Siska
Sore ini aku akan bertemu dengan Rico, suami dari mendiang sahabatku. Entah apa yang ingin dia bicarakan, nampaknya ada sesuatu yang serius.
Sudah 1 bulan aku tidak bertemu dengan Rico dan kedua anaknya semenjak kepergian Jelita. Kami paling hanya berkirim kabar sesekali via Whatsapp.
Aku mengambil pigura yang ada di meja kerjaku. Disitu terlihat ada tawa kebahagiaan antara dua orang wanita yang memakai baju kembaran. Ya, itu adalah fotoku dan Jelita yang aku ambil saat kami akan pergi nonton film di bioskop.
Aku kangen momen bersama Jelita. Aku sangat menyayangi Jelita. Dia tidak hanya merupakan sahabat tapi juga saudara bagiku. Aku terbiasa menceritakan segala hal yang terjadi dalam hidupku kepada Jelita dan dia selalu mendengarkan keluh kesahku tersebut. Tak jarang pula Jelita memberikan saran bagi setiap masalahku.
Dan kini setelah dia tiada, aku bagai anak ayam yang kehilangan induk.
Aku yakin Rico pasti merasakan perasaan kehilangan yang teramat besar sepertiku. Aku kembali mengusap wajah Jelita di pigura itu dan perasaanku menjadi sedih.Jelita..
Aku kangen kamu, Jel. Aku kangen saat dimana aku ngejailin kamu, jalan bareng kamu, nangis bareng kamu, ketawa bareng sama kamu. Kamu jahat, Jel ninggalin aku duluan.Oya 2 bulan lagi aku akan menikah dengan Mas Frans. Dia orangnya baik kok, penyabar, dan pekerja keras, Jel. Doakan aku dari surga ya, Jel agar pernikahanku dengan Mas Frans bisa berjalan lancar.
Nanti sore pas aku ketemu Rico, aku akan ngasih tau kabar ini ke dia. Jadi dia bisa ngambil cuti agar dia bisa hadir di acara pernikahanku bersama si kembar.
Tiba-tiba terdengar lantunan lagu dari ponselku. Mas Frans calling..
"Halo, Mas.."
"Halo, Sis.. Ehm, ini hasil pre marital check up kita udah ada. Maaf tadi aku belum ngabarin kamu."
"Ohh.. Ya udah gapapa, Mas. Gimana hasilnya?"
"Ehm, iyaa.. Iya, sebentar lagi aku sampai ke kantor kamu ya sambil bawa hasilnya ya."
"Oohh.. oke, Mas. Aku tunggu ya.."
Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak mendengar suara Mas Frans barusan.
Ya Tuhan, semoga tidak ada apa-apa..
15 menit kemudian..
Tokk.. tokk.. tokkkk..
"Silakan masuk," ucapku.
"Siska.."
"Ohh, Mas Frans.." Aku tersenyum menyambut kedatangannya dan kami berpelukan.
"Siska, aku boleh minta kopi?"
"Oke, Mas, sebentar yaa aku bikinin.." Aku beranjak ke sudut ruang kantorku dan menyiapkan kopi untukknya. Sesekali aku menoleh melihat Mas Frans yang sedang menyandarkan kepalanya ke sofa sambil memejamkan mata.
Aku menghampirinya dan membawakan secangkir kopi padanya. "Mas, kamu lagi gak enak badan ya?"
Mas Frans membuka kedua matanya dan menjawabku, "Gak juga kok." Dia mengambil cangkir dan menyeruput kopinya. "Makasih ya kopinya, Sis. Kopi buatan kamu selalu enak."
"Iyaa. Uhm, kamu keliatan lelah banget. Ya udah, istirahat dulu aaa.."
"Sisss.." Mas Frans tiba-tiba menarik tubuhku dan merengkuhnya ke dalam pelukannya.
"Masss Frans.."
"Maafff.. Maafin akuuu.." ucapnya lirih.
Aku kaget dengan tindakannya barusan. Aku membelai lembut punggungnya untuk menenangkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...