part 1

4K 179 32
                                    

Terlihat dari sudut lorong terdapat seorang yang berbadan tinggi namun tidak setinggi dirinya. Ia memerhatikan bagaimana lelaki itu mencengkram kerah baju soso pendek dihadapannya.

"Kau lupa dengan apa yang kukatakan!?"

Pakaian yang ia kenakan sama dengannya. Kemeja putih dengan celana abu panjang.

Perlahan lelaki pendek itu dilempar dan pergi menjauh. Sejujurnya ia ingin menolong tapi melihat mereka yang beramai-ramai membuatmya urung.

Tidak mungkin melawan mereka sendirian apalagi ia hanyalah murid baru yang belum genap seminggu.





"Sepertinya kau terlalu kasar padanya."

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim dan tertutup. Berkumpullah 3 lelaki berbadan tinggi dengam sebatang rokok ditangan mereka.

"Terlalu keras darimana? Kau tau sifat anak itu yang begitu bodoh?," ucapnya sambil menghirup benda berbahaya itu, lalu menghempaskannya membentuk asap hitam diatas kepala.

"Iya tapi bukankah kita sama saja dengan mereka kalau begini?," kini seorang yang lain ikut bicara.

"Hobi... sudah satu tahun mereka menginjak-injak Park Jimin saat dia di rundung oleh yang lain."

Lelaki yang dipanggil Hobi itu mengangguk setuju.

"Guru kita memang tidak becus. Bagaimana bisa seorang di Bully dan malah membela orang yang salah?"

"Kau benar Yoon. Tapi kurasa itu karena mereka adalah anak pemilik yayasan, sehingga semua guru segan untuk menghentikanya."

"Seokjin, kenapa kau begitu keras untuk membela mereka?"

Ia kembali menghisap rokok itu dan tersenyum.

"Mereka tidak boleh merasakan hal yang sama denganku. Kau paham kan Yoongi?"

Yoongi mengangguk. Memang mereka berdua, Hobi dan Yoongi selalu mengikuti apapun yang akan dilakukan Seokjin.

Karena mereka tahu, Seokjin adalah anak yang baik dan selalu mementingkan orang lain.


Lagi-lagi ia melihat pemandangan tidak menyenangkan di kantin. Ayolah ia baru saja pindah kesini, malah disuguhi budaya yang buruk.

Tangannya mengepal kuat, hampir ia akan menghampiri keramaian itu tapi tangan besar mencegah dirinya.

"Duduk dan menonton. Kau anak baru jangan buat masalah," ucapnya.

Sosok itu adalah lelaki yang ia lihat kemarin yang mendorong seorang siswa tidak bersalah.

Padahal dia sendiri bersikap buruk tapi malah melarangnya untuk ke depan.

"Kau harusnya bercermin dasar brengsek!"

Ia tidak mendengar larangannya dan malah maju menyusup diantara kerumunan.

"Astaga anak baru ini benar-benar," ucapnya sambil berjalan menyusul.

Disana Jimin sudah duduk dengan baju yang dipenuhi noda kotor dan helai mie instan di beberapa sisi bajunya.

"Apa disekolah ini pembully an sudah biasa? Kalian selalu saja menginjak yang lemah. Lawan aku sini!!" Ucapnya sambil membusungkan dadanya.

"Kau belum lama sekolah disini, jangan sok pahlawan," ucap seseorang bertubuh tinggi didepannya.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang