1. Terdampar

2.5K 238 2
                                    

Bab 1 : Terdampar.

°°°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









°°°°°°°°°°

"Hei."

Seorang pria berambut biru berusaha membangunkan tubuh wanita yang tengah terbaring di pesisir pantai.

Tubuhnya kaku tak bergerak, wajahnya pucat dan rambutnya berantakan. Hal itu membuat si pria yang berdiri di sampingnya menjadi sedikit penasaran.

"Hidup gak si?"






Mark, si pria berambut biru masih berdiri dengan was - was. Karena Mark sudah berusaha membangunkan wanita itu selama 30 menit.

"Apa gue kubur aja kali ya?" monolognya lagi dan berlalu mengambil peralatan.

"Mark, mau ngapain?" tanya Yuta, pria cantik dengan rambut agak panjang, dan memiliki senyum yang amat menawan.

"Biasalah." jawab Mark enteng.

"Ada yang hanyut lagi?" tanya Yuta.

Mark mengangguk dan mengambil cangkul di taman belakang yang masih berbekas tanah basah.

"Heran. Apa karena ombak ya, akhir-akhir ini banyak yang terdampar." kata Yuta yang mengikuti Mark dari belakang.

"Loh, kok ga ada?" teriak Mark saat sampai di pesisir pantai, karena wanita tadi yang dilihatnya sudah tidak ada di tempat semula.

Padahal jarak dari pantai ke rumahnya hanya 5 menit dengan berjalan kaki. Jadi tidak mungkin gadis itu bangun dan lari secepat kilat kan?

Bahkan kesadaran pun pasti akan lama kembali kalau keadaannya seperti tadi.

"Dibawa ombak kali." kata Yuta sambil celingak celinguk.

"Bagus deh. Lebih baik kayak gitu. Jadi gue gak perlu repot-repot buat ngubur dia."

Mark berjalan menuju rumahnya diikuti dengan Yuta yang memegang cangkul dan sekop.

"Gila. Mereka siapa?" bisik seorang gadis setelah menguping pembicaraan Yuta dan Mark dari balik batu karang besar.

"Ngapain juga gue bisa sampai disini? Harusnya gue ada di Maldives sekarang." katanya lagi, sambil memukul kepalanya sendiri.

Fiona saat ini masih bingung dengan keadaannya. Seingat Fiona, dia sedang berada di perahu yang mengantarnya ke penginapan di Maldives.

Kemudian ombak besar datang dan menelan perahu Fiona. Setelah itu ia tidak ingat lagi, dan sudah menyadari dirinya berada di pulau asing.

Ditambah lagi mendengar percakapan mengerikan dari dua pria yang mungkin tinggal di pulau ini.

Fiona menunduk dan melihat keadaannya sekarang. Dress putih yang sobek dan basah kuyup, tanpa alas kaki, serta tali tas yang masih melilit bahunya.

Hanya talinya saja. Tas dan isinya entah dimana. Padahal ia menyimpan HP, dompet, dan cincin berlian pemberian pacarnya.

Ah, sialan. Pasti sudah dibawa ombak.

Lalu bagaimana dengan pacar Fiona yang sudah menunggunya lebih dulu di penginapan Maldives?

Fiona menangis memikirkan keadaannya sekarang. Sia-sia ia menabung hanya untuk perjalanan impian yang berujung musibah terdampar.

"Udah mau gelap lagi. Gimana nih?" isak Fiona sambil melihat sekeliling.

Fiona takut sendiri, dan takut bertemu dua orang yang tadi dilihatnya. Wajahnya tampan sih, tapi sepertinya berbahaya.

"Ya Tuhan, tolong. Kirimkan seseorang untuk menyelamatkan nyawaku." doa Fiona dari balik batu karang.

Byur

Ombak besar bergulungan menerjang kaki Fiona dan udara dingin mulai menyelimutinya.

Fiona menatap bulan yang muncul perlahan di langit. Sungguh indah. Cantik sekali. Ia merasakan hatinya berdesir, entah kenapa.

Pertanda apa ini?

Fiona menangis sambil membenarkan rambutnya yang diterpa oleh angin.

THE ISLAND •NCT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang