BAB 16

77.3K 6.2K 262
                                    

Saat Aleandra dan Edgar masuk, seluruh pandangan tertuju kepada mereka berdua. Banyak yang mulai berbisik-bisik soal mereka berdua, ada yang berbisik soal tampannya Edgar, ada yang berbisik soal indahnya gaun yang Aleandra kenakan. Ada juga yang berbisik negatif soal mereka berdua.

Beberapa dari mereka menyayangkan bahwa kali ini Edgar datang bukan dengan Sophia melainkan dengan istri barunya, dulu Edgar selalu datang ke acara seperti ini dengan Sophia. Mereka terlihat seperti pasangan paling cocok dan elegan, tapi sejak Sophia kecelakaan Edgar sering datang sendiri lalu kini Edgar justru datang dengan Aleandra sebagai gandengannya.

"Itu istri keduanya Edgar kan, Sophia terlihat jauh lebih elegan. Dia tidak ada apa-apanya dibanding Sophia, dia justru terlihat seperti anak-anak."

"Itu mungkin karena bentuk badannya saja yang mungil, dia cantik dan elegan dengan caranya sendiri. Lihat senyumnya, dia terlihat pantas bersanding dengan Edgar."

"Tapi ku dengar dia itu masih sekolah, teman ku kebetulan bekerja di sekolah milik yayasan Edgar. Teman ku bilang Aleandra  itu sempat putus sekolah dan baru disekolahkan kembali oleh Edgar, bahkan Edgar menyuruh pihak yayasan dan guru lainnya yang tahu soal identitas dan usia Aleandra yang sebenarnya untuk tutup mulut agar Aleandra bisa bersekolah dengan tenang."

"Memangnya berapa usianya, dia bukan minor kan? Edgar keterlaluan kalau dia menikahi anak di bawah umur."

"Sepengetahuan ku dia itu berusia 20 atau 21 tahun."

Aleandra mendengar semua omongan tamu-tamu lainnya tentang dirinya namun Aleandra berpura-pura tak mendengar, tangannya masih melingkar erat di lengan Edgar. Mengikuti setiap langkah Edgar.

"Wah senang bisa bertemu dengan anda di sini." Seorang laki-laki paruh baya menghampiri Edgar dan Aleandra, mengulurkan tangannya menjabat Edgar dan Aleandra secara bergantian. Laki-laki paruh baya tersebut juga mengarahkan istrinya untuk menjabat Edgar dan Aleandra.

"Seperti apa yang saya dengar, ternyata istri anda jauh lebih cantik aslinya." puji laki-laki paruh baya itu lagi sekedar berbasa-basi. Lalu mereka membincangkan soal pekerjaan yang tak Aleandra mengerti, Aleandra hanya tersenyum canggung berdiri di samping Edgar seperti patung.

Aleandra tidak terlalu mendengar pembicaraan antara si laki-laki paruh baya tersebut dengan Edgar, Aleandra justru sibuk melihat-lihat sekitar, memperhatikan tamu lain yang ada di tempat ini.

Hingga pandangan Aleandra terjatuh pada sosok laki-laki di kejauhan yang tengah melangkah mendekat ke arahnya. Jantung Aleandra seolah berhenti berdetak saat ia bertemu pandang dengan laki-laki tersebut, laki-laki itu tersenyum seolah senang bertemu dengan Aleandra di sini tapi tidak dengan Aleandra.

Aleandra takut. Sangat takut.

Terlebih lagi saat laki-laki itu semakin dekat ke arahnya, Aleandra hanya bisa mencengkram erat lengan Edgar karena ketakutannya.

Edgar yang menyadari perubahan sikap Aleandra, ikut menoleh ke arah pandangan Aleandra. Bukan hanya Edgar saja tapi si laki-laki paruh baya berserta istrinya itu ikut menoleh ke belakang.

Namun ekspresi yang mereka tunjukan tidak seperti Aleandra, mereka justru tersenyum lebar menyambut laki-laki tersebut. Menarik laki-laki itu untuk berdiri di antara mereka berdua dan dengan senyum lebar memperkenalkannya kepada Edgar dan Aleandra.

“Perkenalkan ini putra sulung ku, Julian.”

Laki-laki paruh baya tersebut mengikuti putranya untuk mengulurkan tangan menjabat tangan Edgar dan Aleandra.

Julian awalnya bersemangat menjabat tangan Edgar dan Aleandra, sempat tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Aleandra. Belum lagi ternyata Aleandra berkerabat dengan Edgar, orang yang sering ayahnya sebut sebagai orang penting.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang