⚠️WARNING!!!⚠️
CERITA INI MENGANDUNG KEUWUAN YANG SANGAT TIDAK BAIK UNTUK SEGALA JENIS PENYAKIT HATI!!
**********
Perjodohan yang perlahan membuat keduanya mulai jatuh cinta, namun masalalu sang suami yang kembali dan menguak semua rahasia tersembun...
Karena ada yang minta bonus Ekstra chapter, jadinya gue kasih
Jangan lupa VOTE and COMMENT 🔥 Share juga ke temen kalian 💗
⛔TYPO TANDAI!!⛔
✨HAPPY READING!!!✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"HWAAA!! KEPONAKAN GUEE!!"
Sakura menjerit lebay membuat bayi yang ada dalam gendongan berjingjit kaget.
"Sakura!" Semprot Clarysa sambil menenangkan sang bayi.
"Sorry..." Ucap Sakura sambil meringis lebar. Ia lalu memperhatikan anak dari Clarysa dan Revan dengan gemas.
"Ini sih jiplakan-nya Pak Revan semua. Lo kebagian apanya?" Celetuk Raka sambil tertawa.
Clarysa hanya mendengus mendengar ucapan Raka. Memang benar. Dari segi wajah, bayi ini mewarisi guratan wajah yang sama dengan Revan.
Mama muda tersebut mendongak ketika melihat seseorang orang berdiri di depannya.
"Mau gendong dong,"
Ia sedikit terkejut melihat wajah antusias Raka. Laki-laki itu terlihat sangat girang melihat kelahiran anak mereka.
"Cuci tangan dulu. Nanti gue kasih."
Laki-laki itu langsung berlari menuju kamar mandi lalu mencuci tangannya sampai sebersih mungkin. Clarysa hanya sanggup geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu.
"Mana-mana?!" Pekik Raka tidak sabaran.
Clarysa mendengus. Ia lalu memberikan bayi itu secara perlahan kepada Raka. Namun satu hal yang membuat para sahabat Raka tercengang adalah, laki-laki sangat lihay dalam menggendong seorang bayi. Bahkan Clarysa kalah.
"Gue curiga Lo udah punya anak, Rak." Celetuk Vatur yang ikut terkejut.
"Enak aja! Kalian tau lah rumah gue deket panti asuhan. Nah, kadang gue main sama anak-anak disana. Terusan kadang ada bayi lucu, gemoy-gemoy gitu. Karena gue orangnya suka anak kecil, jadinya ya gue ajak main." Jawab Raka panjang lebar.
Raka terdiam beberapa saat. "Kadang gue ngerasa kasih. Mereka masih kecil banget udah ditinggalin orang tuanya. Atau enggak malah jadi anak buangan. Kok ada orang sejahat itu? Padahal kan anak-anak itu gak minta di lahirin kedunia. Tapi kenapa harus mereka yang nanggung semuanya?"