8 - Gara-Gara Hujan

50 23 1
                                    

Kedua orang dengan pakaian yang basah dan kotor itu berjalan menuju supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua orang dengan pakaian yang basah dan kotor itu berjalan menuju supermarket. Setelah mereka sibuk main hujan beberapa menit lalu, sekarang Biola dan Athan memutuskan untuk menjemput asisten rumah tangga Biola.

"Gara-gara lo, gue jadi gembel!" desis Biola menatap tampilannya sekilas.

Athan terkekeh, "Lo kan emang gembel."

"Gue tendang ya, lo?!" ucap Biola tajam.

Athan menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tertawa. Tangannya terangkat untuk merangkul gadis itu membuat sang empu memutar bola matanya.

"Diem, gak akan ada yang ngeliat kita," bisik Athan tepat di telinga Biola.

Biola menatap beberapa orang yang berjalan dan berinteraksi di sekitarnya. "Gak akan ada yang ngeliat kita? Terus mereka semua apaan, hah?"

"Kata pepatah, dunia itu milik kita berdua. Yang lain ngontrak," bisik Athan kembali dengan wajah tengilnya.

Biola bergidik ngeri lalu melepas tangan Athan yang bertengger di bahunya, "Sinting lo!"

Kaki Biola melangkah cepat meninggalkan Athan yang kini tersenyum seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Banyak orang yang berdiri di depan supermarket, mungkin menunggu hujan berhenti. Padahal kondisinya saat ini hujan sudah mulai reda. Terlihat matahari menampakkan dirinya lagi di awan sana.

"Bi."

Bi Marti menolehkan wajahnya dengan wajah sumringahnya.

"Non Biola?" Sedetik kemudian kerutan di dahinya muncul. Dia bingung dengan kondisi Biola saat ini.

"Non habis darimana? Kok sampai kayak gini?" Bi Marti mengusap wajah Biola yang penuh dengan air. Tangan keriputnya juga mengusap rambut Biola yang basah sempurna.

Hati Biola benar-benar tersentuh karena itu. Dia tidak pernah merasakan dikhawatiri oleh seorang ibu. Dan sekarang asisten rumah tangga nya itu yang melakukannya.

"Non? Aduh malah kayak mau nangis gini atuh." Bi Marti semakin khawatir dengan ekspresi Biola. Padahal Biola bukan sedih tapi dia terharu.

"Biola nggak apa-apa kok, Bi. Ini Biola habis hujan-hujanan sama—"

Ucapan Biola terhenti ketika dirinya menoleh ke belakang. Dahinya mengerut, kemana perginya Athan?

"Cari siapa, Non?" Bi Marti ikut celingak-celinguk.

"Non?" panggil Bi Marti memegang tangan milik Biola.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang