27 - Tak Terduga

28 16 2
                                    

Perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta cukup melelahkan bagi para peserta dan pembina yang mengikuti perlombaan di pentas seni SMA Kertabangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta cukup melelahkan bagi para peserta dan pembina yang mengikuti perlombaan di pentas seni SMA Kertabangsa. Mereka menggunakan dua bus sekolah untuk pergi menuju tempat perlombaan. Tak butuh waktu terlalu lama, dua bus sekolah sudah sampai di tempat penginapan hanya dengan menempuh waktu delapan jam.

Para peserta diberi kamar penginapan dengan satu kamar masing-masing berisi dua orang murid. Sedangkan para pembina yang terdiri atas empat orang, menempati kamar masing-masing sendiri.

"Ly," ujar Biola membuat Loly menatapnya kilas sembari merapikan kasur yang akan ditempatinya dengan Biola.

Ya, Biola satu kamar dengan Loly. Sedangkan Arbel dengan Kezy. Tentu hubungan Biola dan Loly belum membaik. Loly masih menganggap jika Biola benar-benar berkhianat semenjak gadis itu datang bersama Askal, Azka, dan Farel ketika akan berlatih di sekolah.

"Ly. Lo masih marah sama gue?" tanya Biola hati-hati.

Loly menulikan pendengarannya, dia merebahkan tubuhnya di kasur sembari menatap fokus ponselnya.

Biola menghela nafas. Dia mendekati Loly. "Jangan cuekin gue. Lo salah paham, Ly."

"Gue nggak seperti apa yang lo kira," jelas Biola namun Loly tetap pada pendiriannya, tidak mengindahkan ucapan Biola.

"Kalian salah paham. Gue gak ada hubungan apapun sama Askal." Biola menghela nafas lelah. Gara-gara laki-laki itu, persahabatannya kini berada di ujung tanduk.

"Waktu hari libur latihan ke sekolah, gue gak sengaja ketemu Azka. Dia maksa buat berangkat bareng, gue udah nolak tapi dia tetep maksa. Akhirnya gue ikut dia. Dan di parkiran, gue ketemu Kak Adam, Askal, dan Farel. Jadi tanpa sengaja kita jalan bareng masuk ke sekolah," jelas Biola panjang lebar. Bukannya mendengarkan penjelasan Biola, Loly malah tersenyum menatap ponselnya.

Biola mencoba tetap sabar. Dia menatap langit-langit kamar penginapan lalu menghembuskan nafasnya panjang.

"Kak Adam juga waktu itu mau ketemu lo. Lo udah ketemu sama dia?" tanya Biola.

Lagi dan lagi, Loly tidak menanggapi keberadaannya. Kali ini Biola menyerah. Gadis itu kembali merebahkan dirinya di samping Loly yang kini sibuk sendiri.

Biola tidak tahu lagi harus bagaimana untuk membujuk teman-temannya. Memang sepertinya, persahabatan mereka harus hancur karena sebuah kesalahpahaman. Biarlah, sepertinya memang begitu takdirnya.

"Gue tidur duluan, Ly. Selamat malam," ujar Biola lalu mengubah posisinya menyamping ke arah pintu.

Loly melirik Biola sekilas lalu menatap ponselnya kembali. Dia sibuk bertukar cerita dengan Arbel dan Kezy melalui grup chat baru yang tentunya tak ada Biola di grup tersebut.

Berbeda dengan kegiatan Loly saat ini, Biola malah menatap kosong dinding kamarnya itu. Dia tidak mengantuk sama sekali. Pikirannya saat ini sangat penuh. Tentang masalahnya dengan ketiga temannya, tentang Athan yang benar-benar menghilang, tentang kedua orang tuanya yang tak memperdulikannya, dan tentang bagaimana Biola bisa bertahan hidup.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang