Rico Marcellino
Saat aku tengah menikmati makananku tiba-tiba saja ibu di sebelah wanita cantik itu menjerit kesakitan. Rupanya ibu itu akan melahirkan.
Aku langsung mengatakan pada wanita cantik di hadapanku untuk membawa sang ibu ke RS dan aku segera mengambil mobilku dan memarkirkannya sedekat mungkin dengan warung tenda ini.
Saat ibu hamil itu sedang dinaikkan ke dalam mobil, aku segera membayar makananku dan juga pesanan makanan wanita cantik itu ke Bang Ali.
Setelah itu aku menyempatkan diri menelpon ke bagian IGD RS ku untuk bersiap-siap akan kedatangan pasien ini.
Di sepanjang perjalanan aku dan wanita cantik itu terus berusaha untuk menenangkan sang ibu hamil. Untungnya jarak ke RS tidak terlalu jauh.
Setelah kami sampai, Ibu Gina (nama sang ibu hamil) langsung dibawa ke dalam IGD dan kami mendaftarkan pasien ke bagian pendaftaran.
"Mbak tenang saja, Ibu Gina sudah ditangani oleh tim medis di sini. Kami akan berusaha yang terbaik. Oya daritadi kita belum berkenalan. Nama saya Rico " ucapku sambil tersenyum dan mengulurkan tangan kananku
"Saya Angela Jelita. Terima kasih banyak Mas sudah membantu." jawabnya sambil membalas uluran tanganku.
"Sama-sama. Saya rasa bukan saya saja yang membantu, tapi Mbak juga. Karena Mbak sudah membantu menenangkan pasien. Hehehe.. Jarang ada yang bisa setenang Mbak. Biasanya kalau orang lain malah ikutan panik. Ehm.. Mbak Angela mau saya antarkan pulang dulu? Biar saya saja nantu yang menunggu sampai suami Ibu Gina datang." tanyaku.
"Ehm jangan Mas, saya tidak apa-apa. Tidak enak kalau Mas jadi nunggunya sendiri. Kan saya juga mengantarkan Ibu Gina ke sini." jawabnya.
"Tidak apa-apa. Sebentar saya masuk dulu bilang ke dokternya kalau saya mau mengantar Mbak pulang dulu."
"Baik, Mas. Terima kasih."
***
Di perjalanan..
"Mas Rico, maaf boleh saya turun di pedagang nasi goreng tadi? Karena saya belum bayar makananannya dan motor saya masih ada di sana.." ujarnya pelan.
"Oh baiklah. Tapi makanan kita sudah saya bayar, tapi maaf pesanan makanan kamu tadi juga sudah saya bawa. Ada di bagasi tapi. Maaf.."
"Ya ampun, Mas. Ini saya ganti ya. Maaf.. Saya yang jadi nggak enak, karena tadi buru-buru."
"Tidak usah diganti, saya ikhlas hehehe.."
"Atau nggak, 1 bungkus nasi gorengnya buat Mas saja. Kan saya masih ada 2 lagi." balasnya.
"Oke. Terima kasih ya, Mbak."
"Panggil nama saja, Mas."
"Baiklah, Angela."
"Mas, saya turun di sini saja. Itu motor saya." ujarnya. Aku menepikan mobilku ke pinggir jalan.
"Apa rumah kamu masih jauh, Angela?"
"Tidak jauh kok, Mas. Saya tinggal di apartemen depan jalan sana."
"Ohh.. Syukurlah kalau begitu. Sebentar saya ambilkan makanan kamu dulu."
"Skali lagi terima kasih, Mas."
Aku pun menggangguk. "Hati-hati di jalan, Angela! Sampai jumpa.." ujarku dan melambaikan tangan.
Kenapa aku mengucapkan sampai jumpa? Seolah-olah kami akan bertemu lagi..

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...