Bab 39

3.1K 144 0
                                    

Angela Jelita

Seminggu telah berlalu sejak Mas Rico melamarku. Keseharian kami tetap berjalan seperti biasa. Aku masih membuatkan bekal untuk Mas Rico lalu kami sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.

Waktu untuk bertemu pun sedikit. Jadi kami menyiasatinya dengan video call sesaat di malam hari.

Tepat hari ini aku akan bertemu dengan kakaknya, yakni Mbak Della.
Mas Rico sudah datang dari jam 12 tadi. Dia masih berbincang-bincang dengan Ayah dan Mila.

Aku tengah bersiap-siap dibantu Bunda. Rambut lurusku ditata oleh Bunda menjadi lebih bergelombang dan sebagian dijepit.

Aku juga memberi sedikit sentuhan make up dan tentunya tidak berlebihan agar terlihat beda dari biasanya. Karena biasanya aku berpenampilan seadanya.

Aku memakai gaun selutut warna pink dan juga flat shoes warna senada.

"Nah selesai.. Wahhh, putri Bunda yang ini cantik sekaliii," Bunda tersenyum saat kami berkaca.

"Bunda bisa aja, cantikan Bunda lah.. Hehehe.."

"Ayo cepat, kasihan Nak Rico kelamaan nungguin kamu.."

"Iya, Bun. Makasih yaa.." ujarku seraya mencium pipi Bunda.

Ceklekk..

Aku berjalan keluar kamar dan mendekati Mas Rico.

"Mas Rico." ucapku.

Mas Rico menoleh ke arahku dan kulihat dia agak kaget. "Angelaa.."

"Gimana kreasi Bunda, cantik kan?! Hehehe.." ucap Bunda bangga.

"Bunda nihh.. Kok kreasi? Memangnya Kak Jelita adonan kue?" protes Mila pada Bunda.

"Hihihi.. Ya udah, Nak Rico jangan diliatin terus Jelitanya.."

"Ehmm.. Eh iya, Bu. Hehehee! Saya pangling, Angela semakin cantik dan manis." ujar Mas Rico sambil tersenyum padaku.

Aku menunduk dan tersipu malu mendengar pujian dari Mas Rico.

"Kami pamit dulu Pak, Bu. Dadahh Milaaa.." ucap Mas Rico lagi.

"Kak Jel, ini hampir ketinggalan kue coklatnya.." ucap Mila sambil menyerahkan kotak berisi kue yang sudah aku buat. Mas Rico sebelumnya bilang kalau Mbak Della dan Mas Revan sangat suka kue coklat, jadilah aku membuatnya. Semoga saja mereka menyukainya.

"Makasiii, Mil.. Untung kamu liat, hehe.. Kami pergi Yah, Bun, Mil.." pamitku.

"Hati-hati di jalan.." ujar Bunda lagi di depan pintu.

Aku dan Mas Rico berjalan ke arah lift dan dia menggandeng tanganku. "Kamu cantik banget, Sayang. Pangling.."

"Makasihh.. Mas juga hari ini ganteng banget pake t-shirt sama jeans kayak gini.."

"Kamu santai aja ya nemuin Mbak Della dan Mas Revan. Mereka baik kok.." ucap Mas Rico menenangkanku sambil membawaku masuk ke lift yang telah terbuka. Kami turun ke lantai 1 dan segera menuju parkiran.

"Sini kuenya aku taruh di jok belakang.." Mas Rico meraih kotak kue dari tanganku dan menaruhnya di jok belakang.

"Kita berangkat.."

Aku mengangguk pada Mas Rico. "Semoga gak macet ya jalannya."

"Iya.. Uhm, Angela.. Nanti disana ada keponakan kembarku namanya Celine dan Christina. Mereka sudah masuk SD."

"Kembar? Wah.. Di keluarga Mas ada lagi yang kembar?"

"Uhum.. Tante dan adik eyang juga kembar. Tapi untungnya aku gak kembar."

"Kenapa memangnya?"

"Kalo kembaran aku juga cinta sama kamu kan berabe jadinya.." jawab Mas Rico polos.

"Ya ampunnn. Mas ada-ada aja. Dikirain kenapa. Tenang aja, kalo pun Mas kembar, aku akan tetap milih Mas kok."

"Pastinya karena aku tampan."

"Mas kepedean deh, hahaha!" ejekku.

Mas Rico tertawa mendengar ucapanku.

"Angela.. Kalo nanti kita udah nikah, kamu ingin anak berapa? Kalo kembar gimana?"

"Uhm.. Aku pengennya 3, Mas. Kalo ada yang kembar ya gak masalah. Sedikasihnya sama Tuhan."

"Baiklah. Aku juga gak keberatan kalo 3 atau kembar. Yang penting sehat semua."

"Kalo nanti di pertengahan kita tunangan dulu gimana? Kamu keberatan?"

"Aku gak keberatan kok. Tapi lebih baik dirundingin dulu sama keluarga kita tentang waktunya."

"Oke kalo gitu. Soal rumah, kamu suka rumah kayak apa?"

"Rumah yang biasa aja gak usah terlalu besar tapi nyaman. Ada sedikit taman untuk ditanami bunga dan anak-anak bisa main di situ. Kalo Mas gimana?"

"Aku suka rumah yang minimalis dan ruang keluarga cukup luas."

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 40 menit, kami sampai di rumah Mbak Della dan Mas Revan. Kami makan siang bersama dan mengobrol banyak hal. Ternyata Mas Rico benar kalau Mbak Della dan suaminya ramah.

Mbak Della dan Mas Revan juga senang dengan kue pemberianku dan mencicipinya. Si kembar juga ikut menikmati kuenya. Kami berdua akhirnya larut dalam pembicaraan seputar resep masakan karena Mbak Della suka memasak juga.

"Angela, makasih ya kamu udah mau sama adik Mbak. Mbak merestui kalian kok, hehe.."

"Makasih juga, Mbak buat restunya."

"Ya sudah, nanti kami akan ke tempat Angela untuk berkenalan dengan orang tuanya.." ujar Mbak Della lagi.

"Makan di luar aja gimana, Mbak? Kan jarang juga kita makan di luar bersama.." tawar Mas Rico.

"Ide bagus, diatur aja waktu dan tempatnya, Co.." ucap Mas Revan.

"Co, kamu bantu Angela nyiapin segala sesuatunya. Kasian dia kan sibuk koas, jangan dibebani.." lanjut Mbak Della.

"Iya Mbak-ku tersayang."






Love & EconomyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang