35 - Fahira dan Lukisan

26 16 6
                                    

"Than? Lo kenapa?" tanya Biola ketika melihat buliran keringat mengalir di pelipis Athan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Than? Lo kenapa?" tanya Biola ketika melihat buliran keringat mengalir di pelipis Athan.

Athan berdeham kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. Meski begitu, raut wajahnya masih tetap sama, terkejut sekaligus tegang.

"Kenapa sih?" tanya Biola dengan rasa penasaran yang memupuk.

Tanpa disadari keduanya, anak kecil bernama Fahira itu sudah berhenti menangis dan malah mengamati interaksi dua orang dewasa di sampingnya itu.

"Nggak," ujar Athan dengan nafas tertahan.

"Fahira siapa? Nama pacar lo juga? Atau dia ini siapa lo?" tanya Biola beruntun lalu menunjuk bocah kecil itu.

Athan menghela nafas panjang lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Biola yang melihat itupun semakin bingung sekaligus penasaran dibuatnya. Athan ini terlihat seperti orang yang frustasi.

Akhirnya, Biola memutuskan untuk beranjak mendekati Athan. Kedua kaki putihnya itu berjongkok di depan Athan. Tangan kanannya melayang memegang salah satu lengan cowok itu. Berharap Athan mau bercerita tentang perubahan ekspresinya saat ini.

"Lo kenapa, Than? Lo kayak orang kaget tahu gak?" tanya Biola.

Athan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya secara perlahan. Buliran keringat semakin memenuhi pelipisnya.

"Athan! Jangan buat gue panik dong. Lo kayak gini seakan membuat gue merasa bersalah tau gak?" tanya Biola dengan nada meninggi.

Athan diam. Tidak merespon. Cowok itu tetap pada posisinya.

"Than!" bentak Biola sembari mengguncang lengan kekar Athan.

"WLE! GUE GAK APA-APA! AHAHAHAHAHA," ujar Athan sembari memasang ekspresi meledek.

Biola mendengus lalu memutar bola matanya. "Gak lucu tau gak?!"

Kaki Biola kembali melangkah untuk duduk di samping gadis kecil yang kini tengah menatapnya itu.

"Eh ni bocil udah gak nangis lagi," ujar Athan memperhatikan Fahira yang kini seakan tak mendengarkan ucapannya.

"Mau Kakak antarin pulang, Dek?" tanya Biola mengelus rambut panjang bocah itu.

Fahira menggelengkan kepalanya. "Nda ...."

"Terus mau gimana?" tanya Biola frustasi. Dirinya sedang kesal karena dijahili Athan tadi. Dan sialnya, cowok itu sekarang malah bersantai mengamati keadaan komplek itu tanpa merasa bersalah kepada Biola.

"Mau ketemu bunda," lirih anak kecil itu.

"Iya, bundanya di mana?" tanya Biola berusaha sabar.

Fahira menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.

"Loh kalo gak tahu, kok bisa Adek di sini?" tanya Biola lagi.

Fahira lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Biola pasrah dengan anak kecil itu. Dia sudah lelah bertanya, namun jawabannya sama sekali tak membantu.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang