29. Menunggu Revan

1.9K 135 0
                                    

Jangan lupa VOTE and COMMENT 🔥
Share juga ke temen kalian 💗

⛔TYPO TANDAI!!⛔

✨HAPPY READING!!!✨

******

Setelah kejadian tersebut, Revan benar-benar jarang dirumah. Bahkan untuk menemui Revan di sekolah pun sangat sulit karena Revan lebih sering ijin ketimbang mengajar.

Malam ini, Clarysa terduduk di sofa ruang tamu sambil menunggu kepulangan suaminya. Rasa sepi lebih mendominasi keadaan Clarysa sekarang.

Gadis itu menaikkan kedua kakinya lalu meringkuk bagaikan janin. Perlahan air matanya mengalir dari kedua matanya.

"Pak Revan, pulang..."

Ia terisak dalam keheningan. Setiap malam, setiap saat, bahkan setiap detik, pikirannya tidak pernah jauh dari Revan.

Matanya melirik jam dinding yang ada pada ruangan tersebut. Kurang setengah jam lagi sudah menuju tengah malam, dan Revan masih belum pulang ke rumah.

Matanya menatap dua piring mie goreng dengan toping telur ceplok yang ia buat tadi. Tangisannya semakin pecah.

"Ayo, makan malem bareng, Pak. Aku bosen makan sendiri terus– hiks! Pak Revan tau gak? Aku dua Minggu ini makan mie instan terus. Dulu Pak Revan selalu marahin aku kalo keseringan makan mie, tapi sekarang aku tiap malem pasti makan mie." Clarysa bercerita sendiri seakan Revan dapat mendengarkannya.

"Pak Revan kapan ngajar? Aku pengen banget bisa liat Pak Revan bentar aja. Tugas aku banyak, Pak Revan. Tolongin aku. Ajarin aku matematika. Aku janji, aku bakal serius sekarang. Aku mohon, pulang, Pak Revan... Hiks... Hiks!"

Suasana pilu semakin terasa ketika orang yang diharapkan masih belum pulang hingga jam menunjukkan pukul satu dini hari.

Perlahan, kesadaran Clarysa terenggut karena efek ngantuk dan terlalu leleh menangis.

Ceklekk...

Saat Clarysa sudah terlelap, seorang pria masuk kedalam apartemen tersebut. Kondisi sudah tidak bisa di deskripsikan rapi. Pria itu menghampiri gadis yang tidur di sofa yang tidak lain adalah Clarysa.

Perlahan ia duduk disamping Clarysa, dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik gadis tersebut.







"Saya pulang, Rys."







Revan tersenyum. Seketika rasa lelahnya terasa terangkat saat melihat wajah tenang istrinya yang tertidur pulas di alam bawah sadar.

Tangannya mengusap mata istrinya. "Kamu abis nangis, ya? Saya minta maaf gak bisa temenin kamu pas kamu sedih. Tapi kamu tenang aja. Kali ini saya bakalan coba cari waktu biar bisa sama kamu."

Pria itu menatap dua piring mie instan yang tersaji di meja. "Udah berapa kali saya bilang buat gak keseringan makan mie instan, kenapa gak nurut? Tiap pagi saya juga masakin nasi buat kamu di ricecooker loh, Rys. Lauknya juga saya masukin di kulkas. Kamu ini emang anak bandel." 

Revan menghela nafasnya. Ia lalu dengan perlahan mengangkat tubuh Clarysa menuju kamar mereka.

"Pak Revan..."

"Sssstt... Saya disini," Jawab Revan pelan ketika Clarysa mengigau.

"Pak Revan, kapan pulang? Kangen..."

MY ANNOYING HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang