BAB 38

68.4K 5.6K 276
                                    

Julian mengacak-acak rambutnya, nomornya diblokir oleh Aleandra. Sudah beberapa hari ini Julian mencoba menghubungi Aleandra namun hasilnya selalu tak bisa karena nomor Julian diblokir, bukan hanya nomor teleponnya saja tapi akun sosial media Julian pun diblokir oleh Aleandra.

Julian jadi gundah gulana sendiri, Julian ingin meminta maaf kepada Aleandra. Ia tidak ingin hubungannya dengan Aleandra hancur, meski tak bisa jadi sepasang kekasih paling tidak mereka bisa jadi sahabat. Tapi kini Aleandra marah, dan tak mau memiliki hubungan dengan Julian meski hanya sebuah pertemanan.

Mau bertemu langsung dengan Aleandra untuk minta maaf pun Julian tak bisa, mereka sudah tidak bersekolah lagi. Mereka sudah lulus, jalan satu-satunya untuk menemui Aleandra hanya ke rumah kediaman Edgar Blake—Suami Aleandra.

Tapi apakah Julian berani datang kekediaman Edgar? Apa nyali Julian sebesar itu untuk masuk ke sarang harimau demi mendapatkan maaf Aleandra?

Julian mengacak-acak rambutnya kesal, ia menyesal karena ia telah banyak minum di pesta tersebut. Seharusnya Julian tak gelap mata minum-minum hanya karena ia sekarang sudah legal dan sudah bisa mengkonsumsi minuman beralkohol.

Julian juga menyalahkan dirinya yang bisa-bisa mendatangi Aleandra dan bicara tak sopan di depan Aleandra, kenapa dari sekian banyak hal memalukan dan bodoh di dunia ini yang bisa Julian lakukan saat mabuk, Julian justru membuat hubungannya dengan Aleandra hancur.

***

Aleandra duduk bersantai di sofa sembari memainkan handphonenya sementara Edgar duduk di sofa sembari membelai kaki Aleandra yang berada di pangkuannya. Mengusapnya lembut sementara pandangan Edgar berfokus pada tayangan televisi di depan.

Aleandra sibuk berkirim pesan dengan teman-temannya, membahas soal kampus apa yang akan mereka masuki untuk melanjutkan pendidikan mereka. Aleandra sudah sepakat dengan Edgar bahwa Aleandra akan mengambil gap year demi anak yang ada dalam kandungannya.

Edgar yang meminta Aleandra untuk gap year agar Aleandra baik-baik saja sampai hari melahirkan tiba. Edgar tak ingin Aleandra kelelahan karena harus mengurus persiapan masuk kuliah, ospek dan lain-lainnya dalam keadaan hamil.

Edgar tak melarang Aleandra untuk menuntut ilmu, Edgar justru ingin Aleandra menuntut ilmu setinggi mungkin dan menggapai cita-cita yang selama ini terpaksa Aleandra kubur, Edgar ingin yang terbaik untuk Aleandra.

Dan Aleandra tak menolak permintaan Edgar, Aleandra pikir memang ada baiknya fokus pada kehamilannya dulu baru fokus pada kuliah setelah anak mereka lahir.

Aleandra akan jadi junior teman-temannya.

“Apa kau sudah memberitahu kepada teman-teman mu kalau kau akan gap year?” tanya Edgar seraya mengalihkan pandangannya dari telivisi ke arah Aleandra.

Aleandra menganggukkan kepalanya, “Aku sudah memberitahu mereka, mereka agak kecewa tapi mereka juga mendukung demi kesehatan ku.”

“Kau bisa kuliah setelah anak kita lahir, aku tidak akan melarang mu. Kau bisa kejar impian mu setinggi yang kau mau, sebagai suami aku akan selalu membantu dan mensupport mu. Tapi untuk sekarang ini kesehatan mu dan calon anak kita yang paling penting.”

Edgar memijat pelan kaki Aleandra yang berada di atas pangkuannya, “Saat anak kita lahir, kita bisa saling bahu membahu bergantian menjaganya. Akan ada Nanny juga yang akan membantu kita menjaga anak kita nanti, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan membuat mu merasa terikat dan terbelenggu hanya karena punya anak diusia muda, anak bukan beban. Aku berjanji aku tidak akan membuat mu kesulitan.”

“Iya Edgar.. aku juga tidak pernah menganggap anak kita beban, kau tidak perlu takut. Aku mencintai anak kita sebesar kau mencintainya, bagaimana pun dia tumbuh di dalam diriku. Aku bahkan mencintainya melebihi dirimu." Aleandra meletakkan handphonenya dan beralih mengusap perutnya yang agak membuncit itu.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang