangguk. "Awas lo ninggalin gue!"

Athan terkekeh. "Nggak, Bio. Ayok mulai!"

Perlahan tapi pasti, Biola mulai mendorong gerobak itu dengan kedua tangannya. Posisinya kini Biola berdiri di antara sela-sela pegangan besi untuk mendorong gerobak. Sedangkan Athan ikut berjalan di samping gadis itu, tanpa membantu Biola sedikitpun.

 Sedangkan Athan ikut berjalan di samping gadis itu, tanpa membantu Biola sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang