“Kalian dari mana saja kenapa lama sekali? Jam istirahat sudah hampir habis.” keluh Kayla sembari melirik jam tangannya, “Cepat makan sebelum jam istirahat habis.”
Aleandra menggelengkan kepalanya, “Sepertinya aku tidak makan siang dulu hari ini, perut ku agak tidak nyaman.”
“Aku juga, aku sedang diet jadi aku tidak makan siang dulu hari ini.” Olivia menarik tangan Lorraine dan Kayla, “Ayo kita ke kelas sekarang.”
***
Seperti yang sudah Aleandra janjikan, pulang sekolah Olivia ikut masuk ke dalam mobil jemputan Aleandra. Awalnya Aleandra dan Olivia berbohong kepada Kayla dan Lorraine bahwa mereka ingin ke toko buku untuk membeli buku persiapan ujian, untungnya mereka berdua percaya pada kebohongan itu.
Olivia takjub saat ia memasuki tempat tinggal Aleandra, Olivia juga berasal dari keluarga berada maka dari itu ia bisa sekolah di sekolah elite. Hanya saja tempat tinggal Aleandra dan dirinya sangat kontras berbeda, sekali menginjakkan kaki ke rumah itu pasti akan tahu kalau pemiliknya adalah seseorang yang sangat kaya raya.
“Wah.. tidak bisa diragukan lagi, kekayaan keluarga Blake memang tidak main-main.” Olivia bertepuk tangan takjub, “Di mana kamar mu?”
Aleandra menunjuk ke lantai atas, di mana kamarnya dengan Edgar berada. “Kamar ku di atas tapi maaf aku tidak bisa membawa mu ke sana, itu bukan hanya kamar ku tapi kamar Edgar juga. Edgar mungkin tak nyaman jika ada orang lain keluar masuk kamar kami.”
Olivia menganggukkan kepalanya mengerti, ia paham kalau sepasang suami istri memang perlu privasi. Olivia duduk di sofa dengan santai lalu menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya. “Aleandra.. aku menunggu penjelasan mu.”
Aleandra tak langsung duduk di samping Olivia, Aleandra pergi ke dapur sebentar untuk mengambil minuman dan beberapa snack untuk Olivia. Aleandra juga meminta pelayan untuk menyiapkan makan untuk mereka karena Aleandra tahu siang tadi Olivia juga jadi tak ikut makan siang karena menemaninya muntah-muntah di toilet.
“Aku sebenarnya tidak tahu harus menjelaskan dari mana, yang pasti aku ini dulu pekerja di rumah ini. Aku bekerja merawat istri pertama Edgar.”
“Wha—Uhuk!” Olivia terbatuk saat minum, ia terkejut mendengar perkataan Aleandra, “Ini semacam drama atau bagaimana, kau menggoda Edgar begitu? Wah.. tidak ku sangka ternyata teman ku pelakor.”
“Bukan begitu, aku tidak ada niat sama sekali menggoda Edgar. Jangankan menggoda, pernah berpikiran untuk dekat sebagai atasan dan bawahan saja aku tidak pernah. Urusan ku saat itu hanya mengurus Kak Sophia, itu saja.”
“Lalu bagaimana kalian bisa menikah?” tanya Olivia lagi.
Aleandra menghela nafas, “Aku tinggal di panti asuhan sejak aku kecil dan panti asuhan itu mengalami kendala ekonomi, Edgar datang menawarkan bantuan tapi sebagai gantinya aku harus menikah dengannya.”
Mulut Olivia menganga tak percaya, “Kau serius? Kau tidak sedang bercanda bukan? Kenapa kisah mu seperti drama si miskin dan si kaya?”
Aleandra tertawa kecil melihat reaksi Olivia, “Jika kau saja tak menyangka apalagi aku yang menjalaninya, aku saja tak menyangka aku akan menikah dengan Edgar apalagi dengan alasan uang seperti itu.”
“Lalu bagaimana kalian bisa menikah? Kau kan masih sekolah, masih di bawah umur.”
Aleandra menggelengkan kepalanya, Olivia salah mengira soal usia Aleandra. Aleandra akui ia memang agak baby face, tapi dia lebih tua dari yang Olivia bayangkan.
“Aku tidak di bawah umur, usia ku sudah 21 tahun. Aku bersekolah lagi dan Edgar membantu menutupi soal usia ku agar aku bisa bersekolah dengan nyaman tanpa terkena bully karena perbedaan usia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleandra The Antagonist [END]
RomanceJadi istri kedua tidak pernah ada dalam daftar keinginan Aleandra. Tidak pernah sekalipun. Tapi disinilah Aleandra sekarang, menjadi istri muda dari pengusaha properti bernama Edgar Cornelius Blake.