BAB 8

108K 7.2K 410
                                    

Pesta pernikahan Aleandra dan Edgar berlangsung meriah, banyak rekan bisnis Edgar yang datang untuk memberikan selamat.

Aleandra hanya tersenyum canggung di samping Edgar ketika orang-orang silih berganti memberikan ucapan selamat kepada mereka.

"Selamat atas pernikahan kalian."

Kini giliran Logan Blake—kakak sepupu Edgar yang memberikan ucapan selamat kepada Aleandra dan Edgar.

Logan menepuk bahu Aleandra pelan, "Edgar memang agak keras kepala dan pemaksa. Tapi dia sebenarnya baik, ku harap kalian bisa saling mengerti satu sama lain dan semoga kalian berdua bahagia. Ku tunggu kabar soal kehadiran keponakan kecil ku."

"Aku juga menunggu kabar baik dari mu Kak, kapan kau akan menyusul cinta mu ke Jepang?" Edgar menanggapi Logan, menyinggung soal wanita yang Logan sukai. Yang kini tengah berada di negara lain.

"Diam kau, ini hari bahagia mu. Seharusnya kau fokus pada dirimu." Logan kembali beralih kepada Aleandra, tersenyum tulus kepada Aleandra. "Sekali lagi selamat, anggap saja aku seperti kakak sepupu mu juga. Usia kita memang terpaut jauh, tapi jangan sungkan pada ku. Kalau Edgar menyakiti mu atau membuat mu tidak nyaman, kau bisa katakan kepada ku"

Aleandra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, agak bersyukur bahwa ternyata bagian keluarga dari Edgar tidak semenakutkan yang Aleandra kira. Logan tampaknya orang yang baik.

***

Aleandra sudah kembali ke rumah Edgar, atau lebih tepatnya rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai dari hari ini. Aleandra kembali sendirian, di antar oleh supir pribadi Edgar.

Tidak terkejut sebenarnya, Aleandra sudah menduga hal ini. Edgar sedang sibuk-sibuknya sementara pernikahan mereka saja diadakan secara mendadak.

Edgar harus mengurus urusannya yang tertunda setelah pernikahan mereka, sementara Aleandra pulang sendirian.

Hal yang pertama kali Aleandra dapatkan saat masuk ke dalam rumah besar Edgar itu adalah tatapan sinis. Status Aleandra yang kini menjadi istri Edgar tak merubah sikap pelayan lain kepadanya, Aleandra justru semakin dibenci.

Langkah Aleandra terhenti saat ia bertemu pandang dengan Sophia, yang duduk di kursi rodanya di ruang tengah. Tatapan Sophia tak kalah sinis dari tatapan para pelayan.

Namun Aleandra merasa wajar Sopjia menatapnya dengan penuh kebencian, jika Aleandra berada di posisi Sophia pun Aleandra pasti akan membenci dirinya.

Aleandra melangkah mendekati Sophia, ia merasa bersalah. Dan Aleandra tidak mau Sophia membencinya. 

"Maafkan saya bu, maafkan saya.." Aleandra menunduk menangis tersedu, "Saya janji saya tidak akan lama jadi istrinya Pak Edgar. Saya janji saya akan pergi setelah tugas saya selesai. Saya janji.."

Aleandra kembali mendongak menatap sosok Sophia tak sudi untuk sekedar menatap wajah Aleandra. Tak perduli bahwa Aleandra kini berderai air mata dan bersujud di kakinya sekali pun. Sophia hanya membuang pandangannya ke arah lain.

"Saya janji setelah saya memberikan Pak Edgar keturunan, saya akan pergi dari sini. Ibu bisa pegang janji saya."

"Kau bisa telan janji mu itu Aleandra, dulu juga kau bersumpah tidak akan mau menjadi istri kedua Tuan Edgar. Tapi pada akhirnya kau menjilat ludah mu sendiri karena uang, apa kau pikir kau akan bisa melepaskan semuanya setelah merasakan nikmatnya menjadi Nyonya dari keluarga Blake? Iris kuping ku kalau kau benar-benar melakukannya." Diana tiba-tiba datang, ia melangkah mendakat dan menarik kursi roda Sophia. Hendak membawa Sophia kembali ke kamarnya.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang