EKSTRA CHAPTER 05 [END]

3.4K 119 10
                                    

Gue baru ngehh guys😭
Ini sih namanya bukan ekstra
chapter, tapi gimana yaa😭

Campuran.

Pokoknya nikmatin aja ya,

Part ini panjang. Ini bakal jadi ekstra chapter terakhir di cerita ini.

Baca sampek akhir!!
Ada info penting di akhir cerita!!

HAPPY READING!!

******

"Papa..."

Eyan terlonjak kaget ketika mendengar panggilan putranya. Ia menolehkan kepalanya dan menemukan keberadaan Revan dengan mata berkaca dan bahu bergetar hebat.

Pria paruh baya itu menatap putranya bingung. "Ada apa?"

Grep!

"Hay, ada apa? Kenapa jagoan Papa nangis?" Tanyanya pelan sambil membalas pelukan Revan yang terasa semakin erat di badannya.

"Papa- hiks... Hiks... Se-semua itu gak be-ner, 'kan? Hiks..." Revan terisak hebat dalam pelukan Eyan.

Eyan melepaskan pelukannya. Ia menatap Revan yang wajah penuh bersimbah air mata dengan bingung. Tangannya terulur untuk menyibak rambut putranya yang berantakan.

"Coba cerita pelan-pelan." Tutur Eyan lembut.

Revan masih saja menangis di depan sang ayah. "Hiks... Ka-ta, Mama... Hiks... A-aku bukan a-nak kan-dung kalian... Hiks... Hikss..."

Tubuh Eyan menegang. Ia menghela nafasnya lalu memegang kedua lengan atas Revan dengan erat.

"Dengerin Papa baik-baik."

Revan menatap ayahnya masih sambil menangis.

Pria itu menghela nafasnya lalu menggangguk kecil. "Benar. Kamu bukan anak biologis kami."

Detik itu juga hati Revan hancur berkeping-keping. Ia mundur dua langkah sambil menatap ayahnya dengan sorot mata terluka.

"Dengerin Papa dulu, Revan." Sahut Eyan cepat ketika melihat sorot mata terluka dari Revan. "Kami sayang kamu seperti anak kandung sendiri. Kamu segalanya buat kami."

"Ta-tapi kata, Ma-ma- hiks... Aku a-nak har-am... Hiks- hiks..."

Mata Eyan membulat. "Gak ada yang namanya anak haram! Semua anak itu anugerah, berkah, keberuntungan. Gak ada anak haram!"

"Ta-tapi kata, Ma-ma... Hiks..." Revan masih terisak kencang di depan Revan.

"Jangan dengerin kata Mama kamu!" Sahut Eyan tegas. Ia lalu tersenyum tulus kepada putranya. "Pangeran, Mama. Jagoan, Papa. Kebanggaan kami."

Revan langsung memeluk Eyan dengan erat sambil menangis keras. Perkataan yang sudah sangat lama tidak ia dengar, dan sekarang ia kembali mendengarnya. Perkataan kesukaannya dulu ketika masih kecil.

Eyan mengusap-usap punggung anaknya yang bergetar hebat. Kedua matanya ikut berkaca. Ada perasaan lega bercampur sedikit bumbu sedih bersemayam dalam dadanya.

MY ANNOYING HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang