1- Cowok Aneh

196 40 10
                                    

"Idung mancung, tapi nggak juga sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Idung mancung, tapi nggak juga sih. Tapi iya! Terus rambut kecoklat-coklatan, bibir agak tipis warnanya mmm merah muda sih. Kok ganteng ya? Lucu juga. Tap-ah, nggak! Ada yang kur-"

"WOY!"

"IH NGAGETIN LO!" ketus gadis yang sejak tadi menimang-nimang objek cowok untuk lukisannya.

Arbel tertawa, "Lagian ngelamun mulu lo. Siang bolong gini mending ngantin daripada ngelamun gak jelas."

"Gue gak ngelamun!" bantah Biola-cewek dengan kanvas berukuran cukup besar di pangkuannya.

Arbel-teman dekat Biola, mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan dan mencermati kanvas kosong milik Biola.

"Ya ampun, Ola!! Lo daritadi pagi diem di sini buat ngelukis, tapi lukisan lo gaib? Etdah sinting ni orang!!!" heboh Arbel.

Pletak

"ANJING!!"

"Lukisan gue gak gaib! Otak lo yang gaib!" balas Biola setelah melempar pensil mengenai dahi Arbel.

"Ssshhh sakit, bego. Hadeh nyesel gue ngatain lo," ringis Arbel seraya mengusap-usap jidatnya.

"Loly sama Kezy, mana?!"

"Giliran mereka aja, lo tanyain," dengus Arbel.

"Di kantin," lanjutnya.

Biola mengerjabkan matanya lalu memeluk kanvas miliknya. Ia bangkit dan hendak berjalan keluar dari kelas namun Arbel menahan lengannya.

"Apalagi sih, Arbel?!"

"Ck, lo balik lagi dong kayak dulu, La. Perasaan lo dulu gak galak, gak jutek. Tap-"

"Gue masih gue yang dulu," singkat Biola.

"Lepasin," lanjut Biola tajam.

"Ck yaudah iya. Itu lo dipanggil pak satpam, katanya ada yang nyariin lo."

Biola menatap Arbel lekat, "Siapa?"

"Mana gue tau. Samperin aja dah."

Biola mendengus lalu berlari menuju gerbang utama SMA Cakrawala dengan kanvas yang setia berada di pelukannya. Bola mata coklat itu menelisik ke arah pos satpam.

"Neng Biola?" tanya satpam SMA Cakrawala tiba-tiba.

Biola mengangguk dengan wajah datar.

"Silahkan, saya beri waktu lima menit untuk menemui tamunya."

Biola meneguk saliva nya lalu berjalan keluar gerbang. Seumur-umur, Biola tak pernah menerima tamu seperti ini. Bahkan sewaktu pembagian rapor pun, Bi Marti-asisten rumah tangganya yang mewakilkan mama dan papanya. Nanti Biola jelaskan tentang kedua orang tuanya.

"DOR!"

Biola sedikit terperanjat ketika seorang cowok berperawakan tinggi di depannya mengejutkannya secara tiba-tiba.

"Elo?!"

Cowok itu nyengir kuda, "Kenal gue?"

"Elo cowok yang ada di bayangan gue buat ngelukis tadi kan?!"

Cowok itu mengerjabkan matanya, "Kapan?"

"LO SIAPA?!"

"Lah katanya gue cowok yang ada di bayangan lo," ucap cowok itu aneh.

"Nama lo!"

"Athan."

"Gue gak kenal. Minggir!"

"Heh gue ke sini mau ketemu lo."

"Gue? Ngapain? Kita nggak kenal!"

"Gue suruhan papa lo. Buat jadi temen lo. Karena kata Om Alvian, selama nyokap bokap lo kerja, lo sering sendiri kan?"

"Papa?" gumam Biola

-♡♡♡-

Ala's note :See u di next chapter!🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ala's note :
See u di next chapter!🌸

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang