23 - Cowok Jahat!

39 20 6
                                    

Kedua mata yang asalnya setia terpejam itu seketika membuka secara perlahan ketika sinar matahari sore menyorot wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata yang asalnya setia terpejam itu seketika membuka secara perlahan ketika sinar matahari sore menyorot wajahnya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit sebuah kamar.

Seiring otaknya tengah mencerna ruangan bernuansa putih itu, kedua tangannya meraba kasur empuk yang kini ia tempati.

Perlahan, kerutan di dahinya terbentuk. Biola bergumam, "Gue di mana?"

Biola mengedarkan pandangannya dengan ekspresi bingungnya. Dia tak ingat dengan apa yang terjadi sebelumnya hingga ia terdampar di tempat asing seperti ini. Yang Biola ingat hanya kejadian ketika ia tengah meminum es kelapa di pesisir pantai sembari memikirkan—

"Papa?!" ujar Biola seketika panik mengingat sang papa yang entah berada di mana.

Biola bangkit dari posisi tidurnya dengan kedua mata yang terpejam kuat. Rasanya, kepalanya sangat sakit. Bahkan jika diilustrasikan, kepala Biola kini seperti ditusuk oleh ribuan belati tajam.

"Ssshhh," ringis Biola mencengkram selimut yang menutupi kakinya.

Gadis itu tak kuat lagi menahan sakit di kepalanya hingga sudut matanya berair. Dia melafalkan segala doa di dalam hatinya agar rasa sakit itu menghilang atau setidaknya memudar.

Cklek

"Ola?!"

Askal terkejut ketika melihat Biola yang kini tengah kesakitan. Dengan cepat, cowok itu berlari mendekati Biola dan menaiki kasur miliknya itu.

"Lo kenapa? Ada yang sakit?" tanya Askal khawatir.

Seketika rasa sakit Biola tergantikan dengan rasa terkejutnya saat ini. Kedua mata yang tadinya terpejam itu kini membuka lebar saat melihat Askal di sampingnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Biola dengan nada jutek.

"Mana yang sakit?" Bukannya menjawab, Askal malah ikut bertanya.

Biola menepis tangan Askal yang bertengger di lengannya. Dia memundurkan posisinya.

"Lo ngapain?!" ujar Biola sedikit teriak. Kedua matanya melihat sekelilingnya. Sial! Dia baru tersadar jika kamar yang ditempatinya kini dipenuhi oleh foto Askal.

"Ola, ini apartemen gue. Dan ya ini kamar gue," ujar Askal santai.

Biola membulatkan matanya mendengar ucapan Askal. Dia melayangkan tangannya menampar pipi cowok itu dengan wajah yang memerah sempurna.

"Lo ngapain bawa gue ke kamar lo?!" teriak Biola menatap benci Askal yang kini memegang pipi sebelah kirinya.

"Ngapain, hah?!"

Askal mengusap pipi kirinya pelan lalu menatap Biola dengan tatapan tegasnya.

"Lo punya gue," ujar Askal tanpa beban.

Satu Tawa Dua Luka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang