Rico Marcellino
Angela telah menyelesaikan pendidikan profesinya dan hari ini adalah hari dimana dia akan mengucapkan Sumpah Dokter.
Beberapa bulan yang lalu kami telah bertunangan dan 2 minggu lagi kami akan menikah. Bersamaan dengan acara ini, kami juga memberitahukan kabar bahagia kami ini kepada rekan kerja yang hadir dan teman-teman Angela. Tak lupa kami menyerahkan undangan kepada mereka usai sesi foto bersama.
"Dokter Rico, wah selamat ya untuk rencana pernikahan kalian. Saya turut berbahagia. Dokter Angela Jelita, selamat ya untuk gelarnya. Hehehe!!" ucap Dokter Bima saat menghampiri aku dan Angela.
"Terima kasih banyak, Dokter Bima." ujar Angela.
"Nanti jangan sampai gak hadir ya di acara pernikahan kami nanti." ujarku pada Dokter Bima.
"Siap, Dok." jawabnya.
Beberapa dokter lainnya juga ikut memberikan selamat kepada kami berdua. Setelah itu aku pamit kepada mereka dan menemui kedua keluarga Angela yang telah menunggu kami.
Aku bahagia karena Angela telah berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Aku juga bahagia akan menikahi wanitaku sebentar lagi dan semoga saja aku dapat segera memiliki keturunan bersamanya.
"Sayang, ehmm.. Kamu nanti maunya kita honeymoon kemana?" tanyaku.
"Masss.. Kok tiba-tiba ngomongin honeymoon?" Pipi Angela terlihat bersemu merah.
"Hahaaha! Ya gak apa-apa dong. Kan kita juga udah mau nikah. Dannn.. Kita kan inginnya bisa segera punya bayi."
"Massss.." Angela mencubit pingganggku.
"Awww! Sayang, jangan dicubit dong."
"Biarin."
"Sayang, kamu belum jawab pertanyaan aku tadi." ucapku lagi.
"Ya udah. Bali aja, Mas."
"Cuma ke Bali? Kamu gak mau ke luar negeri?" tanyaku.
"Gak ah. Mas maunya kemana gitu?"
"Kemana aja selama ada kamu, Sayang. Oke, nanti Mas urus semuanya."
"Mas, uhmm.. Makasih ya."
***
Angela Jelita
Akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Aku kini telah sah menjadi istri Mas Rico. Kini kami tengah berada di acara resepsi pernikahan kami yang dilangsungkan di sebuah taman belakang hotel.
Ya kami memilih acara outdoor agar dapat leluasa membaur dengan tamu undangan. Dan kami menyediakan menu khusus favorit kami berdua yaitu nasi goreng Bang Ali.
Kami sebelumnya telah meminta pada Bang Ali untuk mengisi salah satu stand makanan di acara resepsi ini dan dia menyetujuinya. Apalagi setelah kami menceritakan kisah pertemuan aku dan Mas Rico setiap sedang membeli nasi goreng di tempat Bang Ali.
Kami menamai stand itu dengan 'Nasi Goreng Bang Ali, Nasi Goreng Jodoh'. Dan banyak dari tamu undangan yang mengetahui kisah kami itu langsung menuju stand nasi goreng Bang Ali karena penasaran dengan rasa masakannya.
"Jelitaaa!" teriak Siska menghampiri aku dan Mas Rico. "Mau foto dulu dong sebelum pulang."
"Oke." jawabku. Kami pun berfoto bersama. "Makasih ya, udah ngebantuin acara pernikahan kami. Semoga menyusul ya."
"Kamu kan sahabat aku, pasti dong aku bantuin. Kalian jangan lupa bawain oleh-oleh ya pas honeymoon. Hihihi.." ujar Siska sambil memelukku.
"Iya, iya. Nanti aku bawain." balasku.
"Makasih ya, Sis." ucap Mas Rico sambil menjabat tangan Siska.
"Kalian berdua, yang semangat ya bikin keponakan buat aku, hahaha! Dahhhh!" ucap Siska sambil berlalu dan melambaikan tangan pada kami.
"Sayang, tuh denger kan sahabat kamu nyaranin apa. Jadi nanti malam kita harus semangat ya, heheheee!" goda Mas Rico.
"Iiihhh, Mas Rico! Jangan mulai deh.." ujarku malu.
Para tamu undangan satu persatu sudah mulai pulang sekarang, tinggal beberapa orang kerabat terdekat kami saja yang masih ada.
Aku dan Mas Rico dipersilahkan keluarga untuk istirahat duluan ke kamar hotel. Akhirnya kami pamit kepada mereka.
Aku juga memeluk Ayah, Bunda, dan Mila sebelum mereka pulang ke rumah. Mas Rico juga menyalami mereka. Sementara Mbak Della dan keluarganya tadi sudah pulang duluan karena anak-anak mereka rewel.
Dan ada satu hal yang membuatku terkejut. Tadi sebelum resepsi dimulai, Mas Rico bercerita dia memberikan aku kado pernikahan berupa sebuah rumah untuk Ayah, Bunda dan Mila yang letaknya tidak jauh dari rumah yang akan kami berdua tempati.
Dia ingin aku bisa berdekatan dengan keluargaku. Aku terharu mendengarnya. Aku sangat berterima kasih padanya akan kebaikannya pada aku dan keluargaku.
Tadi saat Siska menemaniku berganti pakaian untuk resepsi, dia juga menjelaskan perihal Mas Rico yang sebelumnya mendatangi Siska dan meminta Siska untuk menemaninya saat akan membeli dua rumah baru.
Dia menanyakan pada Siska akan model rumah yang akan dibelinya itu apakah sesuai dengan seleraku atau tidak. Karena menurut Mas Rico, Siska sebagai sahabatku pasti mengetahui keinginanku juga seleraku.
Mas Rico menjelaskan pada Siska kalau apartemen dan rumahnya yang dulu dimilikinya sudah laku terjual. Dan uang hasil penjualannya akan dibelikan dua rumah baru itu. Satu untuk kami, satu lagi untuk keluargaku.
Dan nanti setelah kami pulang honeymoon, kami akan menempati rumah baru tersebut.
Kini aku bersama Mas Rico sudah berada di dalam kamar hotel. Kami melepas alas kaki kami. Mas Rico mengenggam tanganku dan mendudukkanku di pinggir ranjang.
"Sini aku bantuin buka jepitan-jepitan rambut kamu. Habis ini mandi terus keramas."
"Iya, Mas. Ehm, tapi aku bersihin sisa make up dulu deh." Aku langsung menuju ke arah koperku dan membukanya. Aku mencari tas kecil berisi pembersih wajah dan yang lainnya.
Entah kenapa saat Mas Rico akan membantuku pembuka jepitan-jepitan di rambutku, dadaku berdebar tak karuan. Mungkin karena malam ini aku dan dia akan mempersatukan diri kami.
"Sayang, ayo bersihin make up nya. Kamu duduk di meja rias aja ngebersihin make up nya. Aku bukain jepitannya." ucap Mas Rico sambil membuka jas dan dasinya.
"Iii.. Iiyaa, Mas." jawabku sedikit terbata-bata.
Pandangan kami beradu saat kami sama-sama menghadap cermin meja rias.
"Aku tau kamu gugup, Angela. Aku gak akan memaksa kamu melakukannya kalau kamu belum siap." ucap Mas Rico sambil memelukku erat dari belakang. Aku memandangi wajahnya yang tersenyum padaku dari cermin.
"Mas.." bisikku.
"Yaa.." jawab Mas Rico. Dia memberika kecupan kecil di pipiku.
"Uhm, aku siap kok. Tapi.."
"Tapi apa, Sayang?" tanyanya penasaran.
"Tapi kita mandi dulu ya habis ini. Sekarang aku bersihin make up dulu." jelasku.
"Oke.." balasnya semangat.
Aku rasa malam ini akan menjadi malam terindah sepanjang hidupku. Dan aku harap besok kami tidak kesiangan atau ketinggalan pesawat ke Bali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romance3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...