Bab 20

82.3K 6.4K 298
                                    

Sophia menatap Aleandra dengan tatapan sinis, sudah ia duga akan begini. Wanita mana yang tak terlena dengan harta? Dulu saat baru menikah dengan Edgar, Aleandra mengatakan dengan air mata buayanya kalau ia akan pergi setelah Aleandra memberikan anak. Tapi sekarang Aleandra tidak ingin pergi, meski Sophia sudah menawarkannya sejumlah uang.

Aleandra bodoh, seharusnya Aleandra menerima tawaran yang ia berikan. Karena hanya ini kesempatan yang Aleandra miliki.

Jika Sophia sembuh, dan berhasil mendapat maaf dari Edgar atas kesalahannya di masa lalu maka Aleandra tidak akan dibutuhkan lagi di rumah ini.

Sekarang ini Edgar hanya sedang marah kepada Sophia, karena kesalahan yang Sophia lakukan di masa lalu. Jika mereka berbaikan dan Sophia mengatakan kepada Edgar bahwa kali ini ia telah siap untuk memiliki anak maka Aleandra pasti akan dibuang dari rumah ini.

"Kau salah Aleandra, kau bilang kau bisa meminta Edgar untuk menceraikan ku? Justru aku yang bisa membuat Edgar menceraikan mu, jika aku sembuh, jika aku mengandung lagi. Kau tidak akan berarti lagi di rumah ini Aleandra. Kau mungkin besar kepala karena merasa Edgar menyayangi mu, tapi wanita yang paling Edgar cintai itu aku. Hanya aku. Kami menikah karena cinta, bukan seperti mu yang dinikahi karena nafsu dan keturunan."

"Kau Edgar beli hanya untuk menjadi pemuas nafsunya, hanya sebagai alat untuk mencapai keinginan Edgar untuk memiliki keturunan. Kalau aku mengatakan kepada Edgar bahwa aku kembali siap mengandung, kau tidak akan lagi dibutuhkan. Kau akan dibuang, dikembalikan ke tempat asal mu, panti asuhan busuk itu."

Tangan Aleandra terkepal, perkataan Sophia berhasil memancing emosinya.

"Oh ya? Aku menunggu kalau begitu, buktikan kepada ku kalau kau memang bisa menyuruh Edgar untuk menceraikan ku. Kita lihat nanti siapa yang akan Edgar ceraikan, kau atau aku."

Sophia mengangkat dagunya sombong, "Sudah pasti kau yang akan diceraikan, karena kau hanya orang baru di kehidupan Edgar. Sementara aku sudah bertahun-tahun bersamanya. Saat hari di mana kau diusir oleh Edgar, aku akan menunggu hari itu tiba dan tersenyum paling lebar."

***

Edgar mengusap wajahnya kasar, ia berhasil membantu Logan menyelesaikan masalah keluarganya tapi Edgar sendiri masih terbayang-bayang pertengkarannya dengan Aleandra pagi tadi.

Perihal Julian.

Sepertinya Edgar bereaksi agak berlebihan, Aleandra tidak salah karena Aleandra tidak menerima pernyataan cinta Julian tapi kenapa Edgar semarah ini? Kenapa ia secemburu ini hanya karena ada laki-laki lain yang mendambakan Aleandra.

Apa karena Edgar takut Aleandra goyah dan memilih untuk memacari laki-laki yang lebih muda, lebih tampan dan lebih mengerti Aleandra? Apa itu yang Edgar takutkan sehingga ia bereaksi berlebihan?

Edgar memijit pelipisnya, sepertinya setelah pulang kerja nanti Edgar harus bicara lagi dengan Aleandra. Tapi kali ini mereka harus bicara dari hati ke hati saling jujur satu sama lain.

Mereka juga harus membahas kembali perjanjian mereka sebelumnya, perjanjian itu harus dilupakan karena Edgar tidak mau melepas Aleandra meski Aleandra sudah memberikannya keturunan sekali pun.

***

Julian termenung di kamarnya, memikirkan soal dirinya yang dengan sengaja menghindar dan menjauhi Aleandra.

Bukannya Julian mendadak tak mau berteman dengan Aleandra hanya karena Aleandra telah menikah. Hanya saja Julian masih belum bisa menerima fakta kalau wanita yang ia sukai ternyata sudah jadi milik orang lain.

Julian sudah diberi tahu oleh orang tuanya soal Aleandra, tentang fakta bahwa Aleandra ternyata adalah istri kedua dan juga perintah dari Ayahnya yang menyuruh Julian untuk dekat dengan Aleandra di sekolah.

Ayahnya bilang ini demi kebaikan mereka, demi perusahaan mereka. Tapi Julian masih belum bisa berteman dengan Aleandra tanpa berharap lebih akan perasaannya.

Mungkin nanti saat Julian sudah bisa melupakan perasaannya baru Julian bisa berteman kembali dengan Aleandra, tapi untuk saat ini Julian belum mampu.

Julian menatap layar handphonenya, memandang foto Aleandra yang tersimpan di galerinya. Dalam hati Julian berharap, seandainya saja Aleandra membalas perasaannya. Julian pasti bersedia meski harus jadi selingkuhan Aleandra sekali pun.

***

Edgar pulang sebelum waktu makan malam, sengaja ingin mengajak Aleandra keluar selagi membicarakan masalah mereka. Edgar tidak mau membicarakannya di rumah. Mereka butuh waktu berduaan untuk saling terbuka satu sama lain.

Sebelum sampai di rumah Edgar sudah mengirimi Aleandra pesan, menyuruh Aleandra untuk bersiap-siap karena mereka akan makan malam di luar malam ini.

Awalnya Edgar mengira Aleandra akan menolak tapi ternyata Aleandra justru menerima ajakannya.

Di sini lah Edgar sekarang, turun dari mobilnya untuk menjemput Aleandra sekaligus mengganti pakaiannya.

Saat Edgar memasuki rumah, yang pertama kali Edgar lihat adalah pelayan yang tengah sibuk menata makan malam di meja makan. Dan juga ada Sophia yang kebetulan sekali baru keluar dari kamarnya dengan bantuan Diana.

Edgar mengabaikan Sophia, melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Aleandra.

Di dalam kamar Aleandra telah siap, sedang duduk di depan meja rias sembari menata rambutnya sendiri.

"Kau sudah datang." ucap Aleandra canggung.

"Iya, tunggu aku sebentar. Aku akan berganti baju lalu kita berangkat."

Aleandra berdiri dari posisi duduknya, "Mau ku bantu pilihkan pakaian?"

Edgar menganggukkan kepalanya, "Boleh."

Aleandra tersenyum dan membuka pintu lemari. Memilihkan pakaian untuk Edgar yang serasi dengan mini dress yang sedang Aleandra kenakan.

Tentu saja Aleandra melakukan hal itu bukan tanpa alasan, Aleandra ingin membalas Sophia dan Diana. Dan beginilah cara Aleandra membalas mereka.

Aleandra menyerahkan kemeja pilihannya kepada Edgar yang sudah membuka pakaiannya, tidak mau repot-repot pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian. Toh Edgar sudah sering telanjang bulat di depan Aleandra.

Setelah Edgar selesai mengganti pakaiannya, mereka berdua akhirnya keluar dari kamar. Melangkah beriringan menuruni tangga.

Sophia dan Diana yang sudah siap di meja makan untuk makan malam pun melihat ke arah Aleandra dan Edgar.

Aleandra dengan sengaja menggandeng tangan Edgar di depan Sophia dan Diana, sekilas ia melirik ke arah Sophia dan Diana dengan tatapan mengejek.

Lihat siapa yang Edgar ajak makan bersama malam ini, dirinya bukan Sophia apalagi Diana.

Ada kepuasan tersendiri dalam diri Aleandra saat melihat wajah memerah Sophia dan Diana karena emosi.

Sudut bibir Aleandra terangkat membentuk sebuah seringai.

1-0

Aleandra 1

Sophia dan Diana 0

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang