9. Secarik Kertas

3.7K 201 0
                                    

Jangan lupa VOTE and COMMEMT.
Share jugaa ke temen kalian.
Racunin mereka.

⛔TYPO TANDAI!!!⛔

✨ HAPPY READING!!!✨

Clarysa membereskan bajunya yang ia bawa beberapa dari rumah kedalam lemari. Dirinya sudah pulang ke apartemen Revan, bersama Revan tentunya.

Gadis itu menyimpan kopernya ketika selesai berkemas. Ia tidak menemukan keberadaan Revan. Kakinya melangkah keluar kamar untuk mencari Revan.

"Pak Revan..."

"Di dapur, Rys!"

Gadis itu langsung berjalan menuju dapur. Ia melihat Revan yang sedang fokus pada daging ayam yang ia potong dadu.

"Pak Revan mau masak?" Celetuknya.

Revan menggangguk sambil berdemem. Pria itu memindahkan dagingnya pada sebuah wadah, lalu mencucinya hingga bersih.

"Aku bantu, ya?"

"Boleh." Revan memberikan beberapa buah kentang dengan alat pengupasnya kepada Clarysa. "Kamu kupas kulitnya, kalo udah dicuci, terusan nanti di kukus."

Clarysa memandang Revan penuh tanya. "Mau buat apa?"

"Bergedel." Jawabnya santai. "Kamu gak bisa cara masaknya kan?"

Gadis itu meringis malu sambil menggeleng pelan. "Aku cuma bisa masak mie doang, sama goreng telur."

Revan hanya sanggup geleng-geleng kepala mendengar ucapan istrinya.

"Terus itu dagingnya mau di apain? Buat campuran bergedelnya juga?"

Pria itu menggeleng. "Bukan. Saya mau bikin rica-rica. Kamu suka pedes?"

"Oh, tentu! Pak Revan suka pedes?" Pertanyaan Clarysa dihadiahi anggukan oleh Revan.

Keduanya diam melakukan aktivitas masing-masing. Revan sibuk membuat bumbu rica-rica, dan Clarysa masih sibuk mengupas kentang.

"Auwhhh!"

Revan menolehkan kepalanya mendengar pekikan Clarysa. Ia mendekat dan melihat tangan Clarysa sudah berlumuran darah.

"Kamu ngapain?!" Tanya Revan panik sambil menarik tangan Clarysa yang terluka. Tanpa banyak bicara, pria itu memasukan jari Clarysa yang terluka kedalam mulutnya, menghisapnya secara perlahan.

Clarysa tertegun. Ia menatap suaminya yang berhasil membuat jantungnya berdebar kencang.

"Sini-sini." Revan menarik Clarysa mendekati wastafel lalu mencuci tangan gadis tersebut.

"Aduhh... Pak Revan, perih!"

"Tahan bentar." Setelah memastikan darah tidak keluar lagi dari jari Clarysa, Revan membuka lemari gantung diatasnya. Pria itu mengambil botol betadine dan sebuah plester luka.

Pria itu mengobati jari telunjuknya dengan telaten. Hal itu membuat jantung Clarysa berdebar kencang tidak karuan.

"Ehh, jangan di plester, Pak. Nanti kalo di plester lukanya malah lama keringnya." Tolak Clarysa.

Revan menatap Clarysa. "Tapi saya gak mau luka kamu kotor. Soalnya saya tetep nyuruh kamu lanjutin kerjaan kamu tadi."

Mata Clarysa membola. "Iihh, kok gitu?! Padahal aku baca di wattpad-wattpad gitu kalo cewek terluka pasti cowoknya langsung bilang, 'udah. Kamu jangan ikut-ikutan lagi. Biar aku aja yang masak'."

MY ANNOYING HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang