31 - Kebahagiaan Baru

28 14 10
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, Biola mengawali kegiatannya dengan menatap dirinya sendiri melalui pantulan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi hari yang cerah ini, Biola mengawali kegiatannya dengan menatap dirinya sendiri melalui pantulan cermin. Ekspresi Biola terlihat berbeda. Tak ada satupun titik kesedihan di wajahnya. Entahlah, Biola merasa bahwa kembalinya Athan ke kehidupannya membuat hatinya terasa damai.

Rasa cemas dan kesedihan yang sering ia alami seketika sirna saat cowok itu memperlihatkan tawanya lagi. Athan benar-benar bisa membuat perubahan yang lebih baik dalam hidup Biola.

Cklek

"Non?"

Biola membalikkan badannya. Senyumnya terukir di bibirnya hingga membuat Bi Marti terpaku sesaat. Bukan karena Bi Marti menyukai anak majikannya itu, namun senyum Biola ini terlihat berbeda. Senyum itu, senyum yang selalu Biola tampilkan saat sebelum kedua orang tuanya pisah, atau dalam kata lain saat keluarganya masih harmonis.

"Non, baik-baik aja, 'kan?" tanya Bi Marti melangkah mendekati Biola.

Gadis dengan rambut dikuncir satu itu menganggukkan kepalanya. "Biola baik-baik aja. Kenapa?"

Bi Marti menerbitkan senyum bahagianya lalu memeluk gadis itu sesaat.

"Bibi seneng, Non Ola udah bisa senyum lagi," ujar Bi Marti dengan ekspresi senang.

Biola terkekeh ringan. "Iya, sebenarnya masih sama aja sih kayak kemarin-kemarin."

"Tapi Non Ola bisa senyum lagi. Bibi jadi seneng!" antusias Bi Marti.

Biola hanya menanggapinya dengan senyuman. Memang benar, senyuman yang ia tampilkan kali ini bukan senyuman palsu yang sering ia perlihatkan. Biola merasa bahwa kali ini dia merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya lagi setelah sekian lama.

"Gini terus ya, Non. Kan jadi cantik! Bibi suka lihatnya!" ujar Bi Marti sembari mencubit kecil pipi Biola. Hal itu membuat Biola meringis seketika. Bi Marti terkejut dengan reaksi gadis itu.

"Eh, Non kenapa? Bibi terlalu kencang ya? Maaf, Non," ujar Bi Marti khawatir.

Biola memegang pipi memarnya yang sempat dicubit Bi Marti sesaat lalu tersenyum kembali. "Nggak kok. Ini Biola habis kebentur sama dinding, jadi agak sakit."

"Loh memar? Bibi baru tau. Maaf, Non," ujar Bi Marti lesu.

Biola mengembalikan posisi tangannya ke samping badannya. "Udah, nggak apa-apa, Bi."

"Lagipula ini udah sembuh kok," lanjutnya.

"Beneran, Non?" tanya Bi Marti dengan ekspresi muramnya.

Biola memperlihatkan senyumnya lagi. "Iya, udah ya jangan merasa bersalah. Ini bukan salah Bibi kok."

Bi Marti mengangguk-anggukkan kepalanya sembari menetralkan ekspresinya lagi.

"Eh tapi Bibi jadi penasaran, Non Ola kok bisa sesenang ini lagi sih?" tanya Bi Marti.

"Hah? Nggak, Bi. Ini Biola sama aja kok kayak biasanya," balas Biola.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang