Bab 30

71K 5.5K 178
                                    

Setelah mengetahui Aleandra mengandung anaknya, Edgar segera membawa Aleandra ke dokter kandungan untuk memastikan kalau Aleandra memang benar mengandung dan juga untuk memastikan kalau kandungan Aleandra dalam keadaan sehat.

Bersyukur tak ada masalah apapun, dokter kandungan mengatakan kandungan Aleandra sangat sehat. Dokter kandungan itu juga memberikan beberapa saran dan masukkan yang Edgar dengarkan baik-baik.

“Kita tidak langsung pulang?” tanya Aleandra ketika ia menyadari Edgar tak melajukan mobilnya menuju rumah mereka.

“Kita harus berbelanja sayang, kau tidak dengar apa kata dokter sebelumnya? Kau harus makan-makanan bergizi, konsumsi banyak buah. Maka dari itu kita sekarang harus pergi berbelanja, aku tidak akan membiarkan kulkas kita kosong. Mereka harus terisi penuh sehingga kau mudah mengambil apapun yang kau inginkan saat di rumah.”

Alis Aleandra terangkat sebelah, “Tapi kulkas di rumah kita masih banyak isinya Edgar, lagi pula ada pelayan yang bisa melakukannya.”

“No.. no.. i want to do it for you, for our baby. Kalau pelayan yang melakukannya rasanya berbeda, biarkan aku melakukan tugas ku sebagai suami oke? Biarkan aku memenuhi kebutuhan mu dan anak kita.”

Aleandra menghela nafas, jika itu yang Edgar inginkan maka baiklah Edgar bisa melakukan apapun yang Edgar inginkan.

Aleandra hanya mengikuti apa yang Edgar katakan, menurut saat Edgar mengatakan untuk jangan turun dari mobil sendiri karena Edgar ingin membukakan pintu mobil untuknya.

Bahkan saat berada di super market pun Aleandra hanya diminta mengatakan apa yang Aleandra inginkan sementara Edgar yang mendorong troli penuh barang-barang itu.

Aleandra hanya tersenyum memandang Edgar yang tampak antusias membeli banyak barang yang menurutnya diperlukan, kalau boleh jujur Aleandra suka sisi Edgar yang seperti ini. Aleandra jadi merasa diperdulikan, disayang dan dicintai oleh Edgar.

Suatu hal yang belum pernah Aleandra rasakan sebelumnya, dicintai.

Aleandra maju mensejajarkan langkahnya dengan Edgar, ia menggandeng lengan Edgar sembari melihat-lihat apa lagi yang harus mereka berdua beli.

***

Para pelayan kebingungan bukan main saat mereka menurunkan isi belanjaan yang berada di bagasi mobil Edgar, saat mereka diminta untuk membawa belanjaan ke dalam mereka pikir belanjaannya tidak akan sebanyak ini.

Para pelayan sampai garuk-garuk kepala karena tidak tahu harus menaruh ke mana barang belanjaan tersebut karena persediaan sebelumnya memang masih banyak.

Edgar yang menyadari para pelayan tampak bingung akhirnya memberikan saran, “Buang saja persediaan sebelumnya, makanan untuk Aleandra harus selalu fresh. Buang saja semua dan ganti dengan yang baru.” ujar Edgar sebelum ia menaiki anak tangga menuju kamar, menyusul Aleandra yang sudah pergi ke kamar lebih dulu.

Seorang pelayan yang masih membuka plastik belanjaan lainnya mengangkat kotak susu hamil yang ia temukan di antara barang belanjaan lainnya. Ia menunjukkan kotak susu hamil tersebut kepada pelayan lainnya.

Kini mereka mengerti kenapa Edgar mendadak bersikap seperti ini.

“Sepertinya sebentar lagi akan ada Tuan dan Nona muda di rumah ini.”

***

Edgar masuk ke kamar dan mendapati Aleandra sudah duduk di kursi belajarnya untuk belajar materi yang kemungkinan akan keluar di soal ujian kelulusan nanti.

Edgar melangkah mendekat dan memijat pelan punggung Aleandra, Edgar tahu kalau akan berat bagi Aleandra melewati ujian dalam keadaan mengandung. Edgar tidak bisa melakukan apa-apa selain memberikan support untuk istrinya itu.

“Kalau ada materi yang menurut mu susah kau pahami, kau bisa tanyakan aku. Jangan terlalu menekan dirimu sendiri.” ujar Edgar sembari mengecup puncak kepala Aleandra sekilas, ia memberikan Aleandra privasi dan ketenangan agar Aleandra bisa fokus belajar sementara dirinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di dalam kamar mandi Edgar memandang pantulan dirinya di cermin, senyum Edgar masih mengembang tinggi. Rasanya Edgar tak sabar untuk bertemu dengan Logan besok dan memberitahukan soal kabar bahagia ini kepada kakak sepupunya itu.

“Akhirnya Aleandra hamil, aku sempat kesal karena aku dan Aleandra yang lebih dulu menikah tapi justru Logan dan Agatha yang memiliki anak lebih dulu.” Edgar teringat dengan istri kakak sepupunya itu yang memang sudah hamil besar sekarang, hanya tinggal menunggu waktu untuk melahirkan.

Mungkin Edgar juga besok bisa bertanya-tanya kepada Logan bagaimana cara merawat dan menjaga wanita yang tengah hamil. Berhubung Logan sudah dua kali menjaga perempuan yang hamil, mendiang istrinya dan istrinya yang sekarang; Agatha.

***

Logan menganggukkan kepalanya mendengar celotehan Edgar panjang lebar soal kehamilan istri adik sepupunya itu. Logan turut senang karena Edgar pada akhirnya keinginan Edgar terkabul, semoga saja kandungan Aleandra sehat hingga waktu melahirkan tiba nanti.

Logan tak tahu bagaimana jadinya jika Edgar kehilangan calon anaknya untuk yang ketiga kalinya. Semoga kali ini tidak berakhir seperti sebelumnya.

“Tadinya aku ingin mengadakan pesta besar-besaran untuk menyambut kehamilan Aleandra, tapi aku tidak bisa melakukannya mengingat Aleandra akan ujian kelulusan. Aleandra tidak punya waktu untuk menghadiri pesta seperti itu, Aleandra pasti lebih memilih belajar dibandingkan menggelar pesta secara besar-besaran.” ujar Edgar lagi kembali bercerita kepada Logan.

Kening Logan berkerut, ia tak setuju dengan keinginan Edgar itu. Untung saja Edgar memang tidak jadi melakukan keinginannya karena Logan tahu hal tersebut berbahaya bagi Aleandra dan janin yang sekarang tumbuh di perut Aleandra.

“Sebaiknya tidak ada yang perlu tahu soal kehamilan Aleandra selain orang-orang terdekat saja, Edgar.. kau harus ingat kalau musuh yang ingin menjatuhkan mu ada di mana-mana. Apa kau lupa apa yang pernah terjadi kepada ku? Perusahaan ku yang jaya hampir bangkrut dan aku sempat jatuh miskin karena keteledoran ku. Jangan ulangi kesalahan yang pernah aku lakukan, kau harus lebih berhati-hati.”

Logan menghela nafas berat, “Terlebih lagi kepada istri pertama mu, Sophia. Kau harus lebih berhati-hati kepadanya. Mungkin sekarang kau menyepelekannya karena dia tak bisa bergerak sebebas dulu, tapi ingat Edgar.. wanita itu dulu dengan mudahnya menjebak ku menikahi temannya. Dia dan temannya itu membuat ku hampir kehilangan semuanya yang ku miliki. Istri pertama mu saja sanggup melenyapkan calon anaknya sendiri apa lagi melenyapkan calon anak mu dengan Aleandra.”

Edgar terdiam, perkataan Logan ada benarnya. Edgar tahu selidik apa Sophia, kalau bukan karena keadaan Sophia yang kesulitan bergerak bebas mungkin Sophia sudah sejak lama mengincar Aleandra dan menyakiti Aleandra.

“Aku akan menceraikannya, kali ini aku tidak akan menunda-nunda lagi. Ini demi calon anak ku, demi keselamatannya dan juga agar ia tak bingung nanti kenapa Papanya bisa memiliki dua istri.”

Logan menyentuh punggung Edgar dan menepuk-nepuknya pelan, “Kau tahu apapun langkah yang kau ambil aku akan selalu berada di sisi mu dan mendukung mu sebagai seorang Kakak.”

Next preview

“Kalau boleh jujur aku tidak suka padamu Aleandra, saat Edgar mengatakan dia ingin menikahi mu aku sempat tidak setuju karena menurut ku kau tidak pantas untuk Edgar.”

BAB 31 menyusul ya, kalau gak nanti malam ya besok pagi ya 👍

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang