BAB 4

92.5K 6.9K 242
                                    

"Kenapa Ibu tidak pernah cerita kalau Ibu berhutang?"

Pertanyaan itu lah yang langsung Aleandra layangkan kepada Ibu Panti ketika Ibu Panti kembali ke ruangan kesehatan.

Aleandra bisa melihat raut wajah murung Ibu Panti, sepertinya Ibu Panti malu karena perihal hutang yang ia miliki kini Aleandra ketahui.

"Sebenarnya Ibu malu bicara soal ini, karena Ibu pikir hutang tersebut pasti bisa Ibu bayar. Karena Ibu memang meminjam hanya sedikit, saat keadaan benar-benar terdesak. Tapi ternyata hutang yang Ibu miliki kepada Bapak itu justru semakin membesar, karena dana bantuan dari pemerintah sudah lama tidak cair. Donatur pun bagai hilang ditelan bumi, mereka semua tidak datang kemari berbulan-bulan bahkan tak bisa dihubungi ketika Ibu bertanya soal uang sumbangan rutin mereka."

Bu Rani menunduk malu, "Bantuan dari pemerintah soal sekolah anak-anak panti tidak mencover semuanya, hanya sebagian saja. Ibu masih harus mengeluarkan uang untuk anak-anak sedangkan Ibu tidak punya penghasilan. Hanya ada uang bantuan dari Tuan Edgar, itu pun tidak cukup untuk 200 anak panti. Ibu malu kalau harus meminta uang hasil jerih payah mu juga. Jadi Ibu meminjam uang, dan ternyata hutang itu semakin lama semakin menumpuk. Dan Ibu kesulitan untuk membayarnya."

Aleandra menatap Bu Rani yang sejak tadi tak berani menatap balik ke arahnya, "Bu.. Apa hal itu juga yang membuat Ibu menyuruh ku untuk menjadi istri kedua dari Tuan Edgar?"

Bu Rani menganggukkan kepalanya, memang benar bahwa hutang tersebut lah yang membuat Bu Rani meminta Aleandra untuk bersedia menjadi istri kedua Tuan Edgar.

"Tuan Edgar bercerita kepada Ibu, kalau dia ingin punya keturunan. Tapi Tuan Edgar tidak ingin keturunannya dilahirkan oleh sembarang wanita, dan Tuan Edgar bilang dia sudah mengamati mu sejak pertama kali kau datang ke rumahnya untuk bekerja sebagai perawat Nyonya Sophia. Tuan Edgar merasa kau adalah wanita yang cocok untuk dijadikan Ibu dari anaknya, maka dari itu Tuan Edgar meminta Ibu untuk membujuk mu agar mau menikah dengannya. Dan imbalannya jika kau setuju, Tuan Edgar akan mensejahterakan panti ini. Dan juga anak-anak panti."

Bu Rani menyentuh tangan Aleandra, "Tenang saja, Ibu tidak akan memaksa mu untuk menikah dengan Tuan Edgar lagi. Ibu akan usahakan mencari uang dengan cara lain. Meski akan butuh waktu cukup lama untuk melunasi hutang tersebut. Semoga saja Bapak itu mau mengerti dengan keadaan kita."

"Dia tidak akan mau memberi waktu lebih lama lagi Bu, dia ingin uangnya segera dikembalikan karena Bapak itu juga membutuhkan uangnya. Aleandra akan bantu Ibu, Aleandra punya uang simpanan. Hasil tabungan Aleandra dari gaji bekerja di rumah Tuan Edgar." Aleandra bangkit dari posisi duduknya, "Tunggu sebentar, Aleandra akan bawakan tabungan Aleandra kemari."

Bu Rani awalnya ingin menolak namun Aleandra sudah lebih dulu berlari ke luar dari ruang kesehatan. Tak lama Aleandra kembali dengan kartu rekeningnya. Dan menyerahkan kartu rekening itu kepada Bu Rani.

"Memang uang di dalamnya tidak banyak, hanya ada sekitar 15 juta. Aleandra kumpulkan uang itu dari semua gaji Aleandra selama bekerja di rumah Tuan Edgar. Niat Aleandra awalnya ingin menggunakan uang itu untuk mendaftar sekolah paket C. Tapi Aleandra bisa kumpulkan lagi uangnya jadi Ibu bisa pakai dahulu."

Bu Rani menitikan air mata, ia terharu dengan kebaikan Aleandra. "Terima kasih Nak, Ibu doakan kau bisa mendapatkan rejeki lebih baik dan lebih besar dari ini."

"Sama-sama Bu."

***

"Maaf menelepon Pak Edgar pagi-pagi begini, tapi saya ingin meminta izin untuk datang terlambat hari ini. Saya ada urusan yang harus saya selesaikan dan kemungkinan urusan tersebut akan selesai siang hari. Apa kah boleh kalau saya baru datang ke rumah saat jam makan siang?" 

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang