Dirga Saputra
"Selamat pagi, sayang.." sapaku pada kekasihku yang baru datang. Aku dan Jelita kini sudah berpacaran selama 7 bulan. Setelah melewati 2 bulan masa PDKT ala ABG. Dan selama ini aku selalu merasa bahagia bersamanya.
"Selamat pagi juga, Mas. Ihhh, jangan pake sayang-sayang donk. Ini kan di kantor, malu kalo ada yang denger.." balasnya sambil cemberut.
Jelita mendatangiku yang tengah duduk di sofa sambil membawakan bekal. Setelah kami pacaran, Jelita selalu membuatkan bekal untukku.
Selain itu aku menjadi sangat manja bila tengah bersamanya. Kadang aku minta disuapi saat kami makan, dipeluk, dicium kening atau pipi dan juga ciuman singkat di bibir. Tapi aku paling senang saat aku bersandar di kakinya dan dia mengelus kepalaku.
Tapi tenang saja, kami tidak pernah melakukan hal yang lebih yang tentu saja dilarang selama belum menikah. Aku menjaganya sepenuh hati karena aku mencintainya.
Satu lagi, sepupuku Siska lah yang paling bahagia dengan kebersamaan kami. Dia tidak henti-hentinya memperingatkanku untuk tidak menyakiti Jelita. Dan pastinya, tanpa Siska peringatkan pun, aku pasti tidak akan pernah menyakiti bidadari yang aku cintai.
"Menunya apa hari ini?" tanyaku sambil memeluk dirinya dari samping.
"Heumm, tebak dong.."
"Aku udah laper, Jel.. Masa masih harus nebak?"
"Hihihi.. Iya deh, maaf ya.. Kasian ada yang udah laper.." jawab Jelita lagi terkekeh. Dia memegang pipi kiriku dengan tangan kirinya dan aku meraih tangannya dengan tangan kiriku juga. Aku memegang tangannya lalu menciumnya.
"Muachh.. Terimakasih sudah membuatkan aku bekal selama ini. Kamu tau, aku selalu suka apapun yang kamu masak. Dan aku bahagia bisa menjadi pacar kamu karena aku bisa terus merasakan masakan kamu. Aku harap bisa selamanya."
"Aminnn, Mas.. Ya udah, ini makan dulu. Ada ayam goreng, perkedel jagung favorit kamu sama sayur sop.." ujar Jelita. Dia membuka bekal dan menyiapkan piring untukku.
Segera setelah sarapan, kami membereskan meja dan mencuci tempat bekas bekal, lalu kembali bekerja. Ada rapat yang harus aku hadiri sekarang di luar. Tentunya, Jelita tidak boleh ikut untuk rapat kali ini.
"Bye, Sayang. Maaf nanti aku habis rapat gak sempet makan siang bareng kamu. Kamu nanti makan sama Siska aja ya. Dia udah ngomel ke aku, katanya kangen makan sama kamu.." ucapku pada Jelita dan aku memeluknya dan mencium pipinya.
"Oke, Mas. Hati-hati nyetirnya.." balas Jelita sambil memelukku dan tersenyum.
"Nanti malam, aku jemput jam setengah 8.."
"Ok!"
***
Siska
Sekarang sudah waktunya makan siang. Aku mengirimkan pesan via WA kepada Jelita agar kami bertemu di lobby. Tidak lama kemudian, Jelita pun datang.
"Jel, makan apa ya kita sekarang?" tanyaku.
"Baso aja, gimana?" tawar Jelita.
"Oke, kita ke Baso Mang Mimin di ujung jalan sana yuk."
"Aku ambil motor dulu sama pinjem helm buat kamu ya, Sis." ujar Jelita lagi.
Aku mengangguk dan menunggu Jelita. Setelah Jelita datang, kami segera melaju ke tempat baso yang dimaksud. Baso ini merupakan baso malang favorit di daerah sini. Dan pastinya bakalan ngantri kalau jam makan siang begini. Tapi demi baso, apapun bakal dilakukan. Hahaha..
Sesampainya kami disana, ternyata belum sepadat yang aku bayangkan. Beruntungnya kami bisa mendapatkan tempat duduk dan memesan baso campur 2 porsi dan es teh manis 2 gelas.
"Sis, udah lama yaa kita gak makan baso gini."
"Iya, Mas Dirga kan selalu duluan nyulik kamu tiap kali aku mau ngajak kamu makan."
"Hahaha! Bisa aja kamu."
"Dia kayaknya pelit banget ngebagi kamu sama aku."
"Baso kali dibagi.."
"Hahahaaaa!" tawa kami bersama.
"Aku gak nyangka dia bakal lengket banget ke kamu, Jel. Belum lagi manjanya itu loh, ckckck.."
"Apalagi aku.. Gak tau kalo dia lebih manja dari Mila.."
"Tapi sejauh ini oke-oke aja kan hubungan kalian?!"
"Iya, dia penyayang banget, perhatian juga. Aku nyaman sama dia dan aku sayang dia."
"Pokoknya kalo dia macem-macem, bilang aku aja ya. Hehehee.."
"Oya, bulan depan Mas Dirga kan ulang tahun, kita kasih surprise yuk!" ajak Jelita.
"Boleh juga. Kebetulan pas hari Sabtu juga kan. Gimana kalo kita bikin BBQ party gitu di villa? Ntar aku undang sahabat-sahabatnya juga."
"Ide bagus, Sis. Tapi aku ijin Ayah dan Bunda dulu ya.."
"Sip! Ntar aku bantuin minta ijinnya ke Ayah Bunda. Ajak Mila aja sekalian. Paling kita nginep semalem, besok siangnya kita pulang."
Kami segera menghabiskan baso dan minuman tadi lalu kembali ke hotel.
"Jel, aku duluan ya ke ruanganku. Lain waktu kita lunch bareng lagi yaa. Bye!"
"Sipppp!"
Aku sebenarnya disuruh Mas Dirga menemani Jelita makan siang karena Mas Dirga sedang mempersiapkan kejutan untukknya. Mas Dirga takut Jelita lupa waktu karena bekerja dan melewatkan makan siangnya.
Tanpa disuruh pun, aku senang sekali karena sudah lama gak makan siang bareng Jelita. Tentu saja itu semua karena Mas Dirga yang selalu ingin memiliki Jelita sendiri, jadi selalu ada alasan biar kami gak makan bareng. Dasar Mas Dirga..
Dan masalah rapat, Mas Dirga memang rapat tapi dengan salah satu EO (Event Organizer). Mas Dirga berniat melamar Jelita malam ini. Aku jadi deg-degan akan jawaban Jelita malam nanti. Apa pun jawabannya, aku akan mendukungnya sebagai sahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Lãng mạn3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...