14. Zoo House

30 15 1
                                    

Frisky

Berbagai macam hidangan sudah lengkap di atas meja yang disiapin sama ART. Gua ngeliatin jam tangan jarum pendek di angka sembilan Mamoy-Papoy lama amat sih katanya mau ketemu client padahal udah dari jam empat sore juga. Yaudahlah gua makan malam sama kucing ditemenin ART.

"simbok sini aja!" panggil gua ke salah satu ART

"Nggih mas?" simbok berdiri di samping gua yang lagi nyendokin nasi keatas piring gua.

"Makan di sini aja mbok temenin Iky sekalian Pak Bejo sama Mbak Tini diajak makan di sini." suruh Gua menatap Simbok.

"Wah nggak usah mas Simbok sama yang lain makan di belakang saja," tolaknya halus

"Nggak papa mbok," ucap Gua 

Kebiasaan gua kalo ortu nggak di rumah semua ART di rumah gua sekalian satpam komplek gua ajakin makan. Tapi pada nggak mau sih katanya nggak enak, nggak sopan juga makan bareng majikan. Padahal gua kagak pernah mandang  rendah mereka. Kadang mereka gua paksa duduk di samping gua makan bareng.

By the way hewan peliharaan gua di rumah banyak, berasa hidup di kebon binatang. Emak Gua seorang dokter cinta Gua alias dokter hewan yang  suka pelihara puluhan kucing Anggora, sedangkan bokap gua ternak ayam Bangkok atau yang sering dijadiin ayam petarung dan berbagai  jenis burung kicau padahal sendiri nya udah punya. Dan gua sendiri pecinta reptil, ada beberapa iguana, tokek, sama anakonda satu dan besok orderan baby crocodile gua sampek. Nggak usah dibayangin deh betapa pusingnya Gua denger mereka pas lagi laper.

Lama-lama bosen juga yak padahal gua udah mainan sama Pussy kucing Mamoy  yang pernah menang kontes taun lalu, apa iya gua gangguin Jacky ayam Papoy yang kemaren menang sepuluh juta di Malang. Sepertinya seru membangunkan Si Jack bobo pasti yang punya langsung marah. Moon maaf sedikit sombong! Tapi kok ini udah jam berapa, kenapa Mamoy sama Papoy nggak pulang.
 
Papoy
Terakhir dilihat pukul 16.45

Pap
21.10

Pap
21.10

PAPOY
21.10

Pulang pap!
21.11

Jacky iky goreng yak?
21.12

Lah kok nggak dibales sih, nggak  biasanya deh. Main ke depan rumah ajalah sapa tau nggak bosen. Gua baru aja melangkah buat buka gerbang depan rumah tetangga.

Dor...dor....

Suara tembakan yang nggak terlalu jelas dari dalam rumah tapi cukup buat Gua terkejoed. Segera gua masuk kali aja ada baku hantam, kan seru tuh.

"HAHAHAHAHAHAHA...."

Itu bang Daniel apa Rafael yak? Ketawanya kenceng banget apa kakek nggak ada di rumah biasanya gua ketawa dikit kakek langsung keluar. Siapa lagi ini dua orang ngadaang di pintu mana pakaian nya serba hitam badannya segede dugong. Ow mungkin anak buahnya Bang Daniel kali yak?

"ここで何が必要ですか?Koko de nani ga hitsuyōdesu ka?"(ada perlu apa Anda ke sini?)" tanya salah satu dari mereka yang sama sekali ngga ngerti bahasanya. Satunya lagi menepuk pundak temannya karena melihat Gua kebingungan.

"Hey hey I don't understand what you're saying?" tanya gua sambil menggaruk tengok yang lagi nggak gatel.

"Sorry, what do you need to come here?" tanya nya balik

"Can you help me call Rafael," ucap Gua

Ini bule mana sih jepang apa korea nyolot aja deh, mana banyak tanya udah kaya wartawan.

"Who are you?" tanyanya lagi

"I'm rafael's friend, i just want to meet rafael please!" jelas Gua, Bang Daniel muncul dibalik badan besar mereka

"Wuih, bodyguard impor nih bang?" tanya Gua ke Bang Daniel

"Nih bocah ngapain sih malem-malem kesini," ucapnya, kalo dari tatapannya sih lagi gak mau diganggu.

"Bosen gua. Lah, lu ngapain mainan tembak-tembakan di dalem rumah malem-malem gini?" tanya gua balik

"Ssst... emang kenapa?" tanyanya ngga suka. Gua hanya menaikan bahu.

"Rafael mana bang?"

"Dia lagi badmood mending lu pulang aja!" usirnya

Pim...pim....

"Tuh bokaplu pulang ntar dicariin mama!Hehehe...." ledeknya
Gua pun balik badan pulang kalo ngga ntar Papoy marah, ya walaupun marahnya gak lebih dari singa. Jujurly Gua jadi pengen beli singa deh daripada melihara kucing Anggora.

"BANG ANJING LU NGIKUT GUA!" teriak Gua dari luar pagar, ada anjing kecil ras poodle di belakang gua.

"ANJING  GUA SINIIN!" suara di balik pagar. Gua melesat menculik anjing gemoy ini.

~ ~ ~


Aurel

Seperti biasa kantin dipenuhi anak-anak kelaparan hingga susah gerak dan ngga kebagian tempat duduk itu udah pasti. Tanpa kabar seharian udah biasa. Ditinggal tanpa alasan sudah biasa. Terluka itu pasti tapi gua tetep happy🎶. Sial Gua jadi ketularan Kang Cendol.

" Guys, bosen nich maka makanan kantin terus!" keluh Viona mebanting sendok di mangkoknya, padahal daritadi udah cape ngantre beli soto, dia malah ngga napsu makan.

"Ya biasa aja!" sewot Risma yang duduk disamping Viona.

"Eh, ntar pulsek kemana gitu?" ajak Naura

"Serah kalian deh," gua pasrah aja gatau lagi mau mereka apa.

"Emmm... gua pengen nyobain seblak di warung yang baru buka yuk. Pasti ada promo!" usul Naura

"Setuju gua!" sahut gua

"Giliran seblak aja cepet," sindir Risma sambil melipat kedua tangannya di atas meja.

"Masalah buat lu?" bales gua

"Setebel apa sih usus lu?" Rima pun memanas Bung.

"Usus sapi," jawab Gua ngasal

"Naura. Lu tau  dari mana info promo begituan lu kan gak terlalu suka pedes?" tanya Risma penuh selidik.

Jdug....

"Ihk...uhuk....

"Naura ogeb! Gimana sih gua kan lagi minum." maki gua ke Naura nyenggol lengan gua

"Pelan-pelan, Rel." sahut Viona

"Rel, gak keselek linggis kan lu?" ledek Risma yang daritadi kesel am Gua.

"Ini nih, Ris. Gua tau dari Aurel. Maapin Rara dong Aurel!" rengek  Naura sambil cubit pipi gua yang sedikit chubby ini sering dimainin Alfa kalo ngga Frisky.

"Ih... pake salting segala sih lu? Cuma sama Risma aja gimana mau liat gebetan pingsan kali lu." cibir Gua

"Apaan sih nggak. Risma tadi udah kaya emak-emak kost...." bisik Naura

"Hahaha... sabi ae lu."

"Gajelas kalian," ucap Viona

"Udah yuk guys masih laper nich!" ajak Naura logatnya niru Viona.

"Mau kemana lagi?" tanya Risma

"Kemana-mana hatiku senang," jawab Viona sambil jingkrak-jingkrak. Gua terkekeh lihat Viona ama muka jutek Risma yang cemberut.

Sweet Ice TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang