Jangan lupa VOTE and COMMENT 🔥
Share juga ke temen kalian 💗⛔TYPO TANDAI!!⛔
✨ HAPPY READING!!!✨
******
Clarysa mendudukkan tubuh suaminya secara perlahan di sofa ruang tamu.
"Aku ambilin P3K sama kompres dulu. Pak Revan disini aja. Tunggu, yaa?" Gadis itu langsung berlari menuju dapur.
Revan hanya terdiam sambil melirik istrinya yang terlihat sedikit-sedikit di celah pintu dapur. Istrinya yang sangat baik. Rasa bersalah menyeruak masuk kedalam hatinya. Bagaimana perasaan gadis itu saat tau masalalunya yang tadi?
"Aku kompres, yaa?"
Gadis itu mulai mengompres luka Revan dengan telaten sesekali meniupnya. Sejenak Revan tersadar, ia menikahi seseorang yang bener. Dia mau menerima dirinya apa adanya. Sebesar apapun masalah yang ia punya, gadis ini tidak pernah pergi.
"Rys-aa..."
Clarysa menatap Revan sekilas, lalu hanya berdehem dan kembali fokus pada luka Revan. Karena sesungguhnya Clarysa gerogi ditatap sedekat ini.
Tangan Revan terjulur memegang tangan yang Clarysa gunakan untuk mengompres lukanya. Pria itu menggenggam pergelangan tangan itu dengan lembut.
"Maaf."
Gadis itu menatapnya namun hanya sebentar. Ia lalu mengalihkan perhatiannya pada tangannya yang memegang sapu tangan. Gadis itu menghela nafasnya.
"Harusnya Pak Revan cerita sama aku."
"Saya takut kamu pergi kalo saya cerita."
Clarysa menatap suaminya dalam. "Aku gak bakal pergi, Pak. Sebesar apapun kesalahan Pak Revan, Pak Revan tetap suami aku. Aku gak mungkin pergi."
Revan mencerna ucapan istrinya baik-baik.
Clarysa memilin sapu tangan yang ia pegang. "Aku cuma punya Pak Revan. Cuma Pak Revan yang paling ngertiin aku. Bahkan Pak Revan lebih ngerti aku daripada orang tua sama sahabat aku."
"... Rasanya aku lebih suka kalo cerita sama suami daripada orang lain." Kedua mata gadis itu berkaca. "Kadang aku heran sama Pak Revan. Semua masalah aku, aku ceritain ke kamu, tapi perasaan Pak Revan gak gitu."
Clarysa menatap Revan dalam dengan mata berkaca. "Aku tau, Pak Revan. Aku masih kecil, aku masih labil, aku tau semua itu. Tapi gak ada salahnya juga Pak Revan cerita. Aku itu pengen jadi istri yang baik buat suami, aku pengen bisa bikin suamiku bangga punya aku, pengen banget jadi tempat pulang suami kalo dia capek. Aku pengen gitu, Pak Revan... Hiks..."
Revan menarik istrinya kedalam dekapannya. Clarysa menangis terisak di pelukan suaminya.
"Aku pengen, Pak Revan. Pengen bangett... Ta-tapi seakan-akan Pak Revan cuma liat aku sebelah mata doang. Jujur- hiks... Hiks... Aku terluka. Sakit, Pak Revan."
Revan mengeratkan pelukannya. Pria itu terenyuh mendengar ucapan yang sudah dipendam Clarysa selama ini.
Clarysa melepaskan pelukannya. Ia menatap Revan penuh harapan. Kedua tangannya memegang tangan Revan lembut.
"Aku mohon..." Clarysa menangis terisak dihadapan Revan membuat kedua mata Revan berair. "Aku mohon, Pak Revan... Tolong... Pleasee, jangan nikah lagi... Jangan... Aku gak mau, Pak Revan! Aku gak mau!! Pak Revan cuma punya aku!! Gak boleh jadi milik orang lain juga! Cuma aku yang boleh!! Aku mohon... Hiks... Hiks..."
Clarysa merengek, mambantah, memelas, dan memohon kepada suaminya dengan sangat penuh harap.
Kedua tangan gadis itu memukuli dada bidang Revan. "Pak Revan tau?! Aku marah, Pak! Aku kecewa, aku sedih, aku takut sama rahasia yang Pak Revan bongkar tadi!! Hiks... Hiks... Ta-tapi aku berusaha maafin, Pak Revan. Karena apa?! Karena aku takut kehilangan kamu!! Aku gak mau kehilangan, Pak Revan!! Gak mau!!"
Gadis itu mengusap air matanya kasar. Ia menatap sepasang mata yang memerah milik Revan dengan serius.
Ia berucap pelan. "Pak Revan berhasil bikin aku suka sama Pak Revan. Ternyata selama ini aku udah cinta sama suami aku sendiri. Tapi pas saat kayak gini suami aku malah disuruh nikah sama wanita lain! Pak Revan tau gak sehacur apa aku?! Aku ta- Mmpphh?!"
Ucapan penuh kemarahan yang dikeluarkan Clarysa terhenti ketika bibir Revan membungkam mulutnya.
Mata Clarysa terbelalak lebar. Ia melihat wajah Revan yang sangat dekat dengan wajahnya. Pria itu menutup matanya. Namun Clarysa dapat melihat dan dapat merasakannya. Revan menangis.
Gadis itu pun ikut menutup matanya dan membalas ciuman Revan walaupun sedikit kaku.
Pria itu melumat bibir Clarysa dengan lembut sesekali menghisapnya dengan pelan. Clarysa membuka sedikit mulutnya untuk memberi akses masuk untuk Revan.
Tangan Clarysa sudah mengalung indah dileher Revan, sedangkan pria tersebut tengah memegang pingang dan pipi Clarysa.
Semburat cahaya jingga dari sang senja menyinari apartemen tersebut dari balkon dan jendela yang dibuka dan tidak di tutupi apapun.
Kedua ingsan di dalamnya terlihat sibuk dengan kegiatan mereka. Keduanya saling melepaskan semua perasaan yang mengganjal dalam hati dan membiarkan air mata dari masing-masing manusia itu meleleh bersama hasrat mereka yang menggebu-gebu.
✨✨✨
Hihihi... Akhirnya Pak Revan bisa
ngerasain bibirnya Clarysa😂Btw, kalo kalian jadi Clarysa, kira-kira
kalian rela ngelepasin orang yang kyk
Pak Revan enggak?Oke. Sampai sini dulu.
See you next chapter🤍Ditulis pda: Minggu, 07 Nov 2021
Dipublikasikan pda: Jum'at, 12 Nov 202120.35 WIB
Salam istrinya Mew Suppasit😚
![](https://img.wattpad.com/cover/285278853-288-k809592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [END]
Roman pour Adolescents⚠️WARNING!!!⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEUWUAN YANG SANGAT TIDAK BAIK UNTUK SEGALA JENIS PENYAKIT HATI!! ********** Perjodohan yang perlahan membuat keduanya mulai jatuh cinta, namun masalalu sang suami yang kembali dan menguak semua rahasia tersembun...