20 - Perihal Berpisah

29 17 14
                                    

"Bio, kalo itu keputusan lo, gue terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bio, kalo itu keputusan lo, gue terima. Tinggalin gue di sini dan gue akan menghilang dari hidup lo."

"Tapi, sebelum lo pergi, gue boleh peluk lo nggak sebagai tanda kita pernah bersama?" teriak Athan lagi.

Athan menatap harap gadis yang membelakanginya sembari berdiri berjarak beberapa meter di hadapannya. Athan juga dapat melihat jelas, jika bahu Biola bergetar.

"Bio! Gue nyakitin lo, ya?" tanya Athan sedikit keras agar suaranya tak terkalahkan oleh derasnya hujan.

Biola tak mampu membuka mulutnya walaupun hanya satu senti. Rasa sakit di hatinya tiba-tiba menjalar. Biola benci keadaan seperti ini. Keadaan di mana ia harus melepaskan seseorang yang menurutnya cukup berarti di hidupnya.

Kalian terkejut? Pasti. Tapi jangan salah paham, Biola memang mulai bisa menerima kehadiran Athan di hidupnya, namun bukan berarti rasa asing terhadap Athan itu sudah pudar dari dalam dirinya.

"BIO! KOK GAK JAWAB SIH?" teriak Athan. Merasa diabaikan oleh gadis itu, dengan cepat langkah besar Athan berlari mendekati Biola.

Cowok itu sedikit menyipitkan matanya ketika rintik hujan menghujam kedua matanya. Dia berdiri di depan Biola yang kini sibuk menangis.

Meskipun hujan sudah membantu Biola untuk menyembunyikan tangisannya, namun Athan tetap bisa melihat bahwa gadis di depannya kini sedang meluapkan emosinya dengan tangisan.

"Bio." Athan memegang lengan atas Biola.

Tak bergeming, gadis itu tetap pada kegiatan awalnya. Menangis sembari menunduk. Tak ada suara isakan, mungkin karena air hujan berhasil menutupi suara isakan Biola.

Athan menghela nafas panjang. "Bio, gue minta maaf kalo gue bikin lo luka."

"Tapi suer, gue gak niat kayak gitu. Gu—"

"Lo harus pergi, Than," ujar Biola pelan, membuat ocehan Athan terhenti seketika.

Cowok itu mengerjapkan matanya sembari mengusap pandangannya yang tiba-tiba buram karena air hujan.

"Lo nyuruh gue pergi itu serius?" tanya Athan. Dia kira, Biola hanya berpura-pura menyuruhnya pergi. Namun ternyata, ucapan Biola beberapa detik lalu mampu membuat harapan Athan runtuh seketika.

Biola mengangguk tanpa mendongakkan wajahnya. Melihat anggukkan Biola tanpa keraguan membuat Athan menatap gadis itu tak percaya.

"Gue gak mau, Bi," ujar Athan.

"Gue gak mau ninggalin lo. Gue ... gak mau lo nyakitin diri sendiri lagi," lanjutnya.

Athan terdiam selama beberapa detik untuk memberi ruang agar gadis itu berbicara. Namun ternyata, Biola malah terdiam sembari memainkan tanah yang basah dengan sepatu yang dipakainya.

"Lo bahkan gak nyadar, 'kan, kalo lo udah lama nggak sayat lengan lo lagi," ujar Athan. Hal itu membuat Biola berpikir, mencoba mengingat. Dan setelah diterawang lebih jauh, ternyata perkataan Athan benar.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang