18. Hari Patah Hati

2.5K 114 1
                                    


*Part Revisi✍*

For your information
Buat temen temen, Author akan makin semangat
Kalau kalian Vote plus spam comment.
So,Please Vote and Coment,Now ya!💙



🍃🍃🍃



30 menit waktu yang ditempuh,Akhirnya Dimas sampai di Rumah sakit.
Keadaannya sekarang bisa dibilang kacau.
Pikirannya berkelana ke hal-hal yang tidak-tidak.

"Mas bisa tunggu disini,biar kami periksa keadaan pasien" ujar suster,memberhentikan Dimas di pintu UGD.

"Tolong! Tolong! Berikan penanganan yang terbaik untuk istri dan anak saya" ujarnya Panik.

"Baik mas.kami akan memberikan penanganan yang terbaik"jawab Suster,kemudian memasuki kamar UGD,tidak lupa menutup Pintunya.

Dimas benar-benar tidak bisa berpikir dengan baik,keadaan Nayla begini karena ulahnya. Karena Ucapannya.
Harusnya,ia tak pernah mengucapkan itu,dan harusnya ia pula tak harus menuruti semua kemauan Alise dan Papahnya.

Drtt...Drtt
Handphonenya bergetar,Dimas lantas membuka Room Chatnya.

Arik
Udah ketemu lo sama Nayla

Udah

Bagus deh!
Sekarang lo dimana?

Rs

HAH RS?!
Ngapain lo?

Nayla masuk IGD

Kenapa Woy?

Lo gak usah banyak Bacot!
Kalau lo mau kesini Yaudah!

Oke oke.
Rs Mana?

Rs. Citra Medika

Oke gue kesana bareng Anak-anak

(Read)


Dimas menutup Room chat nya,badannya lelah. Lelah karena memikirkan sikapnya yang seperti pecundang.
Kenapa juga dia harus seperti itu.
Menjalin kasih kembali dengan Alise,dan menuruti semua kemauan Orang tuanya,terlebih Ayahnya,hanya karena di iming-imingi pengobatan Nayla.

Padahal ia Tahu,pasti ada maksud lain dari semua Keinginan Orang tuanya.
Disaat ia terpuruk seperti ini,sebagai Seorang Anak ia membutuhkan Dukungan dan Support orang tuanya.
Namun,kedua orangtuanya Sama sama tak perduli padanya,Bahkan setelah ia memutuskan keluar dari Rumah Megah Orang tuanya,ia tak pernah bertemu dengan Ibunya sendiri.
Setiap kali Ayahnya menyuruh datang ke rumah itu,yang Ia dapati hanya Kosong.
Ketika bertanya,maka Ayahnya hanya Akan menjawab,kalau Ibunya sibuk dengan pekerjaannya.
Dimas benar-benar diabaikan. Sama seperti-seperti sebelumnya.
Wajar Bukan Kalau selama Ini ia selalu menolak keras keinginan Orang tuanya untuk bergabung di perusahan,ia tidak mau terlalu banyak bekerja seperti Orang tuanya,Sehingga mengabaikan Orang orang penting di hidup nya.

Lelah dengan segala permasalahan Hidupnya. membuat Dirinya tak percaya pada kemampuan dirinya sendiri.
ia berjalan menuju Kursi Tunggu yang tersedia,Badannya disandarkan di kursi dengan kepala yang menengadah keatas,dan Mata yang tertutup.

"Tuhan,Aku mohon selamatkan Anak dan Istriku"

"Dimas!" panggil Dicky

NAYLA  || Luka Berakhir Duka (End:Revisi📌)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang