BAB 10

105K 7K 689
                                    

Warning! Konten di bawah ini mengandung konten dewasa yang mungkin tidak cocok bagi beberapa kalangan. Pastikan usia sudah cukup sebelum membaca lebih lanjut.

Edgar menggerayangi tubuh telanjang Aleandra, ia meniup puting Aleandra yang mencuat karena gairah. Lidah Edgar menjulur membelai puting itu sembari matanya tak lepas memandang ekspresi yang Aleandra berikan.

Jujur, sejak pagi Edgar sudah ingin meniduri Aleandra lagi karena percintaan mereka di malam pertama belum cukup bagi Edgar. Tapi setelah melihat Aleandra kesulitan berjalan, dan juga demi menghargai Aleandra yang baru saja kehilangan apa yang selama ini ia jaga. Edgar memutuskan untuk menahan biarahi gilanya itu.

Tapi ia tidak bisa menahannya lebih lama, terlebih ketika ia pulang dan berbincang dengan Aleandra. Mata Edgar tak bisa lepas dari bibir merah muda Aleandra yang bergerak menjawab pertanyaannya.

Di bawah sana Edgar sudah merasa nyeri, berdenyut ingin lepas. Namun Edgar khawatir jika Aleandra masih kesakitan. Maka dari itu Edgar menanyakan keadaan Aleandra terlebih dahulu sebelum menanyakan apakah Aleandra bersedia jika ia sentuh kembali seperti kemarin malam.

Edgar tidak memperlakukan Aleandra seperti objek, Edgar memperlakukan Aleandra selayaknya istri. Bertanya terlebih dahulu apa Aleandra mau disentuh, dan menghargai jawaban Aleandra apabila Aleandra menolaknya.

Tapi alih-alih menolak seperti perkiraannya, Aleandra justru menganggukkan kepalanya. Menerima ajakan Edgar untuk kembali berhubungan badan.

Sudut bibir Edgar tertarik membentuk sebuah seringai saat Aleandra mendesah, sentuhan, remasan, jilatan dan lumatannya di dada Aleandra membuahkan hasil yang memuaskan. Aleandra terpancing oleh gairahnya, menggelinjang sembari meremas rambut hitam legam milik Edgar.

Setelah puas bermain dengan dada Aleandra, Edgar menegakkan tubuhnya dan menuntun tangan Aleandra untuk menyentuh tubuh telanjangnya yang kekar berotot.

“Sentuh aku, sentuh suami mu ini.” perintah Edgar dengan suara beratnya itu.

Aleandra menurut, jemarinya mendarat di dada bidang Edgar yang terasa hangat. Membelai dada itu dengan gerakan perlahan lalu turun ke otot perut Edgar, membelai otot tersebut dengan takjub.

Aleandra ragu untuk menurunkan tangannya lebih jauh lagi, ia mendongak melihat ke arah Edgar. Ketika ia melihat Edgar mengangguk seolah mempersilahkan Aleandra untuk menyentuh ke daerah sensitifnya.

Dengan tangan gemetar Aleandra beralih mengusap gundukan keras itu, Edgar memang sudah bertelanjang dada namun Edgar masih mengenakan celana kerjanya.

“Buka.” perintah Edgar lagi, Aleandra menuruti setiap perintah Edgar. Ia membuka kancing dan resleting celana Edgar, membantu Edgar melepas celana dan celana dalamnya.

You know what to do, baby..”

Aleandra awalnya agak ragu, namun pada akhirnya ia memberanikan diri menyentuh bagian bawah Edgar itu. Menggenggamnya dan mulai menggerakkan tangannya perlahan, memberikan pijatan lembut di sana.

Pelan tapi pasti, Aleandra mulai memasukkan benda itu ke dalam mulutnya. Memberi kecupan, jilatan dan hisapan di sana. Membuat Edgar memejamkan matanya menahan sensasi yang dirasakannya.

Aleandra sempat tersedak saat mencoba memasukkan lebih dalam, Edgar tertawa kecil melihat hal itu. Aleandra masih belum ahli melakukan hal seperti ini, entah mengapa tindakan Aleandra itu justru tampak imut di mata Edgar.

Edgar masih diam, membiarkan Aleandra bertindak sendiri. Meski sesekali ia meringis ngilu karna bersentuhan dengan gigi Aleandra.

Lama kelamaan Aleandra mulai terlihat tidak malu-malu dan ragu-ragu lagi melakukannya, semakin berani mengeksplor bagian bawah Edgar dengan bibir dan lidahnya.

Aleandra The Antagonist [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang