54. Ibu Mertua Clarysa

1.7K 137 9
                                    

Jangan lupa VOTE and COMMENT 🔥
Share juga ke temen kalian 💗

⛔TYPO TANDAI!!⛔

✨HAPPY READING!!!✨

"Sa, udah ya? Jangan nangis terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa, udah ya? Jangan nangis terus. Kasihan Dedeknya."

Clarysa terus saja menangis di sebuah bangku depan IGD yang tertutup. Di dalam sana, banyak tenaga medis yang langsung terjun memberi pertolongan untuk Revan.

"Kak E-van– hiks... Hiks..."

Sakura terus mengusap bahu sahabatnya agar lebih tenang. Vatur datang sambil menyerahkan sebotol air mineral kepada Clarysa. Sebelumnya ia telah membuka segel botol tersebut.

"Minum dulu, Sa." Celetuk Vika ikut khawatir.

Clarysa meminumnya secara perlahan. Isakkan sulit untuk dihentikan membuat dirinya bergetar hebat.

"Jangan nangis terus, Sa. Nanti kalo Pak Revan denger, dia malah makin sedih. Nanti malah makin drop—"

"Mulut Lo!" Semprot Vika, Sakura dan Vatur sambil memandang Raka tajam.

"Hiks... Hiks... Gue ta-kutt..."

Vika langsung memeluk sahabatnya tersebut. Calon itu tersebut kembali menangis terisak dalam pelukan sang sahabat membuat mata Vika ikut berkaca melihat sisi rapuh Clarysa.

"Tenang ya, Sa. Pak Revan bisa kok. Dia pasti sembuh. Lo juga gak boleh sedih terus. Pak Revan lagi berjuang di dalam sana demi Lo sama anak kalian. Lo juga harus berjuang, Sa. Banyak berdoa buat suami Lo."

Clarysa melerai pelukan mereka. Ia menggangguk lalu mengusap air matanya kasar. "Lo bener, Vik. Makasih buat nasehatnya."

Vika mengangguk paham. Clarysa lalu kembali menatap ruang IGD yang masih tertutup rapat.

Suara ketukan heels dengan lantai terdengar dengan nada cepat menandakan bahwa orang yang memakainya tengah berlari.

Clarysa menatap kearah suara tersebut. Hatinya sedikit merasa lega ketika menemukan mertuanya yang tengah menghampirinya dengan cepat.

"Mama—"



PLAKK!!


Wajah Clarysa menoleh ke kanan ketika merasakan sebuah tamparan kuat mengenai pipi kirinya. Ia memegang pipinya yang terdapat bekas tamparan tadi yang terasa panas dan kebas.

MY ANNOYING HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang