"Bi."
"Biola."
"Biola Arisha."
"Biola Arisha cantik ...."
Hembusan nafas lelah terdengar dari mulut cowok itu. Sedari tadi, ia memanggil nama gadis di sampingnya, namun sang empu tak mengindahkan ucapannya. Biola terus-menerus menatap rumput hijau dengan pandangan kosongnya.
"Biola. Lo udah diem berapa lama? Apa nggak capek kita saling diem gini?" tanyanya menatap Biola.
Cowok dengan pakaian santainya itu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Setelahnya, dengusan kasarnya terdengar menghiasi keheningan malam di bukit itu.
"Biola. Gue udah nggak bisa diem-dieman gini. Lo harus balik, udah tengah malam banget ini. Ayok gue antar," ujarnya sembari memegang tangan Biola. Namun gadis itu sama sekali tidak bergerak. Bahkan untuk meliriknya pun enggan.
"Biola," panggil cowok itu.
"Ola."
Biola menolehkan wajahnya dengan tatapan tajamnya. "Ola? Lo panggil cewek sinting itu hah?!"
"Buset, Bi! Lo ngagetin gue!" Bagaimana tidak terkejut, Biola secara tiba-tiba berbicara dengan nada tinggi kepadanya setelah berjam-jam tidak membuka suara.
Biola memutar bola matanya lalu menatap rerumputan kembali. Cowok yang berada di samping Biola hanya menghela nafas kembali melihat perilaku gadis itu.
"Ay—"
"Gue nggak mau pulang, Than. Lo aja, gue nggak," ujar Biola memotong ucapan Athan.
"Udah jam satu malam, Bi. Lo nggak takut diem di sini terus?"
Biola menggeleng cepat sebagai respon.
"Terus lo mau gimana? Gue antar ke rumah temen lo, ya?" tanya Athan.
"Gak punya temen," jawab Biola.
Ah, mengapa Athan lupa? Iya, Biola kan dijauhi oleh teman-temannya.
"Terus mau gimana? Ud—"
"Ck! Ribet banget sih lo, Than! Lo kalo mau balik, balik aja nggak usah ngajak gue!" ketus Biola kesal.
"Bi ...."
"Bukan kayak gitu. Lo cewek, lo nggak boleh sendirian tengah malam gini," ujar Athan memberi penjelasan.
"Bodo," balas Biola sewot.
"Bi—"
"Ck!" Biola membalikkan badannya sepenuhnya menghadap Athan. "Jadi cowok peka kek! Ya nginep lah di sini temenin gue!"
Athan mengerjapkan matanya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Camping maksud lo?"
"IYA!" jawab Biola nge-gas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]
Teen Fiction27 November "Kita itu beda." "Maksud lo?" "Kita senafas tapi tak selaras." "Dih apa si?" "Kita sedetak tapi tak sedetik." "Ya gue tau lo kan setan!!" "Ola, gue harap lo selalu kayak gini." Biola menatap iris mata cowok itu. "Meskipun nanti lo harus...