11 - Insiden Botol Minum

45 21 1
                                    

"Bio, gue ikut ya?" tanya Athan dengan mata berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bio, gue ikut ya?" tanya Athan dengan mata berbinar.

Biola menepis jari-jari Athan yang terus memegang lengannya. "Kalo lo maksa gini, mending lo pulang!"

Athan mendengus, "Yaudah gue tunggu di sini."

Biola tersenyum miring lalu menepuk-nepuk kepala cowok itu, "Good boy."

Setelah itu, Biola mengambil kunci lokernya lalu mendekat ke arah telinga Athan. "Dari kemarin kek gak nyusahin gini."

Kaki Biola mulai melangkah meninggalkan kelas setelah berbicara demikian. Asal kalian tahu, Athan baru terbangun dari tidurnya pada jam waktu pulang tadi. Iya, guru tak ada yang masuk ke kelas Biola. Dan selama itu juga tak ada yang menyadari kehadiran Athan, karena cowok itu tertidur di bawah meja milik Biola dengan Biola yang menghabiskan waktunya untuk melukis ketika cowok itu tertidur.

Hingga saat ini, Athan harus menunggu di ruangan kelas yang hanya ada dirinya. Biola tidak membolehkan dirinya ikut pergi ke ruang Caramello untuk menghadiri kegiatan ekstrakurikuler.

"Biola!"

Gadis dengan setelan cheers yang sudah melekat di tubuhnya itu membalikkan badannya. Kedua alisnya terangkat sempurna.

"Tadi Bu Hani bilang, lo disuruh ke aula," ujar seorang murid yang juga memakai pakaian sama seperti Biola.

Biola menganggukkan kepalanya, "Makasih."

Setelahnya Biola berjalan menuju aula yang letaknya di lantai dua. Biasanya, jika diperintahkan untuk ke aula begini, berarti ada suatu hal yang harus dibicarakan.

Biola mengulum bibirnya lalu memasuki aula yang ditujunya. Beberapa orang sudah duduk di meja yang ada di aula tersebut. Jika diperhatikan, murid yang ada di aula hanyalah murid yang menjabat sebagai ketua ekstrakurikuler dan organisasi. Sepertinya akan ada event di sekolah mereka.

"Oke, berhubung semua ketua ekstrakurikuler dan organisasi sudah berkumpul. Ibu akan memulainya," ujar seorang wanita yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan.

"Ada dua hal yang ingin ibu bicarakan. Pertama, sekolah kita diundang untuk menghadiri perlombaan di Pentas Seni SMA Kertabangsa. Kedua, Lomba Melukis tingkat Provinsi yang diadakan tiap satu tahun sekali akan segera dilaksanakan."

"Untuk itu, Ibu mau kalian sebagai ketua ekstrakurikuler dan organisasi agar berpartisipasi dalam Pentas Seni tersebut dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Dan untuk yang lomba melukis tingkat provinsi, minimal sekolah harus mengirimkan satu orang murid. Dan ibu sudah memilih siapa yang akan ikut berlomba."

Seketika terdengar suara bisikan-bisikan di aula tersebut. Kebanyakan dari mereka menebak-nebak siapa yang akan mewakili sekolah untuk lomba melukis. Karena biasanya sekolah mereka pasti akan menjuarai perlombaan tersebut. Makanya murid yang dipilih pasti bukan orang sembarangan.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang