Bab 5

5.3K 259 1
                                    

Angela Jelita

Kini aku tengah duduk di ruangan Pak Dirga, lebih tepatnya di sudut ruangan yang menempatkan meja dan kursi sekretaris untukku. Sudah sekitar 1 jam aku menunggu beliau, tapi masih belum ada tanda-tanda kedatangannya. Apa sosok Pak Dirga benar-benar seperti yang diceritakan Siska? Kalau iya, sungguh beruntunglah aku karena memiliki atasan yang baik. Tapi kalau tidak, hmmm bisa kubayangkan hidupku di kantor tak akan nyaman.

Bagaimana pun sosok beliau, aku harap aku dapat bekerja dengan baik  dan tidak membuat dirinya atau Siska kecewa.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan munculah sosok pria tampan, berambut hitam legam, bertubuh tinggi dan berisi, tidak kurus juga tidak gemuk. Pakaiannya juga rapi dengan kemeja abu-abu tua dengan celana panjang dan dasi yang berwarna hitam. Dirinya tampak dewasa sekaligus berwibawa. Yang pasti, dia sukses membuatku terpana dengan dirinya.

"Halo cantik, sebegitu tampankah diriku hingga membuat dirimu tak berkedip dan bahkan uhukk uhukkk maaf, mulutmu sampai terbuka yaaa sedikit?" kekehnya geli.

Aku pun tersadar mendengar ucapannya barusan.

Eeehh, siapa yang tak berkedip dan ya ampun sampai membuka mulut pula.
Jelita bodohhhh! Dirimu yang pria itu maksud! Khan hanya ada kalian berdua di tempat ini!

"Ehem.. aa.. anuuu.. ehhh.. Pak.." jawabku tak enak hati. Jujur aku malu dan gugup. Tak kusangka aku bersikap memalukan seperti tadi.

"Hahahaaa.. Kok jadi nervous gitu sich?" ucapnya sambil melangkah mendekatiku.

Aku menunduk malu. Ingin aku berlari sejauh mungkin dan mencari ember kosong untuk menutupi mukaku.

"Aku Dirga" ucapnya memecah kecanggungan diantara kami.

Perlahan-lahan kuangkat wajahku tuk melihatnya.

"Engg.. Maaf Pak Dirga..Maafkan kelancangan saya ehmm atas sikap saya yang kurang sopan.." jawabku gugup.

Astaga, kurasakan wajahku memanas melihat senyumannya.

"Gapapa kok. Aku malah seneng diliat wanita secantik kamu"

"Ehhh.." jawabku kikuk.

Kulihat dia mengulurkan tangan kanannya ke depan sambil tersenyum manis.

"Tampaknya tadi aku sudah memperkenalkan diriku dan aku belum mengenalmu cantik, hehehe.. Boleh kenalan?" ujarnya seraya mengedipkan mata kanannya dan menahan tawa.

"Eh.. Maaf, Pak. Perkenalkan saya Angela Jelita. Saya sekretaris baru Pak Dirga yang bekerja mulai hari ini," jawabku hati-hati sambil menyambut uluran tangan kanannya dan kami pun berjabat tangan.

"Angela Jelita, nama yang cantik untuk wanita yang juga cantik. Kamu gak usah canggung gitu, nyantai aja.. Aku ingin berbincang-bincang dahulu dengan sekretaris baruku ini sebelum memulai kerja," ucapnya sambil tersenyum lalu berjalan menuju meja kerjanya.

Aku pun membalas senyumannya,  mengangguk dan mengikutinya.

"Kemarilah. Silakan duduk, Jelita.." ucapnya sembari menarik kursi di depan meja kerjanya.

"Baik, Pak. Terima kasih" balasku.

Kulihat Pak Dirga mengambil sebuah map merah yang ada di laci dan duduk di kursinya. Kini ia membaca kertas yang ada di dalamnya.

"Ini pertama kali kamu bekerja di kantora?" tanyanya.

"Benar, Pak.." jawabku sopan.

"Kulihat dari CV mu ini, aku tak menyangka bila kamu adalah lulusan sarjana kedokteran. Wow!" ujarnya sambil tersenyum.

"Iya, Pak." jawabku lagi.

Aku memandangnya gugup. Dia masih terus membaca CV ku sampai akhirnya dia menutup map tersebut. Kini dia menyandarkan badannya ke kursi duduknya yang empuk dan tinggi itu sambil menautkan kedua jarinya menjadi satu dengan menempatkan kedua tangannya di sisi sandaran kursi.

"Hmm, maaf sebelumnya. Siska telah bercerita banyak tentangmu. Aku tidak ingin mengusik masalah yang terjadi padamu. Tapi aku ingin kamu bisa mengikuti dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan barumu."

Aku hanya bisa mengangguk patuh.

"Baiklah, setelah ini akan aku jabarkan mengenai tugasmu sebagai asisten sekaligus sekretaris pribadiku. Aku harap kamu dapat cepat belajar, karena pekerjaan ini bertolak belakang sekali dengan apa yang selama ini kamu pelajari."

"Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha keras mempelajarinya dan melakukan yang terbaik," jawabku sungguh-sungguh.

"Aku yakin kamu bisa. Kebetulan hari ini aku tidak sibuk, jadi aku bisa mengajarimu. Apa kamu udah siap?" ucapnya lagi.

"Iya Pak. Terima kasih banyak atas bantuannya," balasku.

Aku rasa aku akan betah bekerja di sini.. Makasih Siska..

Love & EconomyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang