BAB 37

65.3K 5.3K 173
                                    

Edgar mendengar semuanya, gunjingan yang tertuju kepada Aleandra dari semua pihak bisa Edgar dengar dengan jelas meski mereka berbisik-bisik sekali pun. Edgar tidak bodoh, ia tahu kalau wanita yang ia cintai itu didiskriminasi oleh orang-orang hanya karena statusnya sebagai istri kedua, atau lebih tepatnya sekarang jadi istri satu-satunya Edgar setelah Edgar resmi bercerai dengan Sophia.

Edgar sudah menawarkan diri itu untuk memaki mereka namun Aleandra menolak, meski begitu Edgar tak akan diam saja. Ia tentu saja akan melakukan sesuatu untuk istri tercintanya itu, selama ini Edgar agak pasif membela Aleandra karena Edgar ingin melihat bagaimana Aleandra bereaksi namun nampaknya Aleandra tak pernah benar-benar menganggap serius orang yang menggunjingnya kecuali manusia sialan yang sudah mengedit foto tak senonoh Aleandra.

Soal anak-anak nakal itu Edgar sudah memberikan pelajaran kepada mereka, nama tiap anak-anak yang mengganggu bahkan yang menyebarkan foto editan Aleandra itu sudah Edgar blacklist sehingga mereka akan kesulitan untuk masuk ke universitas bagus, mereka pun akan kesulitan mencari pekerjaan.

Edgar bahkan memutus kerja samanya dengan tiap orang tua dari anak yang terlibat, baginya tak ada ampun untuk orang yang sudah membuat Aleandra menangis.

Sophia sang istri pertama saja Edgar ceraikan karena sudah membuat Aleandra menangis, apa lagi hanya bocah ingusan yang baru tamat sekolah. Edgar bisa dengan mudah membalas mereka.

Kini Edgar hanya perlu mengurus mulut dari para istri rekan bisnisnya yang kurang ajar, mereka harus diajarkan soal sopan santun. Edgar hanya perlu menggertak suami mereka maka suami mereka yang akan menghukum mereka tanpa Edgar harus repot-repot mengotori tangannya.

Lihat saja pasti di rumah nanti setelah pesta ini berakhir, akan banyak pasangan yang bertengkar. Mungkin juga akan banyak wanita yang mendapat tamparan di pipi dari para suami mereka karena telah lancang bicara soal Aleandra.

Edgar tersenyum dan merentangkan tangannya saat ia melihat Aleandra telah kembali dari toilet, alis Edgar sedikit terangkat ketika melihat Aleandra kembali dengan raut wajah tak bersahabat.

“Ada apa sayang, apa ada yang mengganggu mu di toilet?” Edgar sudah siap untuk pergi ke toilet dan memaki siapa saja yang sudah membuat Aleandra cemberut, namun Aleandra menghentikannya.

“Bukan apa-apa, aku hanya merasa mual. Aku tidak suka keramaian ini. Apa kita masih lama di sini? Aku ingin sekali pulang, aku ingin beristirahat.” 

Edgar mengusap perut Aleandra lembut, tatapannya masih khawatir. “Kau yakin kau hanya ingin pulang? Apa kita perlu ke rumah sakit?”

Aleandra menggelengkan kepalanya, “Aku hanya perlu istirahat saja.”

***

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Edgar berkali-kali melirik ke arah Aleandra melalui  kaca mobil. Edgar khawatir sekali dengan Aleandra dan Edgar yakin mood Aleandra hancur pasti ada sangkut pautnya dengan rumor buruk tentangnya.

Edgar mencengkram kuat setir mobil, ia sudah menceraikan Sophia tapi Aleandra masih saja dipandang buruk. Edgar benar-benar harus mengambil tindakan, tidak ada orang yang boleh membuat Aleandranya sedih.

every tongue that rises against Aleandra shall fall.

Edgar akan memastikan setiap orang yang berkontribusi dalam menyebar rumor, menggunjingkan atau apa pun itu soal Aleandra, akan Edgar buat menderita.

Edgar hendak membukakan pintu mobil untuk Aleandra saat mereka telah sampai di rumah, tapi belum sempat Edgar bukakan Aleandra sudah turun dari mobil lebih dulu dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Aleandra masuk ke kamar diikuti oleh Edgar, Edgar memperhatikan Aleandra yang duduk di depan meja rias dan menghapus make up di wajahnya sebelum melepas gaun merahnya dengan piyama tidur.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang