40. Menepis Luka

4 1 0
                                    

Hi readers!

Maaf ya guys author jarang banget publish ceritanya. Jarang ngasih kabar juga huhuhu.... Janji ga ghosting. Akhir-akhir ini sibuk banget nih.

So, stay tuned for my story. I hope you are in good health. And don't forget to click on the star image. Thank you ;)

~ Happy reading guys ~

~ ~ ~
.
.
.
.
.

Rafael

Gua rasanya males berangkat pagi ini. Harus ketemu cewek tomboy itu lagi. Apalagi dia suka permasalahain yang kagak penting. Temen-temenya juga suka cari masalah. Gua mengambil kamera, topi, dan jaket. Lebih baik gua refreshing aja, mumpung masih pagi cari view yang bagus. Gua mau survei tempat aja ke pantai, buat spot foto client.

Gua menelusuri pantai-pantai yang ada di Jogja. Pemandangan pantai di sini kagak kalah eksotis dari Bali. Gua nemu pantai yang masih sepi pengunjung dan pemandangan nya bagus. Pantai itu tertutup oleh batu karang besar sebelah kanan dan kirinya. View di siang hari lumayan bagus. Pesisir pantai banyak kapal nelayan berjejeran rapi menawarkan pengunjung untuk berkeliling. Gua sarapan di salah satu resto dekat parkiran sebelum hunting foto.

Angin sepoi-sepoi memberikan ketenangan. Sialnya gua masih teringat isi flashdisk dari Frisky. Banyak foto-foto cewek tomboy itu tersenyum dengan background sunset di pantai atau pun di gunung. Gua jadi pengen ke tempat-tempat itu. Setelah nikmatin ikan bakar dan es kelapa muda. Gua berjalan mendekati beberapa orang yang sedang mancing di atas batu karang.

"Permisi pak," sapa Gua.

"Iya mas?" jawab pemancing itu.

"biasanya dapet ikan apa pak?" tanya Gua.

"ini udah dapet cakalang sama ikan lemuru,"

"Banyak juga, bapak sudah dari pagi?" tanya Gua lagi.

"Iya mas, masnya mau ikut mancing atau sebenarnya wartawan?" tanya bapak-bapak heran liat gua bawa kamera.

"Saya bukan wartawan pak. Cuma fotografer biasa," jawab Gua santai.

"Saya pamit dulu pak mau lanjut jalan," pamit Gua.

"Silahkan mas, kalau cari pemandangan yang bagus lain bisa di tempat wisata sebelah sana mas," ucap bapak itu menunjuk spot foto yang terdapat balon udara.

"Baik. Terimakasih pak," jawab gua segera ke parkiran.

Sampai di depan mobil, gua kagak langsung jalanin mobil, melainkan liat ulang foto yang gua ambil. Gua langsung pindahin ke laptop dan dikirim ke email sekertaris gua buat bahan referensi. Gua lanjutin survei besok lagi.

~ ~ ~

Aurel

Tring... tring...

Bel pulang udah berbunyi, suasana kelas jadi pecah denger bel. Mereka semua udah ga sabar cepet-cepet pulang karna capek dan bosen dengerin pelajaran sejarah yang bikin ngantuk ini.

Gua beresin buku dan tempat pensil yang isinya berserakan dulu baru keluar kelas. Nunggu biar ngga uyek-uyekan alias crowded. Begitu keluar gua liat di depan lab fisika udah dibuka pintunya. Itu artinya Bu Ratna udah nungguin buat bimbingan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Ice TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang