Aurel
"Hey beraninya pada keroyokan, mental patungan?" teriak Alfa
"Gausah mancing emosi bego!" Gue coba ngalangin Alfa biar ngga lost control otaknya.
"Rel, lu bawa yang biasanya kan?" tanya Tian
"Ada ini di saku," bisik Gua
Anak-Anak Geng itu semuanya pake masker, dan gua hanya bisa liat dari sorot mata dan rambutnya. Tian mulai melangkah, "Kalian mau apa hah?"
"Bentar Tian! Gua aja." Gua tarik tangannya yang udah ngangkat sebuah pisau. Kalo diperhatiin mereka ada yang mirip Beyes deh. Gua langsung jalan ke arah cowok itu.
"Halah bacot, ayo serang!" Teriak salah satu dari mereka dengan cepat gua hindari pukulan dulu, dengan beberapa tangkisan.
Gua terus maju sampe dihadapan cowok yang gua curigai. Dari belakang ada yang coba narik tangan gua. Gua sikut gitu aja terus gua tendang tanpa liat kearahnya, karna fokus gua cuma kedepan.
Cowok yang gua curigai nyoba lari ke motornya. Dan bener dong, plat motornya sama kek punya Bayu. Di bagian depan dada sebelah kiri ada tulisan 'LEADER'. Gua kejar terus gua tabruk gitu aja dari belakang dan loncat ke punggungnya, nih orang hampir aja nyungsep.
Gua coba lepasin maskernya dia sempat beberapa kali memberontak, dan banting gua juga. Tapi gagal karna kaki gua berhasil mengapit perutnya. Setelah tau lendernya siapa, gua nggak langsung turun dari gendongannya.
"Eh, cewek apaan sih ini, Gila Lu?" gerutunya
"Diem lu!" suruh Gua
Gua liat situasi Trio Kampret yang lagi baku hantam lawan dua puluh orang lebih, sebenernya kasian liat mereka kewalahan walaupun nggak ada yang bawa sajam. Ezel mukanya baru aja sembuh sekarang udah babak belur lagi. Pisau Tian ujungnya udah ada darah, dan baju-baju lawan pada robek. Sedangkan Louis masih asik gebukin orang.
"Eh turun dong!"
"STOP!" Gua ngangkat kedua tangan telapak tangan kiri menghadap ke bawah dan jari telunjuk tangan kanan berdiri di bawah telapak tangan kiri. Kode gerakan itu biasanya dipake dalam permainan petak umpet, yang salah satu pesertanya mau break sebentar. Semuanya liatin kearah gua.
"Itu kan...." ucap Tian terkejoed melihat cowok yang gua tangkep. Trio Kampret lari dan menubruk cowok ini.
Gua yang baru aja turun dari gendongannya ikutan ambruk ketiban
mereka berempat. Mereka bangun dilanjut peluk-pelukan kek Teletubbies, seketika mereka lupa keberadaan gua yang berasa gepeng kek ikan kering."Beyes? Apa kabar lu?" tanya Alfa sambil nepuk-nepuk lengan Bayu.
"Baeklah," jawabnya
"Lu beda banget yes, badanlu gedean kaya gaban sekarang. Tapi masih macho gua sih." puji Tian
"Aduh gimana sih, kalean maen tubruk aja ngga liat-liat apa?" keluh Gua sambil membersihkan pakaian.
"Aduh, mbak cantik nggak papa?" tanya temennya Beyes
"NGGAK PAPA GUNDULMU, SAKITLAH GUA KETIBAN EMPAT COWOK SIALAN INI!" jawab Gua ngegas
"ada yang luka nggak?"
"Masih cantikan?"
"Lu kan, yang kemaren. Siapa sih namanya gua lupa?"
"Aurel bukan?"
"Mbak cantik elepyuuu...muach...."
"Hussst...stop kebanyakan nanya kalean!" temen-temennya Beyes terus pada ngerubungin gua kek kemaren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Ice Tea
Teen FictionYang manis tak selamanya manis Seperti sweet ice tea yang semakin lama rasa manis itu memudar Namun berbeda dengan senyum itu tak akan kubiarkan memudar ~ Rafael Abimanyu Putra ~ Jangan samain gua dengan cewek lain. Karna setiap orang itu berbeda G...