BAB 36

67.5K 5.7K 280
                                    

Edgar sudah tertidur setelah percintaan mereka, Aleandra melirik ke arah Edgar dan memastikan Edgar telah benar-benar terlelap sebelum ia mengulurkan tangannya mengambil handphone milik Edgar yang tergeletak di atas nakas.

Beruntung handphone Edgar tak pernah dipakaikan sandi sehingga Aleandra bisa dengan mudah mengakses setiap aplikasi dalam handphone Edgar itu, termasuk pesan. Ibu jari Aleandra bergerak mengusap layar handphone Edgar, membaca setiap pesan masuk yang dikirimkan oleh Sophia.

From : Sophia

Kejam kau Edgar, aku masuk rumah sakit tapi kau justru menghabiskan waktu dengan Aleandra.

Apa kau benar-benar sudah menggantikan posisi ku dengan wanita miskin itu?

Kau lupa betapa kita saling mencintai dulu? Kau menceraikan ku hanya demi wanita seperti dia.

Aku tahu yang kau inginkan itu keturunan, kau tidak mencintai Aleandra. Aku minta maaf karena sudah menyakiti hati mu dulu, aku sekarang sudah siap untuk punya anak. Jadi ceraikan saja Aleandra, kau sudah tidak membutuhkannya lagi, aku bisa memberikan mu anak.

Aku mohon Edgar, ayo kembali seperti dulu. Ayo kembali saling mencintai satu sama lain, jangan buang aku. Aku ini cinta mu, belahan jiwa mu.

Aleandra membaca setiap pesan tersebut dengan wajah datar, masih saja Sophia mengharapkan Edgar meski sudah jelas-jelas terlihat kalau Edgar tak lagi memiliki rasa untuknya. Semua cinta Edgar sekarang hanya milik Aleandra seorang, hati Edgar kini berada dalam genggaman Aleandra.

Sophia masih saja denial dengan kenyataan, mungkin Sophia masuk rumah sakit juga hanya akal-akalan Sophia untuk mendapatkan simpati Edgar agar Edgar kembali mengundur perceraian mereka, tapi Aleandra sekarang tak akan tinggal diam, Aleandra tak akan membiarkan Sophia mendapatkan apa yang ia mau.

Aleandra mematikan handphone Edgar dan menaruhnya kembali ke atas nakas kemudian berbalik memeluk Edgar yang terlelap, Aleandra menenggelamkan wajahnya di dada bidang Edgar, mengecup pelan dada Edgar sebelum ia memejamkan matanya menyusul Edgar ke dunia mimpi.

***

Sophia mencengkram selimut rumah sakit yang menutupi sebagian tubuhnya, sudah dua hari ia berada di rumah sakit namun Edgar tak kunjung datang juga untuk melihat keadaannya.

Padahal Sophia sudah bersusah payah meminta kepada dokter untuk merawat inap dirinya meski luka di kepalanya tak parah, Sophia sengaja ingin membuat dirinya terlihat menyedihkan di depan Edgar maka dari itu ia tak mau pulang dari rumah sakit. Tapi meski sudah ia hubungi berkali-kali dan ia kirimi beribu pesan, Edgar tetap tak datang.

Padahal dulu saat hubungan Sophia dan Edgar masih baik, setiap Sophia demam saja Edgar pasti akan menemuinya tanpa berpikir dua kali. Tapi kini Sophia diabaikan, benar-benar diabaikan.

Sophia mendongak dan dengan cepat menoleh ke arah pintu saat mendengar pintu kamar rawatnya dibuka, Sophia sudah berharap-harap lebih kalau yang datang itu adalah Edgar. Tapi lagi-lagi harapan Sophia harus pupus ketika yang datang menemuinya adalah laki-laki dengan jas hitam yang Sophia yakini adalah sekretaris Edgar.

Sekretaris Edgar itu datang membawa sebuah map, ia menyerahkan map tersebut kepada Sophia. Tanpa Sophia buka pun Sophia sudah tahu apa isi map tersebut.

“Katakan kepada Edgar kalau aku tidak akan pernah mau bercerai darinya, aku tidak akan mau menandatangani surat perceraian ini. Tidak mau.” Sophia masih berkeras kepala, ia tidak mau melepaskan Edgar begitu saja. Edgar miliknya, kalau mereka bercerai maka Edgar akan jadi milik Aleandra seorang dan Sophia tidak mau hal itu terjadi.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang