KAMU SEDANG MEMBACA

Sweet Ice Tea

Ficção Adolescente

Yang manis tak selamanya manis Seperti sweet ice tea yang semakin lama rasa manis itu memudar Namun berbeda dengan senyum itu tak akan kubiarkan memudar ~ Rafael Abimanyu Putra ~ Jangan samain gua dengan cewek lain. Karna setiap orang itu berbeda G...

#action #badboy #enhypen #fantasi #friendship #humor #itzy #love #ryujin #sma #soobin #tomboyishgirl #txt #txtitzy

39. Pengakuan Tian

8 2 0 
                                    

                                              
Aurel
"Lah pesen buat lu mana? Ah lu mah skipnya kecepeten," tanya Gua.
"Iya ikan gua cari dulu," jawabnya liatin. Daniel masuk barengan sama pelayan dan juru masak bawa makanan. Makanannya terus disajikan.
"Kalian makan duluan, gua ada urusan bentar," suruh Daniel menutup pintu.
"Selamat menikmati," ucap juru masak tersenyum.
"Thank you chef, " jawab Rafael.
"Chef ini makanan apaan, dikit amat?" tunjuk Gua ke makanan yang bentuknya sama kaya pastel di atas anyaman bambu.

                            

                                "Chef ini makanan apaan, dikit amat?" tunjuk Gua ke makanan yang bentuknya sama kaya pastel di atas anyaman bambu
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
                            

                          

                          
"Itu Hakau," sahut Rafael.
"Isi apa?" tanya Gua masih penasaran.
"Isi udang sama ada lemak babi," jawab Rafael.
"Eh, gua nanya chefnya bukan lu, Es batu!" ucap Gua kesel.
"Tinggal aja, Chef. Kagak usah dijawab," usir Rafael.
Juru masak dan pelayan mengangguk terus pergi. Gua ngacungin jari tengah ke arah Rafael kesel. Dia cuekin gua dan lanjut makan. Gua masih ragu sih, gua kan belom pernah makan babi. Kalo makanan yang laen mah masih normal-normal aja porsinya. Ada makanan kesukaan  Naruto, terus chicken katsu.
"Kenapa masih diliatin buruan makan!" suruh Rafael dingin.
"Iiih... lu bohongin gua kan, ini bukan babi tapi ayam!" keluh Gua.
Gua nyubit punggung tangan Es batu. Dia cuman senyum dikit. Bukanya baper liat dia senyum, gua malah makin kesel. Gua dikerjain balik ama Es Batu. Selesai makan Rafael giring gua keluar dari studio ngajak nyariin abangnya. Daniel ternyata lagi ngobrol ama bartender di lantai tadi.  
"Daniel, gua masih aus nih minta cocktail boleh ga?" pinta Gua jalan nyamperin yang punya rumah.
"Eh sweety udah selesai?" tanya Daniel noleh.
"Udah bang, siniin kunci mobil lu. Mau gua pulangin tuh cewek bikin pusing," pinta Es Batu.
"Ntar. Sweety minum yang ada di kulkas sebelah sana aja jangan minum cocktail. Ambil sepuasnya," tunjuk Daniel ke sebelah meja billiard ada tiga kulkas.
"Wih, ada empat kulkas!" pekik Gua.
"Tiga picek," maki Es Batu.
"Empat kan lu satunya wkwkwk," ledek Gua lari ke arah kulkas.
"Bangsat," 
Daniel tadi bilang ambil sepuasnya, yaudah gua ambil minum berkarbonasi satu. Tapi gua ambil sepuluh es krim di kulkas sebelahnya. Gua jalan ke arah lift ngelewatin Daniel ama Es batu lagi.
"Daniel makasih ya...Gua mau pulang dulu, bye!" pamit Gua.
"Susulin tuh kagak bisa keluar ntar," suruh Daniel masih kedengeran sebelum lift nutup.
Sweet Ice TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang