Ujian hari pertama berjalan dengan baik, untungnya Aleandra tidak mengalami masalah saat ujian berlangsung. Soal yang ia kerjakan pun semuanya bisa ia kerjakan dengan baik karena semua materi yang Aleandra pelajari keluar dalam soal ujian hari ini. Beruntung Aleandra banyak belajar hingga hari ini bisa mengerjakan soal ujian tanpa kendala apa-apa.
Meski pagi hari perutnya sempat rewel karena tak mau menerima makanan apa pun, beruntungnya siang ini setelah sesi ujian selesai Aleandra langsung ke kantin dan memberi beberapa roti untuk ia makan.
Aleandra sibuk memakan roti yang ia beli sembari memperhatikan teman-temannya sibuk membicarakan soal ujian untuk hari esok apakah akan sulit atau tidak bagi mereka.
Satu persatu teman-teman Aleandra pulang lebih dulu, Kayla yang pulang setelah Kayden datang mengajaknya pulang, kemudian Lorraine yang sudah dijemput oleh supir pribadinya. Kini tinggal Aleandra dan Olivia yang berada di kantin sekolah.
“Kau tidak dijemput suami mu?” tanya Olivia sembari memperhatikan Aleandra yang sejak tadi hanya sibuk mengunyah roti. “Nafsu makan mu kuat juga.”
“Pagi tadi aku memuntahkan semua sarapan ku, aku lemas bukan main saat ujian berlangsung. Untung saja soalnya tidak sulit, aku baru merasa lapar dan bisa menelan makanan sekarang.” Aleandra berhenti sejenak untuk minum sebelum melanjutkan perkataannya, “Kalau untuk Edgar dia ada pekerjaan jadi dia tidak bisa menjemput ku. Aku menunggu supir datang menjemput, sepertinya sebentar lagi supir ku akan tiba.”
Baru saja dibicarakan handphone Aleandra sudah berdering, ada pesan masuk dari supirnya yang menyatakan kalau supirnya itu sudah sampai dan sudah menunggu Aleandra di luar gedung sekolah.
“Supir ku sudah datang, kau sendiri bagaimana Olivia?”
Olivia mengibas-ngibaskan tangannya, “Kau pulang saja duluan, aku masih menunggu pacar ku.”
“Oke kalau begitu aku duluan.” Aleandra menenggak habis minumannya sebelum ia pergi meninggalkan Olivia di kantin sekolah. Aleandra berjalan keluar dari area gedung sekolah, ia sudah melihat mobil jemputannya yang telah menunggu di balik gerbang sekolah.
Baru saja Aleandra keluar dari gerbang sekolah hendak menyerang menghampiri mobil jemputannya yang ada di seberang jalan. Langkah Aleandra terhenti setelah merasakan tangannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang, Aleandra menoleh dan mengerutkan keningnya bingung saat melihat siapa orang yang telah menghentikan langkahnya itu.
“Sheina?” Aleandra kebingungan lantaran teman satu panti ya yang sempat menghilang tanpa kabar itu kini kembali muncul di hadapannya, tapi Sheina tidak datang sendiri. Sheina datang bersama Sophia.
Banyak pertanyaan yang berputar di kepala Aleandra saat ini, kenapa Sheina bisa berada di sini? Kenapa juga Sheina bisa datang dengan Sophia? Apa Sheina dan Shopia saling mengenal? Tapi kalau mereka saling mengenal bagaimana cara mereka bisa mengenal satu sama lain?
“Bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin aku sampaikan kepada mu.”
Aleandra melirik ke arah supir yang sudah menunggunya, sepertinya tidak ada salahnya bicara dengan Sheina sebentar. Lagi pula Aleandra penasaran kenapa Sheina bisa datang kemari dengan Sophia. Pada akhirnya Aleandra memutuskan menyuruh supirnya untuk menunggu selagi Aleandra bicara dengan Sheina dan Shopia di Cafe dekat sekolah Aleandra.
Mereka bertiga duduk berhadapan, atau lebih tepatnya Sheina dan Sophia duduk berdampingan di depan Aleandra.
“Kau pasti bingung kan kenapa aku bisa bersama dengan istri pertama suami mu?” tanya Sheina yang berhasil menebak isi pikiran Aleandra.
“Aku bekerja sebagai pelayan di rumah Nyonya Sophia, tak ku sangka teman ku di panti asuhan yang terkenal baik hati justru merebut suami orang lain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleandra The Antagonist [END]
RomanceJadi istri kedua tidak pernah ada dalam daftar keinginan Aleandra. Tidak pernah sekalipun. Tapi disinilah Aleandra sekarang, menjadi istri muda dari pengusaha properti bernama Edgar Cornelius Blake.