"Kemana aku harus mengantarmu, Jelita?" tanya Pak Dirga kepadaku saat kami sudah di dalam mobil.
"Ke apartemen Siska, Pak.." jawabku.
"Kalian tinggal di apartemen yang sama?" tanyanya lagi.
Aku hanya mengangguk dan enggan menjelaskan. Aku hanya ingin cepat sampai dan mengistirahatkan tubuhku.
"Baiklah.." balas Pak Dirga
Pak Dirga pun segera melajukan mobilnya ke arah apartemen. Sepanjang perjalanan, hanya terdengar alunan musik dari Adele. Kudengar sesekali Pak Dirga bersenandung mengikuti liriknya dan ternyata suara Pak Dirga sangat merdu.
"Suara Pak Dirga sangat bagus", ujarku padanya sambil tersenyum.
"Kamu terlalu memuji, Jelita. Hehehe.. Nah kita sudah sampai."
"Terima kasih banyak sudah mengantar, Pak. Maaf merepotkan."
"Tidak masalah buatku. Kapan-kapan aku boleh mengantar kamu pulang lagi cantik?"
Astaga aku harus jawab apa, batinku.
"Hahahaaa.. Kenapa gugup begitu, Jelita. Ya sudah kamu masuk dulu. Oh iya, ini makanan punyamu. Jangan lupa dimakan ya."
"Iya, Pak."
"Selamat malam, Jelita.."
"Selamat malam, Pak. Terima kasih.." ujarku sambil turun dari mobilnya dan menunggu mobil Pak Dirga beranjak meninggalkan apartemen.
**
Setelah makan dan mandi, aku mengobrol sebentar dengan Ayah dan Bunda. Sementara Mila adikku, dia sudah tidur duluan di kamar karena besok harus bangun lebih pagi ke sekolah.
Aku sekarang tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamarku. Aku kembali mengingat kejadian tadi di cafe.
Hatiku sempat mencelos saat melihat Sammy dan wanita itu di cafe tadi. Mereka tampak begitu serasi. Wanita itu sungguh cantik dalam balutan gaun merah dan tatanan rambut panjang dengan ujung bergelombang. Sedangkan Sammy tetap tampan seperti dulu saat kami pertama kali berkenalan. Mereka juga tampak bahagia.
Jujur, aku masih menyimpan rasa cintaku padanya. Hati ini masih belum bisa melupakannya.
Aku kembali mengingat alasan perpisahan kami dulu. Perbedaan jenjang ekonomi. Dan ini adalah alasan yang sama saat aku berpisah dengan dua pacarku sebelumnya.
Tuhan, aku mohon bantulah aku agar dapat melupakannya dan menemukan kebahagiaanku.. Kebahagiaan yang sejati.. Bersama seseorang yang dapat menerima keadaan keluargaku dan sungguh mencintai diriku apa adanya..
***
Jelita..
Jelita..
Jelita..
Nama itu berputar-putar di kepalaku.
Aku bahagia sekali malam ini aku dapat mengantarnya pulang. Namun sayang sekali aku belum bisa mengenalkannya pada Rico.Kulajukan mobilku menuju rumah sakit milik Rico. Pasti pria itu kini tertidur di ruangannya dengan perut keroncongan.
Ckckck, kadang aku kasihan melihat dirinya. Dia pintar, mapan, dan tampan tapi belum beruntung dalam hal cinta.
Hanya karena seorang wanita bernama Cathy, hatinya hancur berkeping-keping. Sekarang dia menjadi sosok yang menutup diri terhadap wanita mana pun. Padahal sudah satu tahun yang lalu dia bercerai.
Semoga saja ada seorang wanita yang dapat mengobati luka di hatinya. Karena aku sebagai sahabatnya ingin melihat dia bahagia dengan memulai hidup yang baru.
***
"Malam, Suster Clara.."
"Malam ju..ga.. Ahhhh! Pak Dirgaaaa.. Kemana saja Pak, sudah lama tidak main kesini.. Pak Dirga makin cakep deh, hehe.."
"Suster Clara bisa aja, kalau cakep sih udah pasti iya hahahaaa.. Hm, Rico ada di dalam?"
"Iya di tempat biasa. Beliau udah kelaparan kayaknya. Tadi padahal udah saya tawarin, tapi beliau enggak mau."
"Ehem.. sebenarnya dia menunggu makananku ini, Suster.. hehehe.." kekehku sambil mengangkat tiga buah kantong plastik berisi makanan yang kubawa.
"Ohh.. ya udah, silakan masuk Pak Dirga. Minuman favorit Pak Dirga dan Dokter Rico juga udah saya siapkan. Saya pamit pulang dulu."
"Terimakasih dan hati-hati di jalan, Suster."
"Co, bangun.. ini gue udah bawain loe makanan" ujarku seraya menepuk pundak Rico. Rico pun terbangun dan langsung mengambil posisi duduk di sofa.
"Thank's, Ga.. sorry ya udah ngerepotin loe" jawab Rico sambil mengambil bungkusan makanan dari tanganku.
"Yup, nyantai aja bro" cengirku. "Tadi sekretaris baru gue yang gue suruh beli di cafe."
"Gue baru tau loe punya sekretaris, Ga. Sejak kapan?" tanya Rico.
"Belum lama ini. Dia itu sahabatnya Siska. Tadinya gue mau ajak dia kesini. Gue pengen minta bantuan loe buat dia." jelasku.
"Maksudnya?" tanya Rico.
"Dia itu sarjana kedokteran, Co. Ayahnya bangkrut dan dia belum melanjutkan studi profesinya karena harus bekerja membiayai keluarganya. Gue pengen loe bisa nerima dia di rumah sakit ini buat melanjutkan studi profesinya. Karena menurut gue, sayang banget kalau dia cuma S. Ked. Gue pengen dia bisa meraih gelar Dokter nya."
"Hmm... Bentar.. Bentar.. Loe suka ya sama dia atau mungkin jatuh cinta? Karena mana mungkin loe perhatian sampai sejauh ini kalau gak ada perasaan apa-apa kan.."
"Yang pasti gue tertarik sama dia dari pandangan pertama, Co. Dia cantik, baik, dan sederhana. Kalau jatuh cinta, iya juga sih heheheeee! Gue mau dia jd pacar gue juga, Co. Tapi ya sekarang ini mau pendekatan dulu atau bahasa gaulnya PDKT gitu hahaha.." kekehku.
"Wow! Ada yang jatuh cinta rupanya.. Gue jadi penasaran kayak gimana sih cewek ini sampai bisa bikin loe kayak gini, Ga hahaha.." ujar Rico penasaran.
"Nanti gue kenalin kok. Eh tapi dia bisa gak loe terima disini?"
"Dia lulusan mana?"
"Universitas Harapan.."
"Ya bisa langsung itu sih, kan universitas itu memang kerjasama dengan rumah sakit gue" jelas Rico.
"Ooooo..terus?"
"Paling nanti urus dulu dari kampusnya buat lanjutin koas."
"Thank you, Bro! Nanti biaya segala macemnya biar gue yang urus. Anggaplah dia diberi beasiswa dan gue yang jadi donaturnya" ujarku.
"Itu bisa diatur" jawab Rico sambil mengunyah makanannya.
Hmm.. semoga saja Jelita tidak menolak tawaranku untuk melanjutkan studinya disini..
"Btw gimana kabar Mbak Marcella? Udah lama nih gak ketemu.."
"Baik-baik aja dia. Dia lagi super sibuk buat nambah momongan satu lagi."
"Wow kabar bagus dong. Hmm, Co.. Sorry, apa loe belum ada kepikiran buat berumah tangga lagi?"
"Entahlah, Ga. Gue masih trauma sama yang namanya pernikahan." jawab Rico lagi sambil meneruskan makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...