Dirga Saputra
Aku segera berangkat menuju hotel setelah Rico pamit dan menghabiskan sarapannya. Aku sudah tak sabar untuk menemui Jelita dan sarapan bersama.
Semoga saja Jelita menyukai masakanku.
"Hai Mas, met pagi.."
"Pagi juga, sayang.. Kiss nya mana?"
Cuppp.. Jelita mencium pipiku dan dia tersenyum.
Cupp.. Aku pun membalas mencium pipinya.
"Tadaaaa!! Ini spesial buat kamu dan aku.. Yuk kita sarapan, aku udah laper banget nih. Hmm, semoga kamu suka yah.."
"Ok! Aku ambil minum dulu ya. Oya, kok tumben banget kamu buatin bekal sarapan, Mas?"
"Lagi pengen aja masakin kamu."
"Oohh.. Aku kira kamu ngelindur pas jam 5 pagi tadi kamu nge-chat bilang kalo aku gak usah bikin bekal hari ini karena kamu yang bawa, hahaha!"
"Ishh, gak boleh gitu sekali-sekali cowo bikinin masakan buat cewenya?!" omelku.
"Iyaa iyaaa.. Maafin aku yaa.. Makasiiihh banyak lho buat sarapannya ini, Chef. Hihihi! Nih aaaaaa.." ujar Jelita lagi. Dia menyuapiku terlebih dahulu, lalu gantian aku yang menyuapinya.
"Gimana? Enak kan?!" tanyaku penasaran.
"Uhumm.. Enak! Aku kasi nilai 90 deh." ungkapnya.
"Kenapa cuma 90, Jel? Katanya enak banget?! Kamu pelit kasih nilainya, sayang."
"Hahahaaa! Mau tau kenapa?"
"Iya lah, apa alasannya?"
"Kan yang ngajarin kamu masak tuh aku dan yang ngasihin resepnya juga aku, jadi yang dapet 100 tuh aku, bukan kamu dong, heheheee!"
"Hahaaha! Terserah kamu deh, yang penting kamu suka masakanku.."
Jelita hanya menyengir menampilkan deretan gigi putihnya kalau aku mengakui kekalahanku. Dan aku akan selalu tersenyum melihat wajah lucunya itu.
"Sayang, kemarilah." Aku memintanya untuk bersandar padaku dan dia memelukku. Rasanya aku ingin berlama-lama dengannya dalam posisi seperti ini. "Sayang, weekend ini kita jalan-jalan yuk, ke pantai atau kemana gitu. Nanti aku bawa fotografer buat fotoin kita. Mau gak? Kan buat kenang-kenangan sama buat ngisi instagram kita, hehehe.."
"Mau banget, Mas. Udah lama aku gak main ke pantai. Tapi nanti aku juga mau kita difoto sama fotografernya secara diam-diam gitu loh yang kitanya gak sadar sama kamera."
"Iyaa, sayang. Pokoknya nanti kita buat foto yang banyak."
"Mas, bentar lagi kamu rapat loh. Udah dulu ya meluknya.." katanya mengingatkanku dan tersenyum memandangku.
"Hmmm, aku masih kangen kamu, Jel. 5 menit lagi ya.." pintaku.
"Baiklah.." ujar Jelita lagi dan memelukku erat.
"Nanti aku mungkin gak balik lagi ke kantor karena ada meeting lagi dengan Pak Santoso."
"Iya, Mas. Nanti kabari ya kalau kamu udah di apartemen."
***
Angela Jelita
Setelah pulang kerja nanti aku mau membeli perlengkapan pesta ulang tahun Mas Dirga bersama Siska.
Semalam aku memikirkan hadiah apa yang akan aku berikan ke Mas Dirga. Kalau barang seperti baju, dompet, topi, atau sepatu, aku rasa itu sudah biasa. Entahlah, aku ingin memberikan sesuatu yang spesial padanya.
Akhirnya aku teringat permintaannya padaku untuk memanggil dirinya dengan suatu panggilan tersendiri, misalnya sayang.
Memang selama ini aku tidak pernah memanggilnya dengan nama panggilan khusus.
Jadi nanti saat perayaan ulang tahunnya aku mau menuliskan sebuah panggilan untuknya di dalam kotak kado. Aku harap dia menerima kado sederhana dariku itu.
Tring..
Tring..
Bunyi notifikasi dari handphone-ku..
Dari Siska rupanya.
"Jel, kalo kerjaan kamu udah beres, langsung ke ruanganku ya. Eh kalau perlu sekarang. Bantuin aku keluar dari sini. Ada Mas Bagas yang bawel abis."
Siska.. Siska..
Selalu begini kalau sedang bersama kakaknya, Mas Bagas.
"OK.."
Aku segera mematikan komputer setelah mengetikkan 2 huruf tersebut dan beranjak ke ruangan Siska.
Mas Bagas adalah kakak sulung dari Siska. Dia sangat ramah kepada semua orang, memiliki paras tampan, bertubuh tinggi dan sangat gagah. Akan tetapi Mas Bagas juga seorang playboy dan tipe orang yang senang bicara alias cerewet saat mengobrol.
Kadang sangat sulit memutus obrolan dengan Mas Bagas. Jadi kita perlu alasan ini itu untuk bisa menghentikan obrolan dengannya. Dan sekarang aku lah yang menjadi alasan untuk Siska bisa pergi dari sana.
Tok.. tok.. tok..
"Masuklah."
Aku melangkah masuk ke dalam ruangan Siska. Aku menoleh pada Mas Bagas dan menyapanya.
"Sore, Pak Bagas." sapaku.
"Hai, Jelita. Udah lama gak ketemu. Apakabar? Makin cantik aja.." ujar Mas Bagas mendatangiku dan kami bersalaman.
"Kabar baik, Pak.." balasku sambil tersenyum.
"Jel, kamu udah mau berangkat sekarang? Sorry, aku masih bicara sama Mas Bagas nih."
"Uhm, aku balik ke ruangan dulu aja kalo gitu. Kamu selesein dulu aja. Aku tungguin kamu kok." ujarku lagi sambil tersenyum sekali lagi.
"Ehh.. Kalian mau pergi ya? Silakan loh Jel. Ya udah kalo gitu Mas pulang dulu ya, Sis. Sampai ketemu lagi, Jelita cantik." ucap Mas Bagas lagi.
Mas Bagas keluar ruangan, dan Siska memelukku erat.
"Makasih kamu ngebebasin aku dari Mas ku yang bawel, hihihiii!"
"Iya iya.. Ucapan terimakasih diterima dannnn ayo kita berangkat!"
"Yuhuu!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...