2. Hari Pertama PDKT

4.1K 264 102
                                    

"Saya pastikan kamu jadi istri dan ibu dari anak-anak saya kelak."

Kedua pipi Clarysa merona. Gadis itu baper. "Gombal."

"Itu bukan gombalan Clarysa. Itu harapan." Jawab Revan mantep. Tangannya terulur menghapus bekas air mata yang mengalir dipipi Clarysa, membuat gadis itu terkejut. "Udah. Jangan nangis lagi. Saya ga tega liat perempuan nangis."

Clarysa ikut mengusap bekas air matanya. Revan tertawa kecil membuat Clarysa bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

Revan menunjuk muka Clarysa. "Make-up kamu luntur."

Spontan Clarysa langsung meraba matanya. Saat ia melihat pada telapak tangannya, tangan itu ikut hitam karena maskaranya yang luntur. Gadis itu langsung masuk ke kamar mandi, lalu mencuci mukanya.

Gadis itu mengelap wajahnya dengan tissu saat sudah selesai. la kembali memandang Revan yang ternyata juga memandang dirinya. Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya salah tingkah.

Revan tersenyum. la mendekati Clarysa. "Kita kebawah. Orang tua kita udah nunggu."

Mereka pun turun kelantai bawah. Awalnya Clarysa menolak karena alasan malu soal kejadian tadi, tapi Revan berusaha menyakinkannya kalo semuanya akan berjalan baik-baik saja.

Clarysa duduk disamping Revan dengan kepala menunduk. la masih sedikit malu jika beradu pandang dengan kedua orang tua Revan.

"Jadi, kalian setuju?" Tanya Arya yang dibalas anggukan mantap dari kedua orang yang dijodohkan tersebut.

"Kita butuh waktu buat pendekatan, Om. Apa ga masalah?" Tanya Revan hati-hati.

"Tentu saja. Asalkan semuanya lancar, kita ga masalah. Iya, kan?"

Semuanya menggangguki ucapan Arya. Para orang tua terlihat senang dengan keputusan anak mereka masing-masing.

******

"Kita mau kemana?" Tanya Clarysa bingung.

Hari ini adalah hari pertama dirinya dengan Revan melakukan pendekatan. Pria itu mengajak dirinya keluar untuk semakin mendekatkan diri.

"Ke tempat makan."

"Tapi saya udah makan."

"Kamu temenin saya aja."

Clarysa terlihat berfikir. "Makanan kesukaan Pak Revan apa?"

Revan terlihat berfikir. "Banyak Tapi saya paling suka sama sate kambing sih,"

Clarysa terdiam. "Gak takut darah tinggi, kalo Pak Revan kebanyakan makan sate kambing?"

Revan menggeleng. "Justru saya malah punya riwayat darah rendah."

Clarysa menggangguk dengan muka terkejutnya. "Setau saya, cowok itu jarang kena darah rendah. Seringan cewek. Kok Pak Revan gitu?"

Revan melirik Clarysa jengah. "Ya saya mana tau. Namanya juga penyakit."

Clarysa menyengir mendengar ucapan Revan.

"Oh iya, Rys. Saya elergi keju."

Clarysa memandang wajah Revan yang terlihat rupawan dari samping. "Saya juga ga begitu suka ama keju. Bagi saya, rasanya enek."

MY ANNOYING HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang