Rico Marcellino
3 tahun telah berlalu semenjak bayi kembar aku dan Angela lahir ke dunia ini. Aku bahagia sekali karena bisa memiliki keluarga yang utuh dengan seorang istri yang baik hatinya dan anak-anak yang menggemaskan seperti mereka.
Angela di sela-sela kesibukannya sebagai dokter umum masih bisa mengurus serta memperhatikanku dan juga anak-anak. Bagiku dia adalah wanita yang hebat.
Namun kebahagiaan itu seketika hilang semenjak kepergian Angela 1 bulan yang lalu. Angela meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.
"Dokter Rico, selamat malam. Saya Dokter Rudi dari IGD RS Kasih."
"Oh iya, selamat malam juga. Ada apa ya, Dokter Rudi?"
"Maaf sebelumnya, saya mau memberitahukan kalau istri anda mengalami kecelakaan dan dalam kondisi kritis."
"Apaaa?!! Ini tidak mungkin!" Aku tidak percaya pada berita yang baru aku dengar.
"Dok, Dokter Rico.. Dok, saya tunggu kedatangan anda segera, Dok."
"Tolong lakukan yang terbaik, Dok." ujarku sambil menangis.
"Baik, Dok."
Tanpa berpikir panjang aku langsung ke rumah keluarga Angela dan memberitahukan kabar berita ini. Kami segera pergi ke rumah sakit bersama-sama.
Saat kami sampai di sana, Angela sudah tiada. Hatiku hancur melepas kepergiannya tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan untuknya.
Kebersamaan kami yang baru beberapa tahun ini terasa tidak cukup. Aku masih membutuhkannya di sampingku untuk mendampingiku dan membesarkan anak-anak kami.
Dalam 1 minggu terakhir sebelum kepergiannya, Angela memang tampak berbeda. Dia menjadi lebih manja padaku dan saat malam tiba, dia mengajak si kembar untuk tidur bersama dengan kami. Padahal biasanya si kembar tidur di kamar mereka.
Angela juga banyak mengambil foto kami berempat dan juga keluarganya kemudian langsung mencetaknya di printer rumah kami. Kalian tau, dia telah membeli beberapa pak kertas khusus untuk mencetak foto dan juga 3 buah album baru. Hasil fotonya pun langsung ditempel di album.
Di malam terakhir kebersamaan kami, dia mengatakan kalau dia tidak ada lagi di dunia ini, dia ingin yang menjadi ibu untuk si kembar adalah Siska.
Aku kaget karena Angela mengatakan hal yang tak masuk akal seperti itu. Mana mungkin aku menikah dengan sahabatnya, Siska. Aku kemudian merengkuhnya dalam pelukanku dan menghentikan pembicaraan itu serta menegurnya untuk tidak mengatakan hal aneh seperti itu lagi.
Itulah kenangan terakhirku mengenai Angela. Saat ini aku masih di rumah sakit dan baru saja akan pulang.
Tok.. Tokk.. Tokk..
"Silakan masuk.." ujarku. Seorang koas wanita masuk sambil membawa sesuatu. "Silakan duduk."
"Permisi, Dok. Maaf saya mau menyerahkan buku ini." ujarnya.
Aku menerima buku yang menurutku lebih mirip novel.
"Nama kamu siapa, Dik?"
"Saya Siska, Dok."
Deggg.. Siska? Nama itu.. Aku tiba-tiba teringat permintaan terakhir Angela.
"Baik, Siska. Mengapa kamu memberikan saya buku ini?" tanyaku.
"Sebenarnya itu buku yang ditulis oleh almarhumah Dokter Angela. Bukunya baru selesai dicetak 2 hari yang lalu, Dok."
"Angela yang menulisnya?" tanyaku tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Economy
Romansa3 kali menjalin cinta, 3 kali pula hubungan itu harus kandas karena penyebab yang sama. Penyebabnya adalah perbedaan status ekonomi keluarga seorang wanita cantik yang bernama Angela Jelita yang tidak sederajat dengan keluarga mantan-mantannya itu...