Angela Jelita
Pagi hari ini aku bangun lebih pagi karena aku harus naik angkutan umum ke kantor. Ya, sepeda motorku ada di kantor semalaman.
Beep..beep..
Kulihat notifikasi di hp ku..
"Pak Dirga? Ada apa ya tumben pagi-pagi chat?" gumamku seraya membuka chat.
"Pagi, Jelita :) Aku tunggu kamu di depan apartemen kamu. Kita berangkat sama-sama. Motormu masih di kantor kan. Jangan menolak karena aku tidak terima penolakan ;)"
"Astaga! Untung aku udah bangun dan siap-siap."
Aku pun membalas chat nya.
"Pagi juga, Pak. Baik."Perasaanku mendadak jadi tidak enak. Untuk apa dia menjemputku. Semoga saja dugaanku salah kalau dia ada rasa padaku. Aku pun buru-buru mengambil tas dan sepatu lalu berpamitan pada Ayah dan Bunda.
"Jelita berangkat dulu ya Yah, Bun."
"Sarapan dulu, Jel!" ujar Bunda.
"Maaf Bun. Jelita sarapan di kantor saja ya. Gak enak sudah ditunggu teman di bawah."
"Ya sudah Bunda bekalin ya makanannya." ujar Bunda lagi lalu menempatkan sarapan ke dalam kotak bekal.
"Terimakasih Bunda sayang. Jelita pamit." ucap Jelita lagi.
Sesampainya di depan lobby, kulihat Pak Dirga sudah menunggu di depan mobilnya dan aku pun bergegas menghampirinya.
"Maaf Pak menunggu lama."
"Tidak apa-apa kan aku jemput kamu?"
"Ehmmm... Tapi maaf saya bisa pergi sendiri, Pak."
"Aku tidak menerima penolakan, dan lagi kita kan searah. Ayo masuk.." ujar Pak Dirga lagi dengan tersenyum dan membukakan pintu untukku.
"Terima kasih, Pak. Maaf merepotkan."
"Jelita.. Bolehkah aku minta tolong satu hal sama kamu?" tanyanya sambil melirikku di balik kemudinya.
"Boleh saja.. Bapak mau minta tolong apa?"
"Jangan panggil aku dengan sebutan Pak jika kita sedang di luar kantor karena rasanya seperti aku ini sudah tua sekali hehehe.. Panggil saja dengan Mas Dirga atau nama saja. Karena umur kita tidak terpaut jauh." ucapnya.
"Baiklah Pak, ehh Mas Dirga." balasku.
"Kamu sudah sarapan?" tanyanya.
"Uhm belum. Tapi saya bawa bekal kok. Ini.." jawabku sambil mengangkat kantong kain berisi bekalku.
"Wah kapan-kapan boleh dong aku dibawain bekal?" cengir Mas Dirga.
"Iya Mas.." jawabku lagi.
"Kalau kamu lapar dan mau makan bekalmu sekarang, makan saja. Aku nggak akan minta kok hehehe.. Paling ngiler sedikittttt" candanya.
"Hahaha! Ileran dong jadinya."
"Gapapa ileran juga, kan yang liat cuma kamu.." ujar Mas Dirga sambil menaik turunkan kedua alisnya. "Jel, kamu udah punya cowo belum?"
"Uhmm.. Belum, Mas. Masih pengen kerja dulu buat bantu orangtua dan menyekolahkan adik."
"Wah, kamu tipe anak berbakti, Jel."
"Saya rasa semua anak ingin berbakti dan membahagiakan orang tua nya. Bukan begitu?"
"Heheheee! Iya sih.. Beruntungnya mereka memiliki anak seperti kamu, Jel. Tidak hanya parasmu yang cantik, tapi juga kepribadianmu."
"Mas terlalu berlebihan memuji saya."
"Bagus dong! Kan kalau dipuji terus, kamu jadi seneng. Nah kalau kamu seneng, kan aku juga seneng malah bahagia karena aku bakalan liat kamu tersenyum deh.." gombal Mas Dirga.
"Mas ini.."
"Yuhuu! Kita sampaiiii.. Yuk kita turun."
"Mas, terima kasih banyak tumpangannya.."
"Sama-sama, Jel. Kapan-kapan boleh aku jemput lagi? Ya kali aja aku boleh numpang sarapan gitu.." cengir Mas Dirga.
Duh, aku harus jawab apa. Jadi serba salah.
"Karena kamu diam, maka aku anggap itu persetujuan." ujar Mas Dirga lagi.
"Ehh kok? Saaayaa kan.."
"Ssstt.. jangan dibahas lagi, ayo sekarang duduk cantik dan kamu harus makan bekal kamu. Aku bakal tungguin kamu makan sampai habis."
Ya ampunnnn.. Kok Mas Dirga jadi gini sih. Masak aku makan aja pake acara ditungguin segala. Hadeuhh, kalau bukan atasan aku, pasti aku udah pergi.
Jam pun berlalu dengan cepat, tak terasa 10 menit lagi waktunya pulang kantor. Pekerjaanku juga sudah beres.
Mas Dirga masih ada acara di luar dengan para pemegang saham sejak makan siang tadi.Kruuuukkkk.. Kruuuk..
"Laper.." gumamku sambil mengelus perutku. Ya tadi siang aku tidak makan berat dan hanya minum jus yang aku beli di kantin seberang kantor karena ingin lanjut menyelesaikan tugas kantor.
Kok aku pengen nasi goreng ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...