Angela Jelita
Saat Mas Rico mengatakan cinta padaku, aku teringat mimpiku kemarin. Dimana Mas Dirga memintaku untuk membuka hati pada Mas Rico.
Mungkin memang sudah saatnya aku membangun hubungan lagi. Aku pun akhirnya menerima Mas Rico. Aku berjanji akan berusaha mencintainya seperti dia mencintaiku.
Kami berpelukan cukup lama saat kami berteduh, dia bahkan mencium keningku. Ada rasa bahagia memenuhi relung hatiku kini.
"Aku sayang kamu. Aku cinta kamu." ucap Mas Rico lagi.
Aku semakin mempererat pelukanku padanya.
"Angela, hujannya udah agak reda. Kita ke mobil aja yuk makan bekalnya. Aku laper, mungkin karena terlalu bahagia, hehehe.."
"Ada ya jadi laper karena bahagia? Hahaha.. Mas ada-ada aja.."
Kami masuk ke mobil dan aku mengambil bekal di jok belakang.
"Uhm.. Aku cuma bawa nasi, chicken katsu, udang goreng tepung, sama potongan wortel kol plus mayonaise. Ya, mirip Hoka-Hoka Bento gitu deh, hehe.. Gapapa kan?" ujarku. Aku membuka tempat bekal untuk Mas Rico dan memberikan padanya. Sementara Mas Rico mengambilkan sendok garpu untuk kami.
"Gapapa kok. Aku yang makasih udah dibawain bekel. Kamu jadi harus bangun pagi buat masak."
"Aku emang biasa bangun pagi dan masak bareng Bunda, Mas. Tapi pagi tadi, ini aku semua kok yang masak. Tapi maaf aku lupa bawa minum.."
"Aku udah bawa kok. Ada di dalam tas di jok belakang. Cuma air mineral sih." Mas Rico menarik tas yang ada di jok belakang dan mengeluarkan 2 botol air mineral untuk kami. 1 botol dia berikan padaku.
"Makasih, Mas.."
"Sama-sama, Angela.. Selamat makan!"
"Selamat makan juga!" balasku.
"Oya nanti siang kamu aku anter aja."
"Gak usah, Mas. Aku sendiri aja nanti pakai motor."
"Kamu sekarang pacar aku, Angela. Jadi kalo aku pas ada waktu bisa nganterin kamu, pasti aku anterin. Gak usah sungkan.."
"Uhmm, aku mau jelasin dulu ke Mas. Sebenernya nanti siang aku ketemuan sama teman-teman kelompok koasku, perempuan semua kok. Aaa... Akuuu. Ehmm.. Aku agak gak enak kalo mereka ngeliat Mas nganterin aku. Akuuu.."
"Ssstt.. Aku paham maksud kamu. Kamu takut disangka gimana-gimana kan. Gini aja, sementara waktu kita rahasiain dulu hubungan kita. Biar kamu merasa enak ke teman-teman kamu."
"Mas apa gak keberatan?" tanyaku menyelidik.
"Gak kok. Tapi kamu harus tetap bawain bekal ya untuk aku. Biar aku terurus perutnya, hehehe.." jawab Mas Rico.
"Tapiiii.. Sampai kapan kita ngerahasiainnya, Mas?"
"Sampai kamu siap, Angela."
Aku jadi merasa tidak enak hati melihat Mas Rico bersikap melindungiku seperti ini. Walau dia mengatakan kesediaannya merahasiakan hubungan kami, ada gurat kekecewaan di wajahnya.
"Mas.."
"Ya. Ada apa, Angela?"
"Uhm, maafin aku atas sikapku barusan. Kita gak perlu merahasiakannya. Aku gak akan memperdulikan omongan orang tentang kita. Karena kita yang menjalani. Dan aku harap Mas juga begitu."
"Gak ada yang harus dimaafin. Ya udah kalo itu mau kamu. Berartiiii.. Uhm nanti mau dianterin?"
"Iya. Makasih ya, Mas.." jawabku sambil tersenyum padanya. Dia memegang belakang kepalaku dan kembali mengecup keningku.
"I love you, Angela.."
***
Rico Marcellino
Setelah menghabiskan sarapan, aku mengantarkan Angela ke apartemen. Namun kali ini aku mengantarkannya sampai ke depan ruang apartemennya.
Aku diajak bertemu keluarganya dan berbincang-bincang dengan mereka. Ini kali pertama aku bertemu dengan ibu dan adik Jelita. Kalau dengan ayahnya sudah pernah bertemu karena beliau bekerja di Toko Buku-ku.
Saat Angela dan adiknya sibuk membuat kue untuk kami, aku membicarakan hubunganku dan Angela kepada kedua orang tuanya.
"Pak, Bu. Maaf sebelumnya, saya ingin membicarakan sesuatu."
"Silakan Nak Rico.." ujar Ayah Angela.
"Saya dan Angela baru saja berpacaran setelah tadi pagi saya menyatakan rasa cinta saya padanya. Saya ingin menceritakan pada Bapak dan Ibu mengenai keadaan saya. Saya adalah seorang duda yang belum memiliki anak. Saya telah bercerai sekitar satu setengah tahun yang lalu. Saya memiliki seorang kakak perempuan yang bekerja sebagai dokter anak. Kedua orang tua saya telah tiada. Apa Bapak dan Ibu bersedia menerima keadaan saya yang berstatus duda ini untuk bersama dengan putri Bapak dan Ibu?"
"Nak Rico, saya senang dengan sikap Nak Rico yang terbuka seperti ini. Apa Nak Rico serius menjalin hubungan dengan putri kami?" ucap Ayah Angela.
"Iya, Pak. Saya berniat serius menjalin hubungan ini dan saya tidak ingin gagal lagi.." ucapku. Kedua orang tua Angela saling bertatapan, dan kulihat sebuah anggukan yang diberikan Ibunya kepada Ayah Angela.
"Baiklah.. Kami mengijinkan kalian menjalin hubungan, Nak. Kami tidak mempermasalahkan status Nak Rico. Yang penting bagi kami adalah kebahagiaan putri kami. Kami juga bukan orang yang mapan dari segi ekonomi, Nak. Apa Nak Rico mau bersama anak kami yang berasal dari keluarga biasa?" ujar ayahnya lagi.
"Iya, Pak. Mungkin lain waktu kita bisa makan bersama. Nanti saya perkenalkan keluarga kakak saya."
"Silakan diatur saja waktunya, Nak. Kami cuma pesan, titip Jelita. Cintai dia dengan segenap hatimu dan jangan pernah menyakitinya.." ujar Ibunya.
"Baik, Pak. Terima kasih sudah mau menerima saya menjadi orang terdekat putri Bapak dan Ibu."
Pembicaraan kami terus berlanjut sampai aku dan ayahnya Angela bermain catur bersama. Aku sangat menyukai permainan ini, karena dulu aku sering bermain dengan ayahku.
"Ayah, udahan dulu main caturnya. Nak Rico, sekalian makan siang saja di sini. Pasti daritadi capek ngobrol dan main catur sama Bapak."
"Gak capek kok, Bu. Saya malah senang bisa diajak main catur sama Bapak. Dulu saya juga sering bermain catur bersama ayah saya semasa hidupnya."
"Kalau begitu Nak Rico sering-sering kemari ya main catur sama Bapak, hehehe.."
"Baik, Pak."
"Ayo silakan duduk, Nak. Semoga suka masakannya ya.." ujar ayah Angela padaku saat kami di depan meja makan.
Aku tersenyum dan mengangguk. Angela mengambilkan nasi dan lauk pauk untukku. Suasana seperti inilah yang aku rindukan, makan bersama keluarga. Seperti saat kedua orang tuaku masih ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Любовные романы3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...