BAB 3

109K 7.3K 374
                                    

“Kau bilang apa, kau mau menikah?”

Logan—kakak sepupu Edgar itu batal menyeruput kopi hitamnya ketika mendengar apa yang baru saja Edgar katakan kepadanya. “Kau kan sudah punya istri, Seingat ku istri mu Sophia masih hidup.”

“Ya bukan berarti aku tidak bisa menikah lagi bukan? Kau pikir aku tidak butuh sentuhan wanita? Dan juga aku tidak seperti mu yang puas hanya memiliki anak angkat, aku butuh keturunan ku sendiri.” ujar Edgar santai.

“Tapi bagaimana dengan Sophia, apa dia akan setuju dengan keinginan mu untuk menikah lagi?” Logan menatap Edgar dengan pandangan sinis, “Biasanya kau sudah puas dengan bermain wanita, kenapa sekarang mendadak ingin menikah?”

Edgar berdecak sebal, “Bukan kah sudah ku katakan kalau aku ingin keturunan? Dan juga.. Kau selama ini selalu menyuruh ku berhenti bermain wanita, seharusnya kau senang kalau aku berniat berhenti dan memutuskan untuk menikah. Dengan begitu aku terjauhkan dari kemungkinan mengidap penyakit kelamin.”

“Bukan urusan ku kau mau menikah lagi atau tidak, tapi bukan kah kau sudah memiliki Sophia? Kalau kau memang ingin menikah lagi, paling tidak cerai kan dulu Sophia.” Logan menaruh kembali cangkir kopinya ke atas meja.

“Menceraikan Sophia? Dia justru lebih baik tetap menjadi istri ku, kalau aku menceraikannya, di mana dia akan tinggal, siapa yang akan mengurusnya, aku justru sudah berbaik hati tidak menceraikannya.”

“Kau masih membenci Sophia ternyata, apa kau masih menyimpan dendam kepadanya?” Logan kini menatap Edgar dengan tatapan prihatin, sejenak ia teringat dengan masa lalu Edgar yang tak jauh lebih baik dari masa lalunya sendiri.

“Dibilang benci dan dendam sepertinya sudah tidak, kalau aku masih membencinya mungkin sudah sejak lama dia aku ceraikan dan ku biarkan begitu saja.”

Edgar melanjutkan, “Terlepas dari apa yang dulu dia dan keluarganya lakukan, aku tetap mempertahankannya sebagai istri ku. Kini aku berhak mendapatkan kebahagiaan ku sendiri, suka tidak suka Sophia memang harus menerima. Lagi pula dia juga tidak bisa menolak, dia tidak bisa bicara.”

“Kalau dia bisa bicara kembali dan menentang keinginan mu untuk menikah lagi, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Logan sekali lagi.

“Aku akan menceraikannya, keputusan ku sudah bulat. Aku akan menikah lagi dan mengejar kebahagiaan ku sendiri. Aku menginginkan keturunan yang tidak bisa Sophia berikan, lagi pula kami sudah seharusnya bercerai sejak lama. Kalau bukan karena kecelakaan itu aku tidak akan menarik gugatan cerai kami dari pengadilan.”

Logan menepuk-nepuk bahu Edgar pelan, berharap gerakan kecilnya itu bisa membantu meski hanya sedikit.

“Aku mendukung mu, jika kau memang ingin menikah lagi. Menikah lah. Tapi ku harap kali ini kau tidak memilih wanita yang salah lagi.”

***

“Wahh.. baju baru!!”

Vania, salah satu anak panti berteriak girang saat Ibu Panti datang membawa satu karung penuh yang berisi pakaian.

Aleandra yang baru kembali dari pekerjaannya hanya diam melihat hal tersebut, Aleandra sudah tahu kalau baju tersebut adalah baju bekas. Baju yang sebenarnya dibuang oleh pemiliknya namun dibuang ke panti asuhan ini dengan dalih donasi.

Dulu Aleandra juga sama riangnya dengan Vania dan anak-anak yang lain setiap Ibu panti datang membawa karung pakaian hasil donasi.

Karung tersebut dibuka oleh Ibu panti, anak-anak panti sontak menyerbu isi karung tersebut. Mencari pakaian yang sekiranya layak pakai diantara tumpukan pakaian bekas itu.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang