Bab 25

68.3K 5.7K 271
                                    

Sophia merasakan pening di kepalanya, saat ia terbangun ia sudah dalam keadaan berbaring di atas ranjang kamarnya sendiri. Sophia mencoba sekuat tenaga untuk mengubah posisi berbaring ya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang.

Pintu kamar Sophia terbuka, awalnya Sophia sudah berharap Edgar lah yang datang tapi harapan Sophia harus pupus ketika ia melihat Aleandra lah yang datang menemuinya sembari membawa nampan berisi makanan.

Sophia berdecih, pasti Aleandra ingin berpura-pura baik karena Edgar berada di rumah. Aleandra ingin terlihat baik hati di depan Edgar agar Edgar lebih memilihnya dibandingkan Sophia.

"Kak Sophia sudah bangun?" tanya Aleandra sembari melangkah mendekat.

Sophia memejamkan matanya jengkel, Sophia benci cara Aleandra memanggilnya. Dulu saat masih jadi pengasuhnya Aleandra memanggilnya dengan sebutan Nyonya tapi sekarang Aleandra seenaknya memanggil Sophia dengan embel-embel 'Kak'.

"Kenapa kau kemari? Banyak pelayan di rumah ini tapi kenapa harus kau yang datang kemari mengantarkan makanan untuk ku?" Sophia melirik sinis ke arah Aleandra yang menaruh nampan berisi makanan ke atas nakas. "Seandainya saja Edgar sadar betapa busuknya kau sebenarnya, kau berpura-pura baik untuk menarik hati Edgar karena kau ingin jadi Nyonya Blake. Kau ingin mengubah nasib dari miskin menjadi Nyonya besar, kau pikir aku tidak tahu hah?! Edgar mungkin sekarang sedang tak menyadari sifat asli mu karena Edgar termakan oleh paras cantik mu dan juga sifat binal mu, kau hanya menang di usia karena kau lebih muda. Kalau aku sehat kembali dan bisa berdandan kembali, Edgar pasti akan-"

"Akan menceraikan mu." Aleandra memotong perkataan Sophia, membuat Sophia melotot kesal ke arahnya.

"Berani sekali kau bicara seperti itu kepada ku, kau itu hanya istri kedua. Edgar menikahi mu demi memenuhi nafsunya saja, dia tidak mencintai mu!" teriak Sophia murka, ia sudah jengkel karena Diana diusir dari rumah ini sedangkan Sophia tak punya siapa pun selain Diana. Sophia juga merasa terancam dengan keberadaan Aleandra.

"Tidak, Kak Sophia salah. Edgar mencintai ku setiap malam ah.. bukan, setiap kami bersama Edgar selalu mengatakan betapa ia mencintai ku, mencium bibir ku, memeluk ku penuh kasih sayang, semuanya tidak semata-mata hanya karena sex. Edgar dan aku saling mencintai dan itu fakta yang harus Kak Sophia terima." Tegas Aleandra yang semakin memancing emosi Sophia, perasaan Sophia terluka melihat Aleandra yang terlihat percaya diri mengatakan bahwa Edgar mencintainya bukan Sophia.

Sophia berdecih, "Kau pikir dia akan mencintai mu selamanya? Dulu dia juga mencintai ku, aku bagaikan ratu di hidupnya tapi lihat sekarang.. hanya karena aku tak lagi bisa berjalan, tak lagi cantik di depannya dia mengambil mu sebagai istri barunya, kau akan berakhir sama seperti ku. Kau juga akan digantikan oleh orang lain jika kau sudah tak menarik lagi di matanya."

Aleandra menggelengkan kepalanya tidak setuju, yang Sophia katakan salah. Sophia mengatakan hal ini hanya untuk menakut-nakuti Aleandra dan untuk membuat dirinya terkesan sebagai korban di sini. Sayangnya Aleandra tak mudah terpengaruh.

"Kak Sophia.. aku tidak bermaksud untuk bersikap tak sopan atau pun kasar kepada mu tapi aku tidak akan berakhir sama seperti mu, aku tidak akan ditinggalkan oleh Edgar. Karena aku tidak akan membunuh calon anak ku sendiri sebanyak dua kali tanpa sepengetahuan suami ku, tubuh ku memang tubuh ku jika aku tidak ingin hamil aku punya hak untuk menolak kehamilan itu tapi aku tidak akan mengambil tindakan tanpa memberi tahu suami ku karena anak itu bukan hanya anak ku tapi anak suami ku juga. Edgar tidak akan meninggalkan ku karena aku akan menjaga kepercayaannya, jika seandainya dia berakhir meninggalkan ku maka biarkan saja anggap saja aku telah jatuh cinta kepada orang yang salah meski aku tahu Edgar bukan orang yang seperti itu. Edgar tidak akan meninggalkan ku hanya karena aku tidak cantik lagi."

"Itu perbedaan antara kau dan aku Kak, aku percaya akan suami ku. Dan soal cari muka, aku tidak perlu cari muka di depan Edgar karena tanpa melakukannya pun aku sudah menjadi kesayangannya. Aku mengantarkan makanan mu kemari murni karena aku perduli kepada mu, aku kasihan kepada mu karena tak ada satu pun pelayan yang mau mengurus mu karena buruknya perlakuan mu dulu kepada mereka. Hanya Diana yang mau mengurus mu Kak, itu pun karena dia membenci ku. Dia memperalat mu untuk memojokkan ku karena dia membenci ku, dia benci kenyataan kalau aku lah yang Edgar nikahi bukan dirinya. Dia sudah sejak lama mengincar Edgar, bahkan saat aku belum bekerja di rumah ini."

"Sungguh miris kau bisa mengira aku sengaja menggoda Edgar agar bisa menjadi Nyonya Blake sedangkan kau tidak bisa melihat Diana yang berkali-kali menatap Edgar dengan tatapan lapar."

Sophia terdiam, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Aku tidak ingin bermusuhan dengan mu Kak Sophia, aku ingin hubungan kita akur sampai kau sembuh, dengan begitu aku tidak akan merasa bersalah saat Edgar menceraikan mu nanti."

Sophia melempar bantal ke wajah Aleandra, "Jangan mimpi kau! Edgar tidak akan menceraikan ku, aku tidak akan mau dia ceraikan! Aku tidak akan membiarkan mu mengambil posisi ku sebagai Nyonya di rumah ini!"

"Aku tidak mau jadi Nyonya rumah ini Kak Sophia, tapi aku mencintai Edgar dan aku tak mau berbagi suami dengan mu. Keputusan ada di tangan Edgar apa dia ingin bersama mu atau dengan ku, tapi aku yakin Edgar tidak akan mau kehilangan ku. Melihat ada laki-laki lain yang menaruh hati kepada ku saja Edgar hampir hilang kendali apa lagi jika kami berpisah, kau pasti sudah tahu jawabannya Kak."

Tangan Sophia terkepal, ia kembali melempar satu bantal ke arah Aleandra namun kali ini Aleandra menghindar. Emosi Sophia semakin tersulut karena lemparannya meleset, Sophia meraih vas bunga dan melemparnya ke arah Aleandra lagi.

Kali ini Aleandra tak sempat menghindar, vas bunga itu menghantam keningnya dengan keras hingga Aleandra terhuyung ke belakang sembari memegang keningnya yang mulai mengeluarkan darah.

Sophia terkejut akan apa yang baru ia lakukan, Sophia semakin panik saat melihat Aleandra berdarah.

Gawat.

Suara langkah kaki terdengar mendekat ke kamar Sophia, Sophia sudah takut bukan main jika Edgar melihat Aleandra terluka, Edgar pasti akan marah besar dan Sophia takut hal itu terjadi.

Sophia tidak mau diusir seperti Diana.

Pintu kamar Sophia terbuka, muncul Edgar yang segera berlari menghampiri Aleandra yang terluka. Sophia melihat Edgar yang tampak khawatir dengan keadaan Aleandra.

"Ada apa ini, kenapa kau bisa terluka seperti ini Aleandra?" tanya Edgar sembari mengecek kening Aleandra yang mengeluarkan darah.

Pandangan Edgar teralihkan pada serpihan vas bunga yang berceceran di lantai, Edgar mendongak menatap Sophia dengan tatapan sinis seolah Edgar tahu bahwa ini semua ulah Sophia.

Sophia menitikkan air matanya, "A-aku tidak sengaja.." tangis Sophia terbata-bata.

Edgar mengabaikannya, Edgar justru buang muka dan menuntun Aleandra untuk ikut dengannya keluar dari kamar Sophia.

Sophia menangis sendirian di kamarnya, ini tidak adil. Aleandra pasti sengaja memancing emosinya, Aleandra pasti sengaja ingin Edgar datang dan menolongnya. Aleandra pasti sengaja membuat Sophia semakin buruk di mata Edgar.

Aleandra sialan, wanita licik itu. Sophia berharap Aleandra mati.

-

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang