AYO, VOTE SAMA KOMEN YANG BANYAK! BIAR AKU SEMANGAT UPTADE!😡❤️
Alhamdullilah, yipiii bisa uptade lagi meskipun telat hehe!
Btw, dari judulnya udah bisa nebak, kan, isinya tentang apa?🙈
Oh iya, aku mau tanya. Kalau boleh tahu, pas baca sebuah cerita, apa yang pengen kalian dapatkan dari cerita itu?
Makasih, ya, udah berkenan jawab wkwk.
Kita langsung aja, cuss!
Ambil baiknya, buang buruknya, ya!⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
Bagian 4 : Hari H
_____Qia dengan malas menjajaki rumahnya setelah pintu terbuka dari dalam. Mukanya cemberut, tergambar dengan jelas bagaimana suntuknya Qia saat ini.
Qia menghela napas pasrah ketika Naura langsung memeluknya sangat erat, seolah tak ingin putrinya itu pergi kemana-mana lagi. Seharian mereka bingung mencari keberadaan Qia sampai larut malam seperti sekarang.
"Kamu kemana aja, Sayang?" cemas Naura melepas pelukan, mengecek setiap inci wajah Qia, juga seluruh badan putrinya secara objektif.
Qia mengulum senyum tipis lantas menggeleng sebagai jawaban. Dari arah belakang sang bunda, Rafka dan Fardan buru-buru mendekat mendatangi keduanya dengan perasaan khawatir.
"Kemana aja, sih kamu, Dek? Bingung, lho kita seharian gara-gara kamu ngilang!"
Suara Fardan yang pertama kali menyusul perkataan bundanya. Cowok itu menghampiri Qia lalu memegang pundaknya. Namun, gadis itu tetap saja diam, enggan menjawab pertanyaan siapapun.
Giliran Rafka yang berucap sembari mengusap ubun-ubun putri bungsunya, "Alhamdulillah, kalau kamu gapapa. Lain kali kalau pergi handphone-nya jangan dimatikan ya, Sayang."
Qia memegang tali tas selempang yang digunakannya. Menatap satu persatu raut muka yang begitu menonjolkan kecemasan. Qia sebenarnya tak tega, tapi mereka duluan yang tega dengan dirinya.
Qia menengok sekilas ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul setengah sepuluh malam. Awalnya Qia berniat menginap di rumah Salsa, tapi karena desakan dari sahabatnya itu, Qia akhirnya memilih pulang.
Keluarga Qia juga tak henti-hentinya menelpon nomor Salsa. Sedangkan gadis cadel itu terus dipaksa Qia untuk berbohong. Dikarenakan tak mau terus-menerus menyembunyikan Qia, Salsa pun menyuruh gadis yang tengah jadi buronan keluarga tersebut untuk balik ke rumah.
"Besok Qia nikah, kan? Qia capek mau tidur."
Ketiganya tercenung mendengar kalimat yang diutarakan tanpa tenaga itu dari mulut Qia.
"Makan dulu, yuk, Sayang!" ajak Naura dan hanya dibalas gelengan oleh putrinya.
Qia yang memang sudah lelah lahir dan batin memutuskan pergi lebih dahulu menuju kamar. Dengan langkah gontai, Qia menapaki setiap lantai yang mengarah ke kamarnya. Mengembuskan napas lelah saat berada di bibir pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Perfect
SpiritualGimana sih rasanya dijodohin sama cowok ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, tapi tunanetra?! *** "Kenapa Dek Qia mau nikah sama Mas yang punya kekurangan?" "Karena gak tau dan terpaksa. Gak tau kalau sebenarnya Mas punya kekur...